Microscopic Agglutination Test untuk Leptospirosis

13 Mar 2023|dr. Levina Felicia
Ditinjau olehdr. Reni Utari
Microscopic agglutination test dilakukan melalui pengambilan sampel darah pasienMicroscopic agglutination test membutuhkan sampel darah pasien

Apa itu microscopic agglutination test?

Microscopic agglutination test (MAT) adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi antibodi yang spesifik terhadap bakteri leptospira. Bakteri ini merupakan penyebab dari leptospirosis.

Antibodi merupakan protein yang dibentuk oleh sistem kekebalan tubuh manusia untuk melawan bakteri, virus, dan benda asing lainnya.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), MAT adalah pemeriksaan baku emas. Ini berarti, MAT dinilai sebagai pemeriksaan yang paling baik dalam mendiagnosis leptospirosis.

Leptospirosis adalah infeksi yang dapat menyerang manusia dan hewan. Penyakit akibat bakteri leptospira ini bisa tidak bergejala maupun menimbulkan banyak gejala pada pasien.

Tanpa pengobatan, beberapa kasus leptospirosis dapat menyebabkan kerusakan ginjal, meningitis, gagal napas, bahkan kematian.

Kenapa microscopic agglutination test diperlukan?

Microscopic agglutination test (MAT) bertujuan mendeteksi ada tidaknya infeksi leptospirosis dalam tubuh pasien. Penyakit ini ditularkan melalui urine binatang, seperti anjing, tikus, dan hewan ternak.

Leptospirosis dapat ditularkan melalui tanah atau perairan yang terkontaminasi oleh urine hewan yang terinfeksi, seperti air sungai atau danau. Penularan dapat terjadi ketika pasien melakukan aktivitas yang berhubungan dengan air, contohnya berenang.

Infeksi bakteri ini juga dapat menyebar bila pasien menyentuh darah atau daging hewan yang sudah terinfeksi.

Pada kebanyakan kasus, leptospirosis menimbulkan gejala yang tidak berbahaya seperti flu, dan berlangsung lebih dari seminggu.

Namun pada sekitar 10 persen di antara keseluruhan kasus, pasien dapat mengalami leptospirosis berat yang dikenal dengan nama Weil’s disease. Pasien dengan kondisi ini biasanya perlu dirawat di rumah sakit.

Tanda atau gejala leptospirosis biasanya muncul dalam dua minggu. Tapi pada sebagian kasus, keluhan bisa saja timbul pada sebulan setelah paparan atau bahkan tidak muncul sama sekali.

Gejala leptospirosis yang paling umum adalah demam. Selain itu, penderita juga bisa mengalami:

Tanda dan gejala leptospirosis tersebut tidak khas dan dapat menyerupai penyakit lain, seperti flu dan meningitis. Oleh karena itu, pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk mendiagnosis leptospirosis, termasuk microscopic agglutination test (MAT).

Apa saja persiapan untuk menjalani microscopic agglutination test?

Tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan sebelum pemeriksaan.

Bagaimana microscopic agglutination test dilakukan?

Pada microscopic agglutination test, tenaga medis akan mengambil sampel darah dari lengan pasien. Berikut prosedurnya:

  • Tenaga medis akan membersihkan area pengambilan darah dengan cairan antiseptik. Langkah ini bertujuan membunuh kuman di permukaan kulit.
  • Lengan atas akan diikat dengan tourniquet agar aliran darah di lengan dapat terkumpul dan pembuluh darah vena mudah ditemukan.
  • Setelah vena ditemukan, darah pasien kemudian akan diambil dengan cara menyuntikan jarum steril ke pembuluh darah.
  • Tabung khusus lalu dipasang di belakang jarum untuk menampung darah pasien.
  • Ketika jumlah darah pasien sudah cukup, jarum akan dilepas dan bagian yang disuntik akan ditutup dengan perban.

Prosedur pengambilan darah biasanya hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit. Pasien mungkin akan merasa sedikit nyeri saat jarum disuntikkan atau dilepaskan.

Seperti apa hasil microscopic agglutination test?

Pada microscopic agglutination test, dokter akan melihat reaksi yang timbul ketika darah pasien dicampur dengan berbagai serotipe bakteri leptospira. Hasil tes yang menandakan leptospirosis adalah adanya kenaikan titer darah yang mencapai empat kali dari nilai normal.

Apa saja yang perlu diperhatikan setelah microscopic agglutination test?

Tidak ada hal khusus yang perlu dilakukan setelah pemeriksaan ini. Pasien biasanya bisa langsung kembali beraktivitas dengan normal.

Apa yang harus dilakukan bila hasil microscopic agglutination test positif?

Hasil MAT yang positif menandakan pasien mengidap leptospirosis. Dokter akan memberikan obat antibiotik pada pasien dengan infeksi ringan maupun berat. Khusus pada leptospirosis tingkat berat, antibiotik akan diberikan lewat suntikan.

Leptospirosis berat dapat merusak organ tubuh dan menyebabkan kegagalan pada banyak organ. Oleh karena itu, pasien juga memerlukan terapi suportif dan penanganan komplikasi pada ginjal, hati, pembuluh darah, dan sistem saraf pusat.

Apa saja komplikasi microscopic agglutination test?

Pemeriksaan yang melibatkan prosedur pengambilan darah, termasuk microscopic agglutination test, memiliki beberapa risiko komplikasi berikut:

  • Beberapa kali penusukan jarum untuk menemukan pembuluh darah vena
  • Perdarahan
  • Memar
  • Infeksi
  • Pingsan atau perasaan nyaris pingsan
infeksi bakterileptospirosis

NCBI. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4025277/
Diakses pada 29 September 2020

Medscape. https://emedicine.medscape.com/article/220563-treatment#d1
Diakses pada 29 September 2020

WebMD. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/what-is-leptospirosis#1
Diakses pada 29 September 2020

WebMD. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/immunoglobulin-test#1
Diakses pada 29 September 2020

NHS. https://www.nhs.uk/conditions/leptospirosis/
Diakses pada 29 September 2020

CDC. https://www.cdc.gov/leptospirosis/index.html
Diakses pada 29 September 2020

Monash University. http://www.med.monash.edu.au/microbiology/leptospirosis/
Diakses pada 29 September 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email