Operasi Caesar

14 Mar 2023|dr. Levina Felicia
Ditinjau olehdr. Karlina Lestari
Operasi caesar adalah proses persalinan dimana bayi dikeluarkan lewat sayatan yang dibuat di perutOperasi caesar akan menyisakan bekas luka pada perut sang ibu

Apa itu operasi caesar?

Operasi caesar adalah operasi yang bertujuan untuk mengeluarkan bayi melalui sayatan di perut dan rahim sang ibu. Prosedur ini dipilih ketika dianggap lebih aman bagi calon ibu dan bayi dibanding melahirkan normal. Prosedur ini bisa juga disebut sebagai Sectio cesarean (SC).

Operasi caesar dapat sudah direncanakan sebelumnya apabila pasien mengalami komplikasi dalam kehamilan atau sudah pernah melahirkan dengan metode ini. Namun tidak menutup kemungkinan operasi caesar baru direkomendasikan ketika proses persalinan sedang terjadi.

Karena prosedur ini dapat dilakukan tanpa perencanaan dan sangat tergantung pada kondisi ibu dan bayi, penting bagi wanita hamil mengetahui lebih lanjut tentang operasi caesar.

Kapan operasi caesar perlu dilakukan? 

Operasi caesar diperlukan pada beberapa kondisi, seperti:

  • Proses persalinan tidak maju

Persalinan tak maju atau persalinan lama merupakan salah satu alasan paling umum di balik operasi caesar. Kondisi ini dapat terjadi ketika pembukaan tidak cukup meski kontraksi rahim sudah kuat yang berlangsung lebih dari 18 jam.

  • Ukuran bayi besar

Operasi caesar juga biasanya disarankan apabila ukuran bayi yang ada di dalam kandungan cukup besar sehingga dianggap akan sulit apabila keluar lewat persalinan vaginal.

  • Posisi janin yang tidak normal

Operasi caesar bisa menjadi pilihan metode persalinan pada bayi sungsang (kaki atau bokong berada di bawah) atau letak lintang (punggung atau bahu berada di bawah).

  • Kehamilan kembar

Persalinan caesar bisa dipilih untuk ibu yang mengandung lebih dari satu janin (kembar) atau salah satu janin berada si posisi yang tidak normal.

  • Gawat janin

Apabila denyut jantung janin tidak normal dan mengkhawatirkan, dokter akan merekomendasikan prosedur ini.

  • Masalah pada plasenta

Apabila plasenta menutupi jalan lahir, operasi caesar akan direkomendasikan. Kondisi ini dikenal juga dengan nama plasenta previa.

  • Prolaps tali pusar

Operasi caesar juga akan disarankan ketika tali pusar keluar melalui serviks lebih dulu daripada janin.

  • Kondisi medis ibu

Ibu yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung atau gangguan otak, akan direkomendasikan untuk melakukan operasi caesar. Selain itu, infeksi herpes genital pada ibu hamil juga menjadi indikasi dilakukannya prosedur ini.

  • Terhalangnya jalan lahir

Mioma berukuran besar, patah tulang panggul, atau hidrosefalus (kondisi membesarnya ukuran kepala janin) dapat menghalangi jalan lahir selama persalinan, sehingga operasi caesar akan direkomendasikan.

  • Ibu yang pernah menjalani operasi caesar

Melahirkan normal setelah operasi caesar masih bisa dilakukan. Ini tergantung dari jenis sayatan rahim dan faktor lain yang terjadi pada persalinan caesar sebelumnya. Namun pada sebagian kasus, dokter bisa menyarankan ibu untuk kembali menjalani persalinan dengan operasi caesar apabila ada risiko tertentu jika melakukan persalinan secara vaginal atau normal.

Apa saja persiapan untuk menjalani operasi Caesar?

Pada operasi caesar yang sudah terjadwal, dokter kandungan akan berkonsultasi dengan dokter spesialis anestesi terkait kondisi medis yang mungkin meningkatkan risiko komplikasi akibat obat anestesi.

Dokter juga akan menganjurkan tes darah untuk sang ibu sebelum operasi caesar dilakukan. Tes ini akan memberikan informasi mengenai golongan darah dan kadar hemoglobin dalam darah pasien.

Informasi tersebut akan berguna apabila pasien nantinya membutuhkan transfusi darah selama prosedur melahirkan caesar berlangsung.

Sebelum menjalani operasi Caesar, ada beberapa tahap persiapan yang perlu dilakukan baik saat di rumah, rumah sakit, hingga proses pembiusan.

Di rumah

Sebelum menjalani operasi caesar, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan ibu hamil saat di rumah, yaitu:

  • Mandi dengan sabun antiseptik pada malam atau pagi hari sebelum operasi
  • Tidak mencukur rambut kemaluan dalam kurun waktu 24 jam sebelum prosedur sebab dapat meningkatkan risiko infeksi pascaoperasi. Apabila sangat diperlukan, rambut kemaluan akan dicukur oleh tenaga medis.

Di rumah sakit

Saat di rumah sakit, berikut ini beberapa persiapan yang akan dilakukan oleh dokter:

  • Bagian perut pasien akan dibersihkan dan selang akan dimasukkan ke dalam kandung kemih untuk mengumpulkan urine.
  • Pasien akan diinfus guna memasukkan cairan dan obat-obatan.
  • Satu hari sebelum tindakan sesar, dokter akan meminta untuk dilakukan pemeriksaan darah termasuk cek golongan darah.
  • Sebelum tindakan dilakukan dokter akan memasang kateter untuk buang air kecil

Pembiusan (anestesi)

Persiapan terakhir sebelum operasi adalah pemberian obat bius. Sebagian besar prosedur operasi caesar dilakukan dengan bius regional, yakni bius spinal ataupun bius epidural.

Teknik pembiusan regional hanya menimbulkan mati rasa pada bagian bawah tubuh dan pasien masih sadar selama operasi berlangsung.

Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan memberikan obat bius total. Dengan ini, pasien akan tertidur selama menjalani operasi.

Bagaimana prosedur operasi Caesar dilakukan?

Operasi caesar melibatkan tiga tahap utama, yaitu membuat sayatan pada perut, sayatan pada rahim, dan proses persalinan atau pengeluaran bayi. Berikut penjelasannya:

  • Sayatan pada perut

Pertama-tama, dokter akan membuat sayatan pada dinding perut pasien. Biasanya, sayatan dibuat secara horizontal dan mengikuti batas rambut kemaluan. 

Setelah itu, dokter akan membuat sayatan, lapis demi lapis dan melewati jaringan lemak serta jaringan ikat. Dokter akan memisahkan otot perut agar rongga perut dapat terlihat.

  • Sayatan pada rahim

Dokter kemudian membuat sayatan horizontal di bagian bawah rahim. Arah sayatan lain dapat digunakan, tergantung pada posisi janin di dalam rahim dan komplikasi yang terjadi (misalnya plasenta previa).

  • Persalinan

Bayi akan dikeluarkan dari rahim lewat sayatan yang telah dibuat. Dokter akan membersihkan mulut dan hidung bayi dari cairan, kemudian memotong tali pusarnya.

Sesudah itu, plasenta akan dikeluarkan dari rahim. Sayatan yang telah dibuat lalu ditutup dengan jahitan.

Banyaknya darah pada proses ini akan di suction ke dalam tabung sehingga dokter dapat mengukur berapa banyak darah yang keluar.

Apa saja yang perlu diperhatikan setelah operasi Caesar?

Setelah operasi caesar, ibu dan bayi perlu menjalani rawat inap di rumah sakit selama dua hingga empat hari.

Setelah melakukan prosedur ini, pasien dapat menyusui dengan normal. Karena itu, pasien bisa langsung mencoba menyusui Si Kecil saat sudah berada di ruang pemulihan.

Pasien biasanya akan mengalami nyeri pada lokasi sayatan operasi, kram perut, dan pendarahan dengan atau tanpa gumpalan darah (lokia) selama empat sampai enam minggu. Tingkat keparahan gejala bervariasi pada tiap pasien, tapi akan membaik seiring waktu.

Pasien dengan gejala yang tak kunjung membaik dapat kembali menghubungi dokter. Dokter akan terus memantau proses pemulihan pascaoperasi.

Segera konsultasikan ke dokter apabila muncul beberapa keluhan di bawah ini karena dapat menandakan infeksi atau komplikasi lain:

  • Demam
  • Nyeri yang makin memburuk
  • Pendarahan vagina yang makin banyak yaitu pembalut full darah hingga harus mengganti pembalut lebih dari dua kali dalam 1 jam
  • Kemerahan pada luka operasi yang makin memburuk
  • Bengkak pada luka operasi
  • Nyeri payudara disertai kemerahan atau demam
  • Keputihan yang berbau busuk
  • Nyeri saat buang air kecil

Dokter akan merekomendasikan pasien untuk membatasi aktivitas fisik ketika pasien sudah pulang. Hindari pula olahraga berat, mengangkat beban berat, atau memasukkan apapun ke vagina.

Pasien juga sebaiknya tidak berhubungan seks sampai diperbolehkan oleh dokter. Secara umum, pasien sudah bisa kembali ke aktivitas normalnya pada sekitar 4-6 minggu setelah operasi caesar.

Selama waktu pemulihan, pasien dianjurkan melakukan hal-hal berikut:

  • Minum banyak cairan agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik
  • Minum obat sesuai petunjuk dokter
  • Istirahat yang cukup
  • Pakai bantal untuk menyangga luka operasi di perut
  • Tidak perlu menggunakan korset
  • Meminum pereda nyeri sesuai dengan arahan dokter

Kateter akan dilepas setelah 12-18 jam operasi sesar.

Apa saja komplikasi operasi caesar?

Seperti operasi besar lainnya, operasi caesar memiliki beberapa risiko komplikasi. Risiko ini bisa dialami oleh sang ibu maupun bayi.

Komplikasi pada sang ibu

Sederet komplikasi yang bisa dialami oleh ibu yang menjalani operasi caesar meliputi:

  • Gumpalan darah
  • Pendarahan
  • Reaksi terhadap anestesia
  • Infeksi
  • Cedera usus atau kandung kemih akibat operasi
  • Emboli cairan ketuban, yakni cairan ketuban atau materi janin yang masuk ke pembuluh darah ibu
  • Peradangan rahimPeningkatan risiko untuk kehamilan selanjutnya
  • Pembengkakan pada kaki
  • Urine bocor

Pasien yang melakukan operasi caesar lebih rentan mengalami komplikasi pada kehamilan berikutnya. Jika menjalani persainan normal setelah prosedur ini, Anda memiliki kemungkinan mengalami rahim robek mengikuti bekas luka sayatan di operasi sebelumnya. Risiko gangguan plasenta di kehamilan selanjutnya juga perlu diperhitungkan.

Komplikasi pada bayi

Risiko operasi caesar cenderung lebih sedikit untuk sang bayi. Namun tetap ada kemungkinan terjadinya komplikasi di bawah ini:

  • Masalah pernapasan

Masalah yang umum terjadi adalah masalah pernapasan, khususnya pada bayi yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 39 minggu.

Umumnya, proses persalinan akan membantu bayi untuk mengeluarkan cairan dari paru-parunya. Sementara pada operasi caesar sebelum waktu persalinan tiba, bayi mungkin masih memiliki cairan dalam paru-parunya.

Meski begitu, cairan tersebut biasanya akan keluar dengan sendirinya setelah satu atau dua hari sesudah operasi caesar.

  • Cedera pada kulit bayi

Bayi juga berisiko mengalami cedera yang disebabkan oleh goresan tidak sengaja pada kulit selama operasi caesar. Namun risiko ini termasuk sangat jarang.

  • Reaksi alergi

Reaksi alergi terhadap obat bius pun dapat dialami oleh bayi. Akan tetapi, risiko ini sangat jarang terjadi.

operasi caesarmelahirkanpersiapan kelahirancaesar

Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/c-section/about/pac-20393655
Diakses pada 19 Februari 2020

Stanford Children’s Health. https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=cesarean-delivery-92-P07768
Diakses pada 19 Februari 2020

WebMD. https://www.webmd.com/baby/what-happens-during-c-section#1
Diakses pada 19 Februari 2020

Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/299502.php#why-is-a-cesarean-delivery-performed
Diakses pada 19 Februari 2020

NHS. https://www.nhs.uk/conditions/caesarean-section/
Diakses pada 19 Februari 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email