Tahi lalat adalah kumpulan sel kulit yang berwarna cokelat atau hitam dan dapat muncul di bagian tubuh manapun. Tahi lalat biasanya muncul sebelum pasien berusia 20 tahun.
Sebagian besar tahi lalat bersifat jinak dan tidak dapat berkembang menjadi kanker. Oleh karena itu, kebanyakan tahi lalat tidak memerlukan penanganan khusus.
Operasi tahi lalat disarankan bila tahi lalat bersifat ganas atau alasan kosmetik. Prosedur ini hanya boleh dilakukan dilakukan oleh dokter spesialis kulit.
Operasi ini tidak membutuhkan waktu lama dan pasien dapat langsung pulang di hari yang sama. Dokter akan menyuntikkan obat bius di sekitar tahi lalat kemudian mengangkat tahi lalat tersebut. Prosedur ini dapat menimbulkan bekas luka yang permanen.
Tahi lalat perlu diwaspadai sebagai kanker kulit bila baru muncul pada usia lanjut dan mengalami perubahan ukuran, warna, dan bentuk. Dokter akan melakukan pemeriksaan pada tahi lalat. Bila dokter mencurigai kemungkinan sel kanker, dokter akan mengambil sampel jaringan untuk diperiksa di laboratorium. Proses pengambilan sampel ini dinamakan biopsi.
Apabila hasil biopsi menandakan adanya tanda-tanda keganasan atau kanker, dokter akan melakukan operasi pengangkatan keseluruhan tahi lalat dan jaringan di sekitarnya untuk membuang sel kanker.
Operasi tahi lalat juga dapat dilakukan bila pasien ingin tahi lalatnya diangkat karena mengganggu atau alasan kosmetik.
Operasi tahi lalat tergolong prosedur yang mudah dan sederhana. Prosedur ini dapat dilakukan di klinik atau rumah sakit. Terdapat 2 teknik operasi tahi lalat, yaitu eksisi operasi dan cukur.
Pada eksisi operasi, prosedurnya meliputi:
Sementara teknik cukur dilakukan pada tahi lalat dengan ukuran yang lebih kecil. Prosedurnya meliputi:
Pasien dapat langsung pulang ke rumah setelah operasi. Bila pasien merasa nyeri setelah prosedur, obat-obatan pereda nyeri seperti parasetamol dapat digunakan.
Terkadang area operasi dapat mengalami pendarahan kecil ketika pasien sudah sampai di rumah, terutama bila pasien sedang mengonsumsi obat-obatan pengencer darah. Pasien dapat mencoba menekan area operasi tersebut dengan kasa atau kain bersih selama 20 menit. Bila pendarahan tak kunjung berhenti, segera hubungi dokter.
Selain itu, tahi lalat umumnya tidak akan tumbuh kembali setelah diangkat. Bila tahi lalat muncul kembali di tempat yang sama, kemungkinan tahi lalat tersebut bersifat ganas dan dapat berkembang menjadi kanker. Pasien perlu memantau area bekas tahi lalat paskaoperasi dan hubungi dokter bila terdapat keanehan pada luka bekas operasi.
Risiko operasi tahi lalat adalah bekas luka dan infeksi pada area operasi. Untuk menghindari risiko tersebut, pasien dianjurkan untuk mengikuti petunjuk dokter terkait perawatan luka. Pasien perlu menjaga luka tetap bersih, lembab, dan tertutup.
WebMD. https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/mole-or-skin-tag-removal#1
Diakses pada 8 Juni 2020
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/moles/diagnosis-treatment/drc-20375204
Diakses pada 8 Juni 2020
Nuffield Health. https://www.nuffieldhealth.com/treatments/mole-removal
Diakses pada 8 Juni 2020