Operasi bibir sumbing adalah operasi perbaikan bentuk dan letak bibir atau langit-langit mulut yang bercelah. Selain bisa memperbaiki penampilan, operasi ini juga akan mengembalikan fungsi rongga mulut sehingga pasien tidak lagi kesulitan untuk bicara, serta makan maupun minum. Bayi yang memiliki bibir sumbing akan sulit menyusu sehingga tumbuh kembangnya pun terhambat.
Bibir sumbing adalah kelainan bawaan yang disebabkan kegagalan penyatuan kedua sisi bibir dengan langit-langit mulut yang terjadi dalam kandungan. Operasi bibir sumbing biasanya akan dilakukan secara bertahap mulai saat bayi berusia 3 - 6 bulan.
Ada banyak penyebab terjadinya bibir sumbing, antara lain faktor genetik, kebiasaan mengonsumsi alkohol dan merokok saat hamil, obesitas ketika sedang mengandung, kekurangan asam folat dan penggunaan obat kejang serta golongan steroid pada masa kehamilan.
Pada beberapa kasus, bibir sumbing adalah bagian dari suatu sindrom, seperti DiGeorge atau velocardiofacial sindrom dan Pierre Robin.
Operasi bibir sumbing perlu segera dilakukan karena kondisi ini bisa menghambat tumbuh kembang anak. Anak yang memiliki celah di bibir maupun langit-langit mulut, akan mengalami beberapa gangguan di bawah ini:
Operasi bibir sumbing adalah suatu tindakan untuk memperbaiki dan menyatukan celah yang terdapat pada bibir dan langit-langit mulut. Selain itu, operasi ini juga memperbaki beberapa bagian abnormal yang menyertai bibir sumbing. Operasi ini akan dilakukan secara bertahap tidak sekaligus. Berikut beberapa jenis operasi yang akan dijalani:
Pada operasi ini, celah bibir ditutup dengan cara menyatukan celah jaringan termasuk otot bibir. Perbaikan hidung juga dilakukan secara bersamaan jika dibutuhkan (rhinoplasty).
Pada operasi ini, celah langit-langit mulut akan ditutup dan dibentuk ulang dengan melibatkan jaringan dan otot. Dokter akan menjahitnya di bagian dalam agar pola jahitan tidak terlihat dari luar sehingga lebih baik secara estetika.
Pada anak dengan bibir sumbing, operasi saluran telinga dilakukan untuk mengurangi risiko penumpukan cairan telinga yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Pada operasi ini, dokter meletakkan selang kecil dan membuat semacam pintu untuk mencegah penumpukan cairan telinga.
Operasi tambahan sering dibutuhkan untuk memperbaiki penampilan mulut, bibir dan hidung. Cara yang dilakukan antara lain dengan operasi cangkok tulang, rhinoplasty (rekonstruksi hidung), pharyngoplasty (perbaikan faring untuk membantu bicara), operasi perbaikan rahang dan tulang-tulang wajah.
Untuk menjalani operasi bibir sumbing, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh orangtua maupun anak. Untuk orangtua, jangan menyalahkan diri sendiri ketika anak mengalami bibir sumbing. Cari dukungan dan tenangkan perasaan, sehingga dapat fokus terhadap pengobatan anak.
Buatlah daftar pertanyaan dan daftar gejala yang anak alami. Mintalah keluarga dan teman untuk mendampingi selama pengobatan anak berlangsung. Sementara itu, pastikan juga anak mendapatkan persiapan berikut ini:
Operasi bibir sumbing bukanlah operasi minor yang dilakukan hanya 1 kali. Ada beberapa tahapan yang akan dilakukan, sesuai dengan umur dan kesiapan tubuh anak, seperti berikut ini:
Perawatan bibir sumbing tahap awal dapat mulai dilakukan saat bayi berusia 0-6 minggu. Di waktu ini, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh serta memberikan penyuluhan kepada orang tua mengenai cara memberikan susu yang tepat agar bayi tidak tersedak.
Dokter juga akan memberikan dukungan kepada orang tua dengan memberikan saran dan mendengarkan cerita serta kekhawatiran yang dirasakan ketika membesarkan anak dengan kondisi bibir yang sumbing.
Di tahap awal ini, dokter dapat melakukan pemeriksaan tambahan seperti tes pendengaran untuk memastikan pengaruh yang bibir sumbing yang dirasakan bayi secara menyeluruh.
Operasi untuk menutup celah bibir sumbing bisa dimulai saat bayi memasuki usia 3-6 bulan. Selama operasi, bayi akan diberikan anestesi total atau bius total sehingga ia tidak merasakan sakit. Dokter akan merapatkan celah bibir sebelah kiri dan kanan dan menjahitnya dengan rapi agar anak bisa menggunakannya dengan normal kembali.
Operasi bibir sumbing ini biasanya akan berlangsung selama 1-2 jam dan setelahnya, bayi mungkin akan menginap di rumah sakit selama 1-2 hari. Setelah itu, bayi boleh pulang namun beberapa hari kemudian biasanya dokter akan menginstruksikan orang tua dan bayi untuk kembali ke rumah sakit untuk kontrol jahitan.
Operasi kedua yang akan dijalani bayi adalah operasi penutupan celah di langit-langit mulut. Dokter akan menyatukan kedua celah di area tersebut dengan mengatur kembali letak otot dan menjahitnya agar tidak ada lagi celah yang mengganggu bayi saat menelan atau makan.
Benang jahit yang digunakan pada operasi penyatuan langit-langit mulut ini biasanya berjenis dissolvable atau akan menyatu dengan jaringan dengan sendirinya, sehingga tidak perlu dilepas kembali setelah beberapa hari atau minggu.
Sama seperti operasi penutupan celah bibir, selama operasi bayi akan diberikan bius total. Operasi ini biasanya berlangsung selama 2 jam dan anak akan menjalani rawat inap 1-3 hari setelah operasi.
Perawatan bibir sumbing selanjutnya adalah evaluasi kemampuan bicara yang biasanya dilakukan saat anak memasuki usia 18 bulan. Di usia ini, anak biasanya sudah mulai belajar bicara sehingga dokter perlu melihat apabila kondisi bibir sumbing memengaruhi kemampuannya.
Evaluasi kemampuan bicara anak kembali dilakukan di usia 3 tahun. Beberapa anak juga ada yang perlu melewati terapi wicara karena kondisi bibir sumbing, meski telah dioperasi, terkadang masih menyebabkan sedikit kesuulitan untuk anak berbicara dengan lancar.
Evaluasi ketiga untuk kemampuan bicara anak dilakukan saat ia berusia 4-5 tahun. Di usia ini, dokter juga bisa mempertimbangkan operasi repalatoraphy atay pharyngoplasty untuk memperbaiki faring atau tenggorokan.
Di usia ini, dokter akan kembali melakukan evaluasi tentang kondisi gusi dan rongga mulut anak. Apabila masih terdapat celah di area gusi, maka operasi cangkok tulang dapat dilakukan untuk menutup celah tersebut agar anak tidak kesulitan berbicara dan suara yang keluar dari mulutnya tidak sengau.
Karena gangguan langit-langit mulut dan bibir, anak yang pernah mengalami bibir sumbing semasa bayi biasanya susunan giginya juga akan berantakan. Sehingga pada usia 13-15 tahun, dokter akan kembali melakukan evaluasi, kali ini untuk melihat susunan gigi dan gusi anak serta tulang-tulang wajah maupun rahangnya.
Apabila diperlukan, anak akan dirujuk untuk menerima perawatan ortodonsi dari dokter gigi alias pemasangan kawat gigi agar susunan giginya bisa rapi.
Dengan dilakukannya operasi bibir sumbing, maka anak akan mengalami perbaikan kualitas hidup. Anak bisa berbicara normal dan lebih mudah untuk makan dan minum, serta tidak mendapat tekanan psikososial. Gizi optimal dan lingkungan yang mendukung, bisa membantu tumbuh kembang anak menjadi maksimal.
Walaupun dilakukan secara bertahap, operasi bibir sumbing adalah tindakan yang aman dilakukan. Namun, seperti prosedur medis lainnya, ada beberapa risiko dan efek samping yang mungkin saja muncul dari tindakan ini seperti:
Crockett DJ, et al. Cleft lip and palate. Facial Plastic Surgery Clinics of North America. 2014;22:573.
Taib BG et al. Cleft lip and palate:diagnosis and management. Br J Hosp Med (Lond). 2015 Oct;76(10):584-5, 588-91
Farranato et al. Cleft lip and/or palate:review. Minerva Stomatol. 2014 Apr;63(4):111-26
Campbell A, et al. Cleft lip and palate surgery: An update of clinical outcomes for primary repair. Oral and Maxillofacial Surgery Clinics of North America. 2010;22:43
NHS.
https://www.nhs.uk/conditions/cleft-lip-and-palate/
Diakses pada 11 April 2020
Mayo Clinic.
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cleft-palate/diagnosis-treatment/drc-20370990
Diakses pada 11 April 2020