Laringoskopi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat kotak suara (laring), pita suara, dan struktur lain di belakang tenggorokan. Pemeriksaan ini dapat membantu dokter dalam menentukan penyebab dari gejala yang dialami pasien seperti perubahan suara, gangguan pernapasan, nyeri tenggorokan, sakit telinga, sulit menelan, dan sumbatan jalan napas.
Terdapat tiga jenis laringoskopi berdasarkan prosedurnya, yaitu laringoskopi indirek, laringoskopi fleksibel (direct fiber-optic laryngoscopy), dan laringoskopi direk. Prosedur ini biasanya akan dilakukan oleh dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT).
Dokter biasanya menyarankan laringoskopi untuk:
Sebelum masuk ke ruang operasi, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan pasien. Sebelum prosedur dilakukan, dokter mungkin akan meminta pasien melakukan rontgen atau tes pencitraan lain. Misalnya, CT scan.
Pada pasien yang direncanakan melakukan laringoskopi di bawah pengaruh obat bius umum, dokter akan meminta pasien untuk berpuasa sebelum prosedur.
Pasien juga akan diminta untuk menghentikan penggunaan obat-obatan tertentu setidaknya seminggu sebelum laringoskopi. Jangan pula juga untuk menginformasikan pada dokter terkait obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
Prosedur laringoskopi bervariasi tergantung pada jenisnya. Berikut penjelasannya:
Pada laringoskopi indirek, dokter akan memakai cermin kecil bertangkai panjang, yang menyerupai cermin pada pemeriksaan gigi. Alat ini digunakan untuk melihat laring pasien.
Pemeriksaan sederhana ini biasanya hanya membutuhkan waktu sekitar 5-10 menit dengan prosedur yang meliputi:
Pada laringoskopi fleksibel, dokter akan menggunakan alat bernama laringoskop fleksibel dengan teropong di ujungnya.
Laringoskop fleksibel berbentuk seperti kabel tipis panjang yang akan dimasukkan ke dalam hidung hingga mencapai laring. Kemudian, dokter akan melihat kondisi laring pasien.
Dokter akan memberikan obat bius lokal pada hidung pasien sebelum laringoskop dimasukkan. Pada beberapa pasien, obat dekongestan juga akan diberikan untuk memperlebar lubang hidung. Pemeriksaan ini biasanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menit.
Pada prosedur laringoskopi direk, dokter akan menggunakan laringoskop untuk mendorong lidah ke bawah dan mengangkat epiglotis. Epiglotis adalah selaput dekat pita suara yang akan membuka ketika seseorang bernapas dan menutup ketika seseorang menelan.
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan sekitar 45 menit. Pasien akan diberi obat bius total sehingga akan tertidur selama prosedur.
Pasien yang diberi obat bius umum sebelum pemeriksaan perlu beristirahat dan tidak berkendara selama dua jam hingga efek obat hilang. Sedangkan pasien yang diberi obat bius lokal tidak diperbolehkan makan atau minum hingga efek obat hilang dan tenggorokan tidak lagi mati rasa. Efek obat bius lokal biasanya akan menghilang dalam 30 menit.
Saat efek obat bius mulai hilang, pasien mungkin akan merasakan tenggorokannya sakit, batuk-batuk (terkadang disertai darah), dan suaranya serak selama beberapa hari setelah laringoskopi selesai dilakukan.
Pada beberapa kasus, dokter juga akan melakukan biopsi saat prosedur laringoskopi dilakukan. Untuk menunggu hasil biopsi biasanya pasien perlu menunggu selama beberapa hari.
Secara umum, laringoskopi merupakan prosedur yang aman. Beberapa komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh laringoskopi meliputi:
Healthline. https://www.healthline.com/health/laryngoscopy
Diakses pada 23 Maret 2020
American Cancer Society. https://www.cancer.org/treatment/understanding-your-diagnosis/tests/endoscopy/laryngoscopy.html
Diakses pada 23 4 Maret 2020
Kids Health. https://kidshealth.org/en/parents/laryngoscopy.html
Diakses pada 23 Maret 2020
WebMD. https://www.webmd.com/oral-health/what-is-laryngoscopy#1
Diakses pada 23 Maret 2020