Pemasangan Alat Bantu Ventrikel

13 Mar 2023|dr. Levina Felicia
Ditinjau olehdr. Karlina Lestari
Salah satu selang pada alat bantu ventrikel bertugas menghubungkan pompa dengan bateraiSalah satu selang alat bantu ventrikel akan menghubungkan pompa dengan baterai

Apa itu alat bantu ventrikel?

Alat bantu ventrikel adalah alat yang dipasang dalam tubuh untuk membantu fungsi jantung, yaitu memompa darah dari ruang jantung bawah (ventrikel) ke seluruh tubuh.

Alat ini juga dikenal dengan nama ventricular assist device (VAD) atau mechanical circulatory support (MSC), dan digunakan pada pasien yang memiliki jantung lemah atau mengalami gagal jantung.

Alat bantu ventrikel terdiri atas tiga bagian berikut:

  • Pompa

Pompa alat bantu ventrikel memiliki berat sekitar 0,5-1 kg. Pompa ini diletakkan di dalam atau di luar perut pasien.

  • Pengatur elektronik

Pengatur elekronik berupa komputer kecil yang berfungsi mengatur kerja pompa.

  • Baterai atau sumber energi lainnya

Baterai terhubung ke pompa dengan selang yang masuk ke dalam perut pasien. Baterai ini terletak di luar tubuh pasien.

Alat bantu ventrikel dapat dipasang di ventrikel kiri, kanan, maupun keduanya. Namun bagian yang paling sering dipasangi alat ini adalah ventrikel kiri.

Prosedur pemasangan alat bantu ventrikel juga disarankan pada pasien yang sedang menunggu transplantasi jantung atau penderita gagal jantung yang tidak dapat ditangani dengan transplantasi.

Prosedur untuk memasang alat bantu ventrikel melibatkan operasi terbuka dan memiliki risiko yang serius. Tetapi prosedur ini dapat menyelamatkan nyawa pasien dengan gagal jantung berat.

Kenapa pemasangan alat bantu ventrikel diperlukan?

Alat bantu ventrikel direkomendasikan bagi pasien dengan kondisi berikut:

  • Sedang menunggu transplantasi jantung

Pasien yang sedang menunggu jantung dari pendonor dapat menjalani pemasangan alat bantu ventrikel sementara. Alat ini dapat menjaga agar proses pompa darah berjalan dengan baik, dan akan dilepas ketika transplantasi jantung sudah dilakukan.

Alat bantu ventrikel juga akan memperbaiki fungsi organ lain dalam tubuh yang mungkin tidak bekerja dengan baik dan mengatasi kondisi medis lainnya.

  • Tidak bisa menjalani transplantasi jantung

Pasien berusia di atas 65 tahun tidak boleh menjalani transplantasi jantung. Pada pasien dengan kondisi seperti ini, alat bantu ventrikel menjadi terapi permanen untuk gagal jantung dan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.

  • Memiliki fungsi jantung yang kemungkinan bisa kembali normal

Bila gagal jantung masih bisa sembuh, dokter akan merekomendasikan pemasangan alat bantu ventrikel sampai jantung mampu kembali memompa darah dengan normal.

Alat bantu ventrikel juga dapat dipasang sementara selama atau setelah operasi jantung. Alat ini dapat ditanam selama beberapa minggu hingga beberapa bulan dalam tubuh pasien.

Apa saja persiapan untuk menjalani pemasangan alat bantu ventrikel?

Beberapa langkah ini bisa dilakukan sebelum pemasangan alat bantu ventrikel:

1. Perawatan di rumah sakit

Sebelum alat bantu ventrikel ditanam, pasien perlu dirawat di rumah sakit selama beberapa hari untuk mempersiapkan operasi. Selama rawat inap, pasien mungkin akan diberikan pengobatan lain untuk kondisi jantung lemah atau gagal jantung yang dialaminya.

2. Pemeriksaan medis

Dokter akan mengevaluasi beberapa faktor untuk menentukan apakah alat bantu ventrikel merupakan pengobatan yang tepat untuk kondisi pasien atau tidak. Kondisi kesehatan pasien juga akan dinilai untuk memastikan bahwa pasien cukup sehat untuk menjalani pemasangan alat bantu ventrikel melalui beberapa pemeriksaan di bawah ini:

  • Ekokardiogram (USG jantung)

Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar bergerak terkait struktur jantung. Dokter menggunakan pemeriksaan ini untuk mengecek fungsi pompa jantung, katup jantung, dan membantu dokter menentukan apakah pasien menjadi kandidat dilakukannya alat bantu ventrikel.

  • Rontgen dada

Rontgen dada dapat membantu dokter untuk menilai ukuran dan bentuk jantung maupun paru-paru.

  • Tes darah

Tes darah dilakukan untuk memeriksa kondisi hati, ginjal, dan fungsi tiroid sebelum operasi pemasangan alat bantu ventrikel. Tes darah ini juga bisa mengecek kadar zat kimia dalam darah dan tanda-tanda infeksi yang perlu diobati sebelum operasi.

  • Elektrokardiogram (EKG)

Elektrokardiogram dilakukan untuk merekam aktivitas listrik di dalam jantung.

  • Kateterisasi jantung

Pada pemeriksaan ini, dokter memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah vena atau arteri melalui selangkangan hingga mencapai jantung dengan panduan sinar-X. Melalui kateterisasi jantung, dokter dapat menilai tekanan dan aliran darah di dalam jantung.

Bagaimana pemasangan alat bantu ventrikel dilakukan?

Prosedur pemasangan alat bantu ventrikel dilakukan di bawah pengaruh anestesi umum atau bius total. Ini berarti, pasien tidak sadar dan tidak akan merasa nyeri selama prosedur.

Operasi pemasangan alat bantu ventrikel biasanya akan berlangsung selama 4-6 jam, dengan langkah-langkah di bawah ini:

  • Dokter bedah akan membuat sayatan di bagian tengah dada
  • Dokter lalu memisahkan tulang dada untuk mencapai jantung.
  • Doter kemudian menyiapkan tempat untuk memasang pompa alat bantu ventrikel di bawah kulit, di bagian dinding perut atas.
  • Dokter lalu memasang pompa di lokasi tersebut.
  • Satu selang akan menghubungkan pompa ke jantung, selang lain akan menghubungkan pompa ke aorta atau pembuluh darah lainnya, dan selang terakhir akan menembus kulit untuk menghubungkan pompa dengan baterai serta pengatur elektronik.

Alat bantu ventrikel akan menampung darah dari ruang jantung bawah melalui selang yang terhubung pada pompa, lalu memompa darah kembali ke seluruh tubuh.

Apa yang perlu diperhatikan setelah pemasangan alat bantu ventrikel?

Pada umumnya, pasien akan menjalani perawatan di intensive care unit (ICU) selama 2-8 minggu setelah operasi pemasangan alat bantu ventrikel. Selama masa perawatan ini, pasien atau keluarganya akan diajari cara merawat pompa alat bantu ventrikel.

Apa saja komplikasi pemasangan alat bantu ventrikel?

Risiko komplikasi operasi pemasangan alat bantu ventrikel meliputi:

  • Gumpalan darah di kaki yang dapat menuju paru-paru
  • Gumpalan darah pada alat bantu ventrikel yang dapat menuju bagian tubuh lain
  • Serangan jantung atau stroke
  • Gangguan pernapasan
  • Reaksi alergi terhadap obat anestesi yang digunakan selama operasi
  • Infeksi
gagal jantung

Medline Plus. https://medlineplus.gov/ency/article/007268.htm
Diakses pada 21 April 2020

Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/ventricular-assist-device/about/pac-20384529
Diakses pada 21 April 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email