Operasi Kista Ovarium

13 Mar 2023|Nurul Rafiqua
Ditinjau olehdr. Karlina Lestari
Operasi kista ovarium dilakukan untuk mengangkat kista pada salah satu atau kedua ovariumOperasi kista ovarium dilakukan untuk mengangkat kista pada salah satu atau kedua ovarium

Apa itu operasi kista ovarium?

Operasi kista ovarium adalah prosedur yang dilakukan untuk mengangkat kista pada salah satu atau kedua ovarium (indung telur). Kista ovarium itu sendiri adalah benjolan berisi cairan yang tumbuh di indung telur.

Kista ovarium biasanya muncul akibat siklus haid yang tidak teratur. Pasalnya, siklus menstruasi yang tidak teratur membuat folikel, yakni bagian dari ovarium yang berisi sel telur gagal melepaskan sel telurnya. 

Jika sel telur yang gagal dilepaskan menumpuk, akan membentuk suatu kantung berisi cairan yang disebut juga sebagai kista.

Sebagian besar kista ovarium berukuran kecil biasanya tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya. Namun pada kasus tertentu, kista ovarium dapat membesar atau pecah.

Hal tersebut lantas dapat memicu gejala serius dan sejumlah komplikasi. Misalnya infeksi, perdarahan, bergesernya ovarium, hingga kista yang berkembang menjadi ganas. 

Salah satu cara efektif untuk mengobati kondisi tersebut adalah dengan menghilangkannya melalui operasi pengangkatan kista ovarium.  Tindakan operasi ini umumnya dilakukan oleh dokter spesialis kandungan atau obgyn.

Kapan operasi kista ovarium perlu dilakukan? 

Tidak semua kista ovarium perlu diangkat lewat operasi. Beberapa jenis kista bahkan bisa hilang dengan sendirinya tanpa perlu operasi.

Namun, ada beberapa kondisi yang membuat operasi kista ovarium perlu dilakukan, yaitu:

  • Kista ovarium tidak menghilang setelah beberapa siklus menstruasi
  • Kista ovarium terasa padat atau semakin membesar (lebih dari 6 cm)  
  • Kista ovarium yang terlihat tidak biasa pada hasil pemindaian (melalui USG, CT scan, MRI)
  • Kista yang ada di ovarium dicurigai telah berkembang jadi kista ganas yang bersifat kanker
  • Kista ovarium menimbulkan gejala yang sangat mengganggu, seperti nyeri, masalah berkemih, hingga perdarahan di luar siklus haid.
  • Kista muncul di kedua sisi ovarium
  • Kista ovarium terjadi saat setelah menopause

Apa saja jenis operasi kista ovarium?

Terdapat dua jenis operasi pengangkatan kista indung telur yang dipilih berdasarkan ukuran kista, yakni:

1. Laparoskopi

Laparoskopi biasanya dilakukan untuk mengangkat kista ovarium yang berukuran kecil. Prosedur ini hanya membutuhkan sayatan kecil dan menggunakan alat bernama laparoskop. 

Laparoskop berbentuk tabung tipis yang dilengkapi kamera di ujungnya. Dengan alat tersebut, dokter dapat melihat ovarium dengan lebih jelas saat akan mengangkat kista. 

2. Laparotomi

Laparotomi adalah operasi terbuka dengan sayatan yang lebih besar. Laparotomi dilakukan jika kista ovarium berjumlah banyak, berukuran besar atau berpotensi berkembang menjadi kanker.

Umumnya, dokter akan sekaligus menjalankan biopsi setelah proses laparotomi. 

Pada tahap ini, sel atau jaringan kista akan diambil untuk diuji di laboratorium. Jika kista tersebut bersifat kanker, dokter akan menyarankan tindakan lanjutan, misalnya histerektomi untuk mengangkat indung telur dan rahim. 

Apa yang harus dipersiapkan sebelum menjalani prosedur operasi kista ovarium?

Sebelum operasi kista ovarium dilakukan, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh, berupa:

  • Tanya jawab mengenai riwayat medis, riwayat operasi, obat-obatan, dan kebiasaan merokok pasien.
  • Pemeriksaan fisik atau tanda-tanda vital, yaitu pemeriksaan tekanan darah, suhu, detak jantung, dan frekuensi pernapasan. 
  • Pemeriksaan fisik paru-paru, jantung, abdomen dan organ lainnya, serta memastikan pasien tidak sedang hamil.
  • Melakukan pemeriksaan pencitraan, seperti rontgen, CT scan, MRI, dan tes darah. 
  • Meminta pasien untuk menandatangani formulir persetujuan operasi.

Setelah operasi dijadwalkan, dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan beberapa persiapan berikut ini:

  • Berhenti merokok setidaknya 4 minggu sebelum jadwal operasi. Kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko komplikasi dari efek obat bius dan menghambat penyembuhan pascaoperasi.
  • Makan makanan bergizi, seperti sayur buah, roti, dan gandum beberapa hari sebelum operasi. 
  • Minum 6-8 gelas air putih sehari.
  • Jika memungkinkan, lakukan olahraga secara rutin beberapa minggu sebelum operasi.
  • Pada kondisi tertentu, penggunaan kontrasepsi oral mungkin perlu dihentikan 4 minggu sebelum operasi untuk menghindari risiko perdarahan.
  • Obat-obatan dan vitamin tertentu seperti clopidogrel, warfarin, ibuprofen, vitamin E, aspirin, dan ticlopidine juga umumnya perlu dihentikan beberapa minggu sebelum operasi.
  • Anda mungkin diminta untuk minum cairan khusus yang berfungsi untuk menyiapkan usus dan mengosongkan isi perut semalam sebelum operasi dilakukan.
  • Berpuasa (tidak makan ataupun minum) selama 6-12 jam sebelum operasi dimulai. 
  • Menggunakan pakaian yang longgar dan tidak menggunakan riasan, kuku palsu, cat kuku, bedak, losion, dan produk lain yang mengandung pewangi.
  • Sesaat sebelum operasi, suster mungkin akan mencukur bulu kemaluan Anda. 

 Bagaimana prosedur operasi kista ovarium?

Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan tim medis selama operasi kista ovarium berlangsung pada prosedur laparoskopi dan laparotomi.

1. Laparoskopi 

Laparoskopi biasanya dilakukan di rumah sakit, sebagai prosedur rawat inap maupun rawat jalan. Langkah-langkahnya meliputi:

  • Pasien akan dibius total atau mungkin lokal dalam beberapa kasus.
  • Dokter bedah akan membuat sayatan kecil berukuran 1-2 cm di bawah pusar, kemudian tabung kecil yang disebut kanula akan dimasukkan.
  • Kanula digunakan untuk mengisi perut dengan gas karbon dioksida. Gas ini memungkinkan dokter melihat organ perut dengan lebih jelas.
  • Setelah perut terisi dengan gas, dokter akan memasukkan laparoskop melalui sayatan yang telah dibuat.
  • Kamera yang terpasang pada laparoskop akan menampilkan gambar pada layar sehingga memungkinkan ovarium dilihat secara real time untuk menemukan lokasi kista.
  • Jika kista sudah ditemukan, dokter akan kembali membuat 1-2 sayatan lagi untuk memasukkan alat bedah lainnya.
  • Instrumen bedah kemudian akan dimasukkan untuk mengangkat kista.
  • Sebagian jaringan kista akan dipisahkan untuk dijadikan sampel untuk diteliti di laboratorium.
  • Setelah kista diangkat, semua alat akan dilepas. Area sayatan kemudian akan ditutup dengan jahitan atau plester bedah.

2. Laparotomi

Proses operasi kista ovarium melalui laparotomi membutuhkan sayatan yang lebih besar. Prosedur laparotomi, antara lain:

  • Dokter anestesi akan memberikan anestesi umum atau bius total pada pasien.
  • Dokter bedah kemudian akan membuat sayatan pada kulit dan otot perut, sehingga organ di dalamnya dapat terlihat dengan jelas.
  • Jika kista telah ditemukan, kista akan diangkat dengan alat bedah dan sampel jaringan juga dapat diambil untuk pengujian.
  • Apabila ditemukan jaringan kanker ovarium, dokter juga dapat melakukan pengangkatan salah satu atau kedua indung telur (ooforektomi).
  • Dokter kemudian akan menutup sayatan yang telah dibuat dengan jahitan atau staples.
  • Area jahitan akan dipasang perban.

Apa yang harus diperhatikan pasca operasi kista ovarium?

Sesudah operasi, Anda akan dipindah ke ruang pemulihan. Di ruangan ini, dokter dan staf medis akan memantau suhu, nadi, pernapasan, tekanan darah, dan area luka operasi Anda. Dokter juga akan memasang selang drainase di lokasi sayatan untuk mengalirkan cairan.

Setelah kondisi Anda stabil, Anda akan dipindah ke ruang perawatan biasa untuk menjalani rawat inap. 

Pada masa pemulihan, pasien mungkin akan merasakan sejumlah efek samping setelah menjalani operasi kista ovarium, di antaranya:

Perban di area operasi harus tetap menempel pada tempatnya sesuai arahan dokter. Jika di area bekas operasi terjadi perdarahan atau mengeluarkan nanah, segera hubungi dokter. Hal ini dapat menandakan infeksi.

Kebanyakan pasien dapat kembali pulih dan menjalani aktivitas normal mereka dalam waktu seminggu. Namun, jika pasien menjalani prosedur laparotomi proses penyembuhan biasanya memakan waktu lebih lama, yakni hingga mencapai 12 minggu.

Untuk mempercepat proses penyembuhan, Anda sebaiknya tidak melakukan aktivitas berat. Jangan mengangkat, mendorong, atau menarik benda berat apa pun selama beberapa minggu.

Konsultasikan pada dokter Anda kapan waktu yang tepat untuk kembali berhubungan seksual. Sebab, selama proses pemulihan, Anda dianjurkan untuk tidak dulu berhubungan intim. 

Operasi pengangkatan kista indung telur dengan laparoskopi maupun laparotomi tidak akan memengaruhi kesuburan dan pasien dapat tetap hamil setelahnya. Kecuali, jika operasi pengangkatan kista ovarium ini digabungkan dengan ooforektomi (pengangkatan indung telur itu sendiri) atau histerektomi.

Apa risiko, efek samping, dan komplikasi dari operasi kista ovarium?

Seperti operasi pada umumnya, proses operasi pengangkatan kista ovarium memiliki risiko dan komplikasi, meliputi:

  • Kista ovarium dapat muncul kembali
  • Nyeri yang mungkin tidak tertahankan
  • Terbentuk jaringan parut atau keloid di area sayatan
  • Kista yang pecah dan menyebabkan infeksi di dalam ovarium atau jaringan sekitarnya
  • Gangguan usus atau kandung kemih 
  • Gumpalan darah di kaki atau lengan yang dapat menyebar ke jantung atau otak 
  • Infeksi darah serius yang disebut sepsis

Berapa biaya operasi kista ovarium?

Biaya operasi kista ovarium dapat bervariasi harganya tergantung jenis operasi dan fasilitas kesehatan yang menyelenggarakannya. Sebagai gambaran, di rumah sakit swasta, prosedur ini berkisar antara Rp3.000.000-Rp50.000.000.

Bagi peserta BPJS Kesehatan, Anda dapat terbebas dari biaya operasi kista ovarium. Sebab, operasi pengangkatan kista termasuk jenis tindakan medis yang ditanggung biayanya selama sesuai dengan diagnosis yang disyaratkan.

operasikistakista ovarium

Emedicine.
https://emedicine.medscape.com/article/1848505-overview
Diakses pada 15 Januari 2022

Healthline.
https://www.healthline.com/health/ovarian-cysts#types
Diakses pada 15 Januari 2022

Family Doctor.
https://familydoctor.org/condition/ovarian-cyst/
Diakses pada 16 April 2020

Drugs.
https://www.drugs.com/cg/laparoscopic-excision-of-ovarian-cysts-precare.html
Diakses pada 15 Januari 2022

Better Health.
https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/laparotomy
Diakses pada 15 Januari 2022

Drugs.
https://www.drugs.com/cg/exploratory-laparotomy.html
Diakses pada 16 April 2020

University of Michigan. https://www.uofmhealth.org/health-library/hw178611
Diakses pada 15 Januari 2022

NHS.https://www.nhs.uk/conditions/ovarian-cyst/treatment/
Diakses pada 15 Januari 2022

Winchester Hospital. https://www.winchesterhospital.org/health-library/article?id=561963
Diakses pada 15 Januari 2022

WakeMed Health & Hospitals. https://www.wakemed.org/care-and-services/womens/gynecology/gynecological-surgery/ovarian-cysts/ovarian-cyst-removal-what-to-expect
Diakses pada 15 Januari 2022

Vishwarajhospital. https://vishwarajhospital.com/can-i-get-pregnant-immediately-after-laparoscopy/
Diakses pada 15 Januari 2022

Medicinenet. https://www.medicinenet.com/ovarian_cysts_pictures_slideshow/article.htm
Diakses pada 15 Januari 2022

Western New York Urology Associates. https://www.wnyurology.com/content.aspx?chunkiid=561963
Diakses pada 15 Januari 2022

Verywell Health. https://www.verywellhealth.com/ovarian-cyst-surgery-5197511#toc-purpose-of-ovarian-cyst-surgery
Diakses pada 15 Januari 2022

BPJS Kesehatan RI. https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/post/read/2021/1800/Berkat-JKN-KIS-Pengobatan-Kista-Tanpa-Keluar-Biaya
Diakses pada 15 Januari 2022

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email