Laryngeal videostroboscopy adalah prosedur yang dilakukkan untuk mengevaluasi gerak dari pita suara.
Melalui prosedur ini, dokter dapat membedakan berbagai kelainan pada pita suara yang dapat mempengaruhi suara seseorang. Misalnya, suara serak atau hilangnya suara.
Pita suara merupakan organ yang terletak di dalam laring dan berfungsi menghasilkan suara. Organ ini berperan dalam proses bicara maupun bernyanyi.
Pita suara juga melindungi bagian terluar trakea (saluran napas). Udara yang masuk melalui pita suara akan menyebabkan getaran yang menimbulkan suara.
Pada beberapa kasus, benjolan atau kemerahan dapat ditemukan pada pita suara melalui laryngeal videostroboscopy. Kondisi ini dapat menandakan masalah pada suara maupun kemampuan bernapas seseorang.
Llaryngeal videostroboscopy menggunakan alat berbentuk selang lentur dan tipis yang disebut endoskop. Alat ini memiliki kamera dan lampu di salah satu ujungnya.
Endoskop terhubung dengan monitor dan alat perekam. Cahaya dari lampu endoskop akan menyinari pita suara, sehingga dokter THT dan ahli wicara dapat melihat gerakan organ ini saat pasien berbicara.
Laryngeal videostroboscopy dilakukan untuk beberapa keperluan di bawah ini:
Melalui prosedur ini, dokter THT bisa memastikan diagnosis kelainan suara yang tepat. Dengan ini, program rehabilitasi (terapi wicara) pun dapat dilakukan dengan baik.
Laryngeal videostroboscopy disarankan bagi:
Tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan sebelum prosedur laryngeal videostroboscopy.
Pada umumnya, laryngeal videostrobocopy dilakukan dengan prosedur yang meliputi:
Prosedur ini biasanya membutuhkan waktu singkat, yakni sekitar dua menit.
Setelah laryngeal videostroboscopy, bagian hidung, mulut, dan tenggorokan pasien bisa terus mati rasa selama 30-45 menit. Karena itu, pasien perlu berhati-hati ketika makan maupun minum jeda selama waktu tersebut.
Sebagian pasien dapat mengalami batuk selama beberapa saat ketika efek obat anestesi hilang. Namun pasien biasanya dapat kembali beraktivitas dengan normal pascaprosedur.
Gambar dari kamera endoskop yang digunakan dalam laryngeal videostroboscopy, akan ditampilkan pada layar monitor. Dokter THT dan ahli wicara akan mengevaluasi gerakan pita suara pasien guna mendiagnosis penyebab dari gangguan yang dialami oleh pasien.
Setelah penyebab tersebut diketahui, dokter THT dan ahli wicara dapat menentukan penanganan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Secara umum, tidak ada komplikasi yang timbulkan setelah laryngeal videostroboscopy. Pasien juga biasanya tidak merasa nyeri ketika endoskop dikeluarkan dari hidung.
Namun pada beberapa kasus, mimisan ringan mungkin terjadi sesudah pasien menjalani prosedur pemeriksaan ini.
Nationwide Children’s Hospital. https://www.nationwidechildrens.org/specialties/ear-nose-throat-ent-services-otolaryngology/find-a-service/video-laryngeal-stroboscopy
Diakses pada 4 September 2020
Children’s Hospital of Pittsburgh. https://www.chp.edu/our-services/audiology/patient-procedures/videostroboscopy
Diakses pada 4 September 2020
Marianjoy Rehabilitation Hospital. https://www.marianjoy.org/rehab-technology/MARTI/swallowing-dysphagia/digital-laryngeal.aspx
Diakses pada 4 September 2020