Operasi pengangkatan ovarium merupakan suatu prosedur pembedahan yang melibatkan pengangkatan satu atau kedua ovarium. Ovarium (indung telur) adalah organ reproduksi wanita yang berada pada kedua sisi rahim. Ovarium mengandung sel telur dan menghasilkan hormon yang berperan untuk mengatur siklus menstruasi.
Operasi yang dikenal juga dengan sebutan ooforektomi ini biasanya dilakukan untuk mencegah atau mengobati kondisi medis tertentu, seperti kanker ovarium atau endometriosis. Secara umum, terdapat empat tipe ooforektomi yang dapat dilakukan, yaitu:
Beberapa alasan yang mendasari dilakukannya prosedur ini meliputi:
Selain itu, operasi pengangkatan ovarium juga direkomendasikan bagi wanita dengan gen BRCA1 atau BRCA2, yang meningkatkan risiko terjadinya kanker tertentu. Ooforektomi dilakukan sebagi upaya pencegahan terjadinya kanker bagi wanita berisiko tinggi kanker.
Dokter akan menyarankan operasi pengangkatan ovarium bagi pasien dengan kondisi medis tertentu, seperti:
Beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai persiapan ooforektomi antara lain:
Selain itu, pasien perlu berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter terkait kemungkinan infertilitas (mandul) setelah ooforektomi. Bila kedua ovarium pasien diangkat, pasien akan membutuhkan teknologi reproduksi terbantu seperti bayi tabung untuk dapat hamil.
Operasi ooforektomi dilakukan di bawah pengaruh obat anestesi (bius) yang membuat pasien tertidur selama prosedur. Prosedur operasi bervariasi tergantung metode yang digunakan. Operasi dapat dilakukan dengan metode laparotomi atau laparoskopi.
Pada ooforektomi dengan metode laparotomi, prosedurnya meliputi:
Sementara pada ooforektomi dengan metode laparoskopi, prosedurnya meliputi:
Masa pemulihan pada ooforektomi yang dilakukan dengan metode laparoskopi akan lebih cepat. Pasien biasanya dapat pulang di hari yang sama dengan hari dilakukannya prosedur. Sementara itu, pasien dengan ooforektomi laparotomi memerlukan 2 hingga 4 hari waktu pemulihan di rumah sakit.
Pasien biasanya sudah dapat berjalan di hari dilakukannya ooforektomi dan dapat makan dengan normal. Di rumah, pasien akan diminta untuk tidak mengangkat beban berat dan berolahraga selama beberapa minggu. Pasien juga akan diberitahu cara merawat luka secara mandiri di rumah.
Dokter mungkin akan memberikan obat pereda rasa sakit untuk dikonsumsi. Beritahu dokter segera bila pasien mengalami nyeri berat atau pendarahan paskaoperasi.
Ooforektomi merupakan prosedur yang relatif aman dilakukan. Akan tetapi, setiap prosedur operasi pasti memiliki beberapa risiko. Risiko ooforektomi meliputi:
Pasien yang belum menopause dapat mengalami menopause dini bila kedua ovarium diangkat. Karena tidak ada lagi hormon estrogen dan progesteron dalam ovarium, beberapa komplikasi dapat terjadi, seperti:
Pasien akan disarankan untuk mengonsumsi terapi pengganti hormon setelah operasi hingga pasien berusia 50 tahun untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi ini.
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/oophorectomy/about/pac-20385030
Diakses pada 15 April 2020
Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/320555
Diakses pada 15 April 2020
Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/17800-oophorectomy
Diakses pada 15 April 2020
Healthline. https://www.healthline.com/health/womens-health/oophorectomy
Diakses pada 15 April 2020