Medical Check Up

13 Mar 2023|dr. Levina Felicia
Ditinjau olehdr. Reni Utari
Salah satu pemeriksaan saat medical check up adalah tes darahTes darah termasuk salah satu pemeriksaan saat medical check up

Apa itu medical check up?

Medical check up adalah pemeriksaan medis rutin untuk mengecek kondisi kesehatan secara menyeluruh, bahkan ketika seseorang sedang sehat. Pada prosedur ini, pasien dapat menanyakan dan berdiskusi mengenai perubahan atau masalah kesehatan yang ia alami.

Terdapat beberapa jenis pemeriksaan dalam medical check up. Tergantung dari usia, riwayat medis, atau riwayat keluarga, dokter dapat merekomendasikan prosedur tes tambahan.

Mencegah suatu penyakit lebih baik daripada mengobati. Karena itu medical check up rutin sangat penting untuk dilakukan.

Mengevaluasi faktor risiko kondisi medis, skrining kanker dan penyakit lain, serta menilai pola hidup pasien bisa menjauhkan pasien dari penyakit kronis dan berbahaya.

Kenapa medical check up diperlukan?

Medical check up dilakukan untuk menentukan kondisi kesehatan pasien secara umum. Pada pemeriksaan ini, pasien juga dapat berkonsultasi terkait nyeri atau gejala lain yang sedang dialami.

Pemeriksaan kesehatan dianjurkan untuk dilakukan setahun sekali, terutama pada orag di atas 50 tahun. Tujuannya meliputi:

  • Memeriksa kemungkinan penyakit supaya dapat diobati sejak dini
  • Mengidentifikasi masalah yang mungkin menjadi gangguan medis di masa depan
  • Memperbaharui vaksin yang dibutuhkan
  • Memastikan pasien menerapkan pola makan yang sehat dan rutin berolahraga
  • Memantau perkembangan penyakit yang dialami oleh pasien
  • Memeriksa kadar kolesterol, tekanan darah, dan kadar gula darah yang bisa saja tidak bergejala meskipun kadarnya tinggi
  • Sebagai skrining rutin untuk membantu dokter dalam mengobati penyakit sebelum menjadi parah

Seberapa sering medical check up dilakukan?

Rekomendasi terkait seberapa sering medical check up dilakukan akan ditentukan berdasarkan usia, faktor risiko, dan kondisi kesehatan pasien saat ini. Pemeriksaan rutin umumnya dianjurkan:

  • Tiap tiga tahun sekali bila pasien berusia di bawah 50 tahun dengan kondisi kesehatan yang baik
  • Tiap tahun pada pasien yang berusia 50 tahun ke atas

Harus diingat bahwa pasien dengan penyakit kronis perlu melakukan pemeriksaan kesehatan yang lebih sering. Misalnya, pengidap diabetes atau PPOK.

Apa saja persiapan untuk menjalani medical check up?

Sebelum menjalani medical check up, pasien disarankan untuk mempersiapkan informasi di bawah ini:

  • Daftar obat-obatan yang sedang dikonsumsi, termasuk obat bebas, vitamin, suplemen, serta obat herbal
  • Daftar gejala atau nyeri yang pernah atau sedang dirasakan
  • Hasil pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan
  • Riwayat medis dan operasi
  • Kunjungan dokter sebelumnya
  • Alat medis yang terpasang di tubuh pasien, contohnya alat pacu jantung atau defibrilator
  • Pertanyaan lain terkait kesehatan yang belum terjawab

Pasien juga disarankan untuk mengenakan pakaian yang nyaman dan tidak memakai perhiasan atau make up secara berlebihan. Dengan ini, pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah.

Bagaimana prosedur medical check up dilakukan?

Pada medical check up, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan berikut:

Tanya jawab

Dokter akan menanyakan gejala, kebiasaan atau gaya hidup (seperti merokok, konsumsi alkohol, kesehatan seksual, pola makan, dan olahraga), status vaksinasi, serta riwayat medis pasien maupun keluarga.

Pemeriksaan tanda-tanda vital

Pemeriksaan ini meliputi tekanan darah, frekuensi denyut jantung, frekuensi pernapasan, serta suhu tubuh pasien.

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik umumnya berupa:

  • Keadaan umum

Dokter dapat memperoleh banyak informasi terkait kesehatan pasien melalui kondisi umumnya. Misalnya, seperti apakah pasien bisa berjalan dan berdiri dengan baik, atau memiliki daya ingat dan keadaan mental yang baik.

  • Pemeriksaan jantung

Dokter akan mendengarkan suara jantung pasien dengan stetoskop. Langkah ii bertujuan mendeteksi ada tidaknya gangguan denyut jantung, bising jantung, dan masalah jantung lain.

  • Pemeriksaan paru-paru

Dengan stetoskop, dokter dapat mendengar ada tidaknya bunyi napas abnormal. Contohnya, ronki atau mengi.

Suara napas tidak normal ini bisa menjadi tanda adanya penyakit jantung atau paru-paru.

  • Pemeriksaan kepala dan leher

Dokter akan meminta pasien untuk membuka mulut guna memeriksa kondisi tenggorokan dan amandel.

Telinga, hidung, mata, kelenjar limpa, tiroid, serta pembuluh darah arteri karotis pasien juga akan diperiksa.

  • Pemeriksaan abdomen (perut)

Dokter akan menekan perut pasien untuk mendeteksi ukuran hati dan ada tidaknya cairan dalam perut pasien, mendengar bising usus dengan stetoskop, dan mencari ada tidaknya nyeri tekan.

  • Pemeriksaan saraf

Dokter akan memeriksa kondisi saraf, kekuatan otot, refleks, keseimbangan, dan status mental pasien.

  • Pemeriksaan kulit

Pemeriksaan kulit dan kuku juga akan dilakukan.

  • Pemeriksaan tungkai

Kaki dan tangan pasien akan diperiksa. Demikian juga dengan kondisi sendi untuk mendeteksi ada tidaknya kelainan.

Pemeriksaan laboratorium

Tidak ada standar pemeriksaan laboratorium yang baku untuk medical check up, namun beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain:

Tes panel lemak (kolesterol) direkomendasikan tiap 4-6 tahun sekali. Pemeriksaan akan dilakukan lebih sering bila pasien memiliki faktor risiko penyakit jantung. Pasalnya, kadar kolesterol yang tinggi dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Pasien dengan berat badan berlebih (obesitas) atau memiliki faktor risiko diabetes, perlu menjalani pemeriksaan kadar gula darah. Menurut American Diabetes Association, orang dewasa berusia 45 tahun ke atas butuh pengecekan gula darah, tak peduli berapapun berat badannya.

Selain itu, CDC merekomendasikan tes hepatitis C bagi setiap orang berusia 18 tahun ke atas.

Pemeriksaan khusus pada laki-laki

Pada pasien laki-laki, dokter akan melakukan pemeriksaan penis, testis, prostat, serta mendeteksi keberadaan hernia.

Penis dan testis akan diperiksa untuk melihat ada tidaknya infeksi, peradangan, perubahan ukuran, atau gangguan lain yang mungkin terjadi. Misalnya, luka atau gejala kanker pada testis.

Sementara untuk mengecek kondisi prostat, dokter akan melakukan pemeriksaan colok dubur. Langkah ini bertujuan mendeteksi ada tidaknya pembesaran kelenjar prostat.

Pemeriksaan khusus pada wanita

Pada pasien wanita, dokter akan melakukan pemeriksaan pada payudara dan panggul. Dokter akan melihat ada tidaknya kelainan di payudara dan puting pasien, serta menekan area payudara.

Dokter juga akan mengecek kondisi kelenjar getah bening dengan meraba ketiak, guna mendeteksi ada tidaknya benjolan.

Organ dalam panggul pasien wanita pun akan diperiksa. Mulai dari vagina, vulva, leher rahim (serviks), ovarium, hingga rahim. Langkah ini dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya penyakit menular seksual atau gangguan kesehatan lain.

Sementara tes Pap smear atau HPV dapat dilakukan sebagai langkah skrining kanker serviks.

Seperti apa hasil medical check up?

Karena pemeriksaannya sangat beragam, hasil medical check up juga bermacam-macam. Sebagai contoh, pemeriksaan tanda-tanda vital akan menghasilkan:

  • Tekanan darah normal: 90/60 hingga 120/80 mmHg
  • Frekuensi denyut jantung normal: 60-100 kali per menit
  • Frekuensi pernapasan normal: 16-20 kali per menit
  • Suhu tubuh yang sehat: 36-37 derajat Celcius

Apa saja yang perlu diperhatikan setelah medical check up?

Setelah pemeriksaan, pasien bebas melakukan aktvitas seperti biasa. Dokter akan memberitahukan hasil via telepon atau email.

Salinan dokumen fisik pun bisa diberikan pada pasien di kunjungan berikutnya. Dokter kemudian menjelaskannya.

Tergantung pada hasil medical check up, pasien bisa saja membutuhkan pemeriksaan lanjutan atau skrining tambahan.

Bila hasil medical check up baik dan tidak ada pemeriksaan tambahan yang diperlukan, dokter dapat menganjurkan pemeriksaan kesehatan rutin sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.

Apa saja risiko komplikasi medical check up?

Medical check up tidak memiliki risiko yang berarti. Manfaat prosedur ini umumnya lebih besar daripada risikonya.

Namun pemeriksaan kesehatan yang melibatkan pengambilan darah memiliki beberapa risiko komplikasi berikut:

  • Perdarahan
  • Banyak suntikan untuk menemukan pembuluh darah vena
  • Darah menumpuk di bawah kulit (hematoma)
  • Infeksi
  • Pingsan atau perasaan nyaris pingsan
diabetespenyakit jantungmedical check upresume medis

Healthline. https://www.healthline.com/health/physical-examination
Diakses pada 31 Maret 2021

Healthline. https://www.healthline.com/health/how-often-should-you-get-routine-checkups-at-the-doctor
Diakses pada 31 Maret 2021

WebMD. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/annual-physical-examinations#1
Diakses pada 31 Maret 2021

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email