Mediastinoscopy adalah tindakan medis yang dilakukan dengan tujuan memeriksa kondisi mediastinum. Prosedur ini dilakukan oleh dokter spesialis bedah thoraks dan kardiovaskular.
Mediastinum merupakan ruang di belakang tulang dada (sternum), di antara paru-paru. Di ruang mediastinum, terdapat jantung, pembuluh darah jantung, kelenjar getah bening, trakea, kerongkongan (esofagus), dan kelenjar timus.
Mediastinum dapat diperiksa dengan alat khusus bernama mediastinoskop. Alat ini berbentuk seperti selang yang lentur dengan kamera dan lampu di ujungnya.
Dengan mediastinoskop, dokter dapat melihat organ dan struktur dalam mediastinum dengan lebih jelas. Gambar dari alat ini juga dapat ditampilkan di layar komputer maupun direkam.
Mediastinoscopy biasanya disertai dengan biopsi, yaitu pengambilan jaringan agar dapat diperiksa lebih lanjut di bawah mikroskop. Biopsi dilakukan untuk memeriksa kemungkinan kanker.
Jaringan yang diambil adalah kelenjar getah bening di mediastinum. Kelenjar ini berperan membunuh virus dan bakteri dalam tubuh.
Prosedur mediastinoscopy yang disertai biopsi dianjurkan untuk mendeteksi
Sebelum mediastinoscopy, dokter akan meminta pasien untuk menandatangani formulir persetujuan tindakan. Pasien juga akan diminta berpuasa (tidak makan dan minum) selama delapan jam sebelum prosedur.
Jangan lupa pula untuk menginformasikan riwayat medis maupun obat-obatan yang dikonsumsi pada dokter.
Mediastinoscopy umumnya berlangsung selama 60-75 menit dan dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
Sampel jaringan getah bening yang sudah diambil lewat mediastinoscopy dan biopsi akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.
Setelah prosedur, pasien akan dibawa ke ruang pemulihan. Selama di ruangan ini, tanda-tanda vital pasien akan dipantau. Mulai dari pernapasan, detak jantung, tekanan darah, hingga tingkat kesadaran.
Pemeriksaan rontgen mungkin akan dilakukan untuk memastikan tidak adanya perdarahan atau penumpukan udara dalam rongga paru.
Luka bekas sayatan akan diperiksa oleh dokter sebelum pasien diizinkan pulang. Dokter juga akan meresepkan obat pereda nyeri dan meminta pasien mengonsumsinya sesuai petunjuk.
Pasien perlu memastikan luka operasi tetap kering dan bersih. Pasien mungkin akan diminta untuk kembali ke dokter guna melepas jahitan pada beberapa hari pascaprosedur.
Pasien dapat kembali makan seperti biasa dan kembali ke rutinitasnya setelah beberapa hari. Namun hindari aktivitas fisik yang terlalu berat sampai dokter mengizinkannya.
Harap diingat bahwa pasien dan pendampingnya perlu waspada dan menghubungi dokter apabila mengalami:
Pemeriksaan mediastinoscopy biasanya memberikan hasil berupa biopsi kelenjar getah bening yang normal atau tidak normal.
Hasil tes dikatakan normal bila tidak ada tanda-tanda infeksi maupun kanker. Sebaliknya, hasil abnormal dapat mengindikasikan gangguan medis tertentu.
Setelah biopsi, dokter akan menganalisis ukuran dan bentuk sel pada sampel kelenjar getah bening. Bila ada kelainan sel, mediastinoscopy memungkinkan dokter untuk menentukan apakah kelainan tersebut bersifat jinak atau ganas.
Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan lanjutan maupun memberikan pengobatan. Pilihan ini tergantung pada jenis kelainan yang ditemukan.
Mediastinoscopy termasuk tindakan medis yang aman. Akan tetapi, komplikasi tetap mungkin terjadi. Beberapa komplikasi mediastinoscopy meliputi:
Bila terjadi pneumotoraks atau gangguan paru-paru lainnya, dokter akan melakukan rontgen dada guna memastikan diagnosis. Komplikasi ini umumnya bisa membaik dengan sendirinya. Namun jika pasien mengalami gejala seperti sesak napas, pengobatan medis lebih lanjut akan dilakukan.
Johns Hopkins Medicine. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/mediastinoscopy
Diakses pada 6 Juli 2020
Healthline. https://www.healthline.com/health/mediastinoscopy-with-biopsy
Diakses pada 6 Juli 2020
Medline Plus. https://medlineplus.gov/ency/article/003864.htm
Diakses pada 6 Juli 2020
American Cancer Society. https://www.cancer.org/treatment/understanding-your-diagnosis/tests/endoscopy/mediastinoscopy.html
Diakses pada 6 Juli 2020
University of Rochester Medical Center. https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=92&contentid=P07753
Diakses pada 6 Juli 2020