Lesionektomi adalah operasi untuk mengangkat lesi di area otak yang rusak atau tidak berfungsi normal. Lesi di otak muncul karena berbagai sebab, misalnya kelainan bawaan, tumor, cedera otak, stroke, pembuluh darah abnormal, hematoma (pembengkakan yang berisi darah) atau kondisi lain yang menimbulkan epilepsi dan kejang.
Lesi di otak diduga menjadi penyebab kejang-kejang pada 20-30% pasien epilepsi. Kejang akibat lesi biasanya tidak akan membaik hanya dengan mengonsumsi obat.
Oleh sebab itu pembedahan dapat menjadi pilihan untuk mendapatkan kembali kualitas hidup pasien. Meskipun risiko operasi otak cukup beragam, lesionektomi dianggap prosedur yang aman dan efektif bagi banyak orang.
Lesionektomi juga dapat menjadi pilihan bagi orang yang memiliki epilepsi akibat lesi tertentu dan riwayat kejang yang tidak dapat dikendalikan dengan obat-obatan.
Selain itu, prosedur ini juga dilakukan untuk mengangkat lesi dan jaringan otak di sekitarnya tanpa menyebabkan kerusakan pada area otak yang berhubungan dengan fungsi vital, seperti gerakan, sensasi, bahasa, dan memori.
Sebelum lesionektomi dilaksanakan, pasien akan menjalani evaluasi pra-operasi seperti pemantauan kejang, electroencephalography (EEG) dan magnetic resonance imaging (MRI).
Berbagai tes tersebut dapat membantu menentukan lokasi lesi dan memastikan lesi yang menjadi sumber kejang.
Tes lain untuk menilai aktivitas listrik di otak adalah pemantauan EEG-video. Pada pemeriksaan ini, kamera video digunakan untuk merekam kejang, sementara EEG memantau aktivitas otak.
Dalam beberapa kasus, pemantauan invasive (melalui pembedahan) juga akan dilakukan, dengan menempatkan elektroda di area tertentu di otak. Tahapan tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi lebih lanjut jaringan yang menjadi sumber kejang.
Lesionektomi diawali dengan pemaparan area otak menggunakan prosedur yang disebut kraniotomi. Setelah pasien mendapatkan bius total, dokter bedah akan membuat sayatan di kulit kepala.
Dokter akan mengangkat sepotong tulang dan menarik bagian belakang dura, membran keras yang menutupi otak sehingga menciptakan "jendela". Melalui celah ini, dokter dapat memasukkan instrumen khusus untuk mengangkat jaringan otak.
Mikroskop bedah akan digunakan untuk membantu dokter melihat dengan lebih jelas lesi dan jaringan otak di sekitarnya. Dokter selanjutnya akan menggunakan informasi yang telah dikumpulkan selama pencitraan otak pra-bedah untuk membantu mengidentifikasi jaringan otak yang abnormal dan menghindari area otak yang mengatur fungsi vital.
Dalam beberapa kasus, operasi juga dapat dilakukan dengan kondisi pasien terjaga. Pasien tetap akan diberikan obat-obatan agar rileks dan bebas dari rasa sakit. Hal ini dilakukan agar pasien dapat membantu dokter menemukan lokasi lesi dan menghindari area vital otak.
Ketika pasien terjaga, dokter dapat menggunakan probe khusus untuk merangsang berbagai area otak. Pada saat yang sama, pasien diminta untuk berhitung, mengidentifikasi gambar, atau melakukan tugas-tugas lain.
Dokter bedah kemudian dapat mengidentifikasi area otak yang terkait dengan setiap fungsi vital tersebut. Setelah jaringan otak diangkat, dura dan tulang dikembalikan ke tempatnya. Selanjutnya, kulit kepala akan ditutup menggunakan jahitan atau staples.
Operasi lesionektomi dapat menyembuhkan kejang pada sekitar dua pertiga kasus pasien dengan epilepsi lobus temporalis mesial dan sekitar setengah kasus individu dengan penyebab epilepsi fokal lainnya.
Sembuhnya kejang dilaporkan lebih sering terjadi pada beberapa jenis lesi seperti malformasi vaskular dan tumor glioneuronal daripada lesi lain seperti glioma.
Secara umum, kesembuhan kejang lebih mungkin terjadi pada pasien dengan lesi. Temuan dengan MRI mencapai 81% dan temuan histopatologis mencapai 73% pada pasien yang mengalami kesembuhan dari kejang. Sementara itu, hanya 45%-46%. kasus pasien dengan epilepsi bukan akibat lesi yang mengalami kesembuhan dari kejang.
Risiko yang terkait dengan lesionektomi meliputi:
Brain Recovery Project.
https://www.brainrecoveryproject.org/parents/brain-surgeries-to-stop-seizures/lesionectomy/#:~:text=A%20lesionectomy%20is%20a%20surgical,the%20lesion%20using%20surgical%20tools.
Diakses pada 23 Juni 2020
WebMd.
https://www.webmd.com/epilepsy/guide/lesionectomy#
Diakses pada 23 Juni 2020
St. Louis Childrens.
https://www.stlouischildrens.org/conditions-treatments/epilepsy-center/surgical-procedures/lesionectomy
Diakses pada 23 Juni 2020
Mhealth.
https://www.mhealth.org/care/treatments/lesionectomy-adult
Diakses pada 23 Juni 2020
National Center for Biotechnology Information.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24119337/
Diakses pada 23 Juni 2020