Operasi caesar adalah operasi yang bertujuan untuk mengeluarkan bayi melalui sayatan di perut dan rahim sang ibu. Prosedur ini dipilih ketika dianggap lebih aman bagi calon ibu dan bayi dibanding melahirkan normal. Prosedur ini bisa juga disebut sebagai Sectio cesarean (SC).
Operasi caesar dapat sudah direncanakan sebelumnya apabila pasien mengalami komplikasi dalam kehamilan atau sudah pernah melahirkan dengan metode ini. Namun tidak menutup kemungkinan operasi caesar baru direkomendasikan ketika proses persalinan sedang terjadi.
Karena prosedur ini dapat dilakukan tanpa perencanaan dan sangat tergantung pada kondisi ibu dan bayi, penting bagi wanita hamil mengetahui lebih lanjut tentang operasi caesar.
Operasi caesar diperlukan pada beberapa kondisi, seperti:
Persalinan tak maju atau persalinan lama merupakan salah satu alasan paling umum di balik operasi caesar. Kondisi ini dapat terjadi ketika pembukaan tidak cukup meski kontraksi rahim sudah kuat yang berlangsung lebih dari 18 jam.
Operasi caesar juga biasanya disarankan apabila ukuran bayi yang ada di dalam kandungan cukup besar sehingga dianggap akan sulit apabila keluar lewat persalinan vaginal.
Operasi caesar bisa menjadi pilihan metode persalinan pada bayi sungsang (kaki atau bokong berada di bawah) atau letak lintang (punggung atau bahu berada di bawah).
Persalinan caesar bisa dipilih untuk ibu yang mengandung lebih dari satu janin (kembar) atau salah satu janin berada si posisi yang tidak normal.
Apabila denyut jantung janin tidak normal dan mengkhawatirkan, dokter akan merekomendasikan prosedur ini.
Apabila plasenta menutupi jalan lahir, operasi caesar akan direkomendasikan. Kondisi ini dikenal juga dengan nama plasenta previa.
Operasi caesar juga akan disarankan ketika tali pusar keluar melalui serviks lebih dulu daripada janin.
Ibu yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung atau gangguan otak, akan direkomendasikan untuk melakukan operasi caesar. Selain itu, infeksi herpes genital pada ibu hamil juga menjadi indikasi dilakukannya prosedur ini.
Mioma berukuran besar, patah tulang panggul, atau hidrosefalus (kondisi membesarnya ukuran kepala janin) dapat menghalangi jalan lahir selama persalinan, sehingga operasi caesar akan direkomendasikan.
Melahirkan normal setelah operasi caesar masih bisa dilakukan. Ini tergantung dari jenis sayatan rahim dan faktor lain yang terjadi pada persalinan caesar sebelumnya. Namun pada sebagian kasus, dokter bisa menyarankan ibu untuk kembali menjalani persalinan dengan operasi caesar apabila ada risiko tertentu jika melakukan persalinan secara vaginal atau normal.
Pada operasi caesar yang sudah terjadwal, dokter kandungan akan berkonsultasi dengan dokter spesialis anestesi terkait kondisi medis yang mungkin meningkatkan risiko komplikasi akibat obat anestesi.
Dokter juga akan menganjurkan tes darah untuk sang ibu sebelum operasi caesar dilakukan. Tes ini akan memberikan informasi mengenai golongan darah dan kadar hemoglobin dalam darah pasien.
Informasi tersebut akan berguna apabila pasien nantinya membutuhkan transfusi darah selama prosedur melahirkan caesar berlangsung.
Sebelum menjalani operasi Caesar, ada beberapa tahap persiapan yang perlu dilakukan baik saat di rumah, rumah sakit, hingga proses pembiusan.
Sebelum menjalani operasi caesar, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan ibu hamil saat di rumah, yaitu:
Saat di rumah sakit, berikut ini beberapa persiapan yang akan dilakukan oleh dokter:
Persiapan terakhir sebelum operasi adalah pemberian obat bius. Sebagian besar prosedur operasi caesar dilakukan dengan bius regional, yakni bius spinal ataupun bius epidural.
Teknik pembiusan regional hanya menimbulkan mati rasa pada bagian bawah tubuh dan pasien masih sadar selama operasi berlangsung.
Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan memberikan obat bius total. Dengan ini, pasien akan tertidur selama menjalani operasi.
Operasi caesar melibatkan tiga tahap utama, yaitu membuat sayatan pada perut, sayatan pada rahim, dan proses persalinan atau pengeluaran bayi. Berikut penjelasannya:
Pertama-tama, dokter akan membuat sayatan pada dinding perut pasien. Biasanya, sayatan dibuat secara horizontal dan mengikuti batas rambut kemaluan.
Setelah itu, dokter akan membuat sayatan, lapis demi lapis dan melewati jaringan lemak serta jaringan ikat. Dokter akan memisahkan otot perut agar rongga perut dapat terlihat.
Dokter kemudian membuat sayatan horizontal di bagian bawah rahim. Arah sayatan lain dapat digunakan, tergantung pada posisi janin di dalam rahim dan komplikasi yang terjadi (misalnya plasenta previa).
Bayi akan dikeluarkan dari rahim lewat sayatan yang telah dibuat. Dokter akan membersihkan mulut dan hidung bayi dari cairan, kemudian memotong tali pusarnya.
Sesudah itu, plasenta akan dikeluarkan dari rahim. Sayatan yang telah dibuat lalu ditutup dengan jahitan.
Banyaknya darah pada proses ini akan di suction ke dalam tabung sehingga dokter dapat mengukur berapa banyak darah yang keluar.
Setelah operasi caesar, ibu dan bayi perlu menjalani rawat inap di rumah sakit selama dua hingga empat hari.
Setelah melakukan prosedur ini, pasien dapat menyusui dengan normal. Karena itu, pasien bisa langsung mencoba menyusui Si Kecil saat sudah berada di ruang pemulihan.
Pasien biasanya akan mengalami nyeri pada lokasi sayatan operasi, kram perut, dan pendarahan dengan atau tanpa gumpalan darah (lokia) selama empat sampai enam minggu. Tingkat keparahan gejala bervariasi pada tiap pasien, tapi akan membaik seiring waktu.
Pasien dengan gejala yang tak kunjung membaik dapat kembali menghubungi dokter. Dokter akan terus memantau proses pemulihan pascaoperasi.
Segera konsultasikan ke dokter apabila muncul beberapa keluhan di bawah ini karena dapat menandakan infeksi atau komplikasi lain:
Dokter akan merekomendasikan pasien untuk membatasi aktivitas fisik ketika pasien sudah pulang. Hindari pula olahraga berat, mengangkat beban berat, atau memasukkan apapun ke vagina.
Pasien juga sebaiknya tidak berhubungan seks sampai diperbolehkan oleh dokter. Secara umum, pasien sudah bisa kembali ke aktivitas normalnya pada sekitar 4-6 minggu setelah operasi caesar.
Selama waktu pemulihan, pasien dianjurkan melakukan hal-hal berikut:
Kateter akan dilepas setelah 12-18 jam operasi sesar.
Seperti operasi besar lainnya, operasi caesar memiliki beberapa risiko komplikasi. Risiko ini bisa dialami oleh sang ibu maupun bayi.
Sederet komplikasi yang bisa dialami oleh ibu yang menjalani operasi caesar meliputi:
Pasien yang melakukan operasi caesar lebih rentan mengalami komplikasi pada kehamilan berikutnya. Jika menjalani persainan normal setelah prosedur ini, Anda memiliki kemungkinan mengalami rahim robek mengikuti bekas luka sayatan di operasi sebelumnya. Risiko gangguan plasenta di kehamilan selanjutnya juga perlu diperhitungkan.
Risiko operasi caesar cenderung lebih sedikit untuk sang bayi. Namun tetap ada kemungkinan terjadinya komplikasi di bawah ini:
Masalah yang umum terjadi adalah masalah pernapasan, khususnya pada bayi yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 39 minggu.
Umumnya, proses persalinan akan membantu bayi untuk mengeluarkan cairan dari paru-parunya. Sementara pada operasi caesar sebelum waktu persalinan tiba, bayi mungkin masih memiliki cairan dalam paru-parunya.
Meski begitu, cairan tersebut biasanya akan keluar dengan sendirinya setelah satu atau dua hari sesudah operasi caesar.
Bayi juga berisiko mengalami cedera yang disebabkan oleh goresan tidak sengaja pada kulit selama operasi caesar. Namun risiko ini termasuk sangat jarang.
Reaksi alergi terhadap obat bius pun dapat dialami oleh bayi. Akan tetapi, risiko ini sangat jarang terjadi.
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/c-section/about/pac-20393655
Diakses pada 19 Februari 2020
Stanford Children’s Health. https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=cesarean-delivery-92-P07768
Diakses pada 19 Februari 2020
WebMD. https://www.webmd.com/baby/what-happens-during-c-section#1
Diakses pada 19 Februari 2020
Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/299502.php#why-is-a-cesarean-delivery-performed
Diakses pada 19 Februari 2020
NHS. https://www.nhs.uk/conditions/caesarean-section/
Diakses pada 19 Februari 2020