Apa itu laparoskopi?
Laparoskopi adalah prosedur bedah yang dilakukan tanpa membuat sayatan besar pada permukaan kulit. Melalui prosedur ini, dokter dapat melihat bagian organ bagian dalam lewat gambar di monitor yang terhubung dengan kamera di ujung alat bernama laparoskop. Karena itu, dokter tidak perlu membuat sayatan besar pada tubuh pasien yang biasanya dilakukan pada bedah terbuka. Laparoskopi sering juga disebut sebagai operasi lubang kunci.
Biasanya, tindakan bedah laparoskopi diperlukan untuk kondisi-kondisi di bawah ini:
- Mendiagnosis dan mengobati endometriosis, nyeri panggul kronis, penyakit peradangan pada panggul, dan ketidaksuburan.
- Mengangkat rahim, mioma uterus (polip rahim), kista ovarium, kelenjar getah bening, atau kehamilan ektopik.
- Menangani kondisi medis tertentu, misalnya inkontinensia urin, prolaps organ panggul, dan beberapa jenis kanker.
- Mengevaluasi kanker tertentu, seperti kanker ovarium, kanker rahim, dan kanker serviks.
- Mengambil jaringan untuk di biopsi
Siapa yang membutuhkan laparoskopi?
Laparoskopi diperlukan bagi pasien yang mengalami kondisi-kondisi berikut:
- Nyeri perut yang parah dan kronis
- Terdapat benjolan di perut
- Mengidap kanker perut. Operasi laparoskopi dapat dilakukan untuk mengangkat jenis kanker tertentu.
- Wanita yang mengalami siklus menstruasi dengan volume darah haid yang melebihi normal.
- Wanita yang menjalani prosedur sterilisasi.
- Wanita yang mengalami masalah kesuburan (infertilitas). Laparoskopi bisa digunakan untuk memeriksa ada tidaknya sumbatan di tuba falopi atau kondisi lain yang dapat mengganggu kesuburan.
Apa saja persiapan untuk menjalani laparoskopi?
Pasien yang direncanakan menjalani laparoskopi dengan bius total akan diminta untuk:
- Berpuasa (tidak makan atau minum) selama 6-12 jam sebelum operasi.
- Menginformasikan mengenai obat-obatan yang dikonsumsi secara rutin. Konsumsi beberapa jenis obat mungkin harus dihentikan sebelum prosedur, contohnya obat pengencer darah seperti aspirin dan warfarin.
- Meminta keluarga atau teman untuk menemani dan mengantar pasien pulang setelah operasi.
- Mengenakan pakaian yang longgar saat hendak menjalani laparoskopi.
- Jika pasien adalah wanita maka harus dipastikan apakah hamil atau tidak
- Mencukur bulu kemaluan yang biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan di ruang operasi
Bagaimana prosedur laparoskopi dilakukan?
Laparoskopi biasanya dilakukan di rumah sakit, sebagai prosedur rawat inap maupun rawat jalan. Langkah-langkahnya meliputi:
- Pasien diminta untuk melepaskan pakaian dan menggantinya dengan gaun khusus yang disediakan oleh rumah sakit.
- Pasien diminta berbaring di meja operasi.
- Kebanyakan prosedur laparoskopi dilakukan dengan bius total agar pasien tertidur selama operasi berlangsung. Pasien akan diberi obat bius melalui infus atau menghirup gas dari masker khusus.
- Memasang alat bantu pernapasan
- Memasang kateter urine
- Bagi pasien yang tidak diberi bius total, obat bius lokal akan disuntikkan sehingga pasien tidak akan merasa nyeri selama operasi.
- Ketika obat bius sudah bekerja, dokter bedah akan membuat beberapa sayatan kecil di bawah pusar atau di sekitar area tersebut. Sayatan ini umumnya berukuran 1-1,5 cm.
- Selang lalu dimasukkan ke salah satu sayatan untuk memompa gas ke dalam perut guna memperlebar ruang dalam rongga perut. Dengan ini, dokter dapat melihat organ dalam perut dengan lebih jelas dan lebih leluasa untuk bekerja.
- Alat laparoskop berupa tabung tipis dengan kamera di ujungnya kemudian dimasukkan ke dalam perut lewat sayatan lain.
- Dokter bedah akan menggerakkan laporoskop di sekitar perut guna melihat kondisi organ yang dituju lewat monitor yang terhubungan kamera laparoskop.
- Dokter bedah lalu melakukan prosedur yang dibutuhkan dan sesuai dengan penyakit pasien. Alat operasi yang dibutuhkan akan dimasukkan ke lubang sayatan lainnya.
- Sesudah prosedur selesai, laparoskop, alat operasi, dan selang gas akan dikeluarkan dari perut pasien.
- Dokter lalu menutup semua sayatan dengan jahitan.
Setelah itu, pasien akan dipindahkan ke ruang pemulihan. Pasien mungkin akan merasakan kantuk dan atau mual selama beberapa jam pascaprosedur.
Apa saja yang perlu diperhatikan setelah laparoskopi?
Beberapa gejala dapat timbul selama beberapa hari setelah Anda menjalani laparoskopi. Gejala ini meliputi:
- Rasa lelah
- Nyeri tenggorokan karena penggunaan selang pernapasan selama operasi
- Rasa tidak nyaman di lokasi sayatan
- Perut kembung
- Nyeri bahu atau punggung karena sisa gas yang masih ada dalam perut dapat mengiritasi diafragma
Segera hubungi dokter apabila Anda mengalami keluhan yang mengindikasikan adanya komplikasi pascaprosedur berikut ini:
- Nyeri yang parah atau memburuk
- Mual atau muntah
- Pendarahan hebat dari vagina
- Menstruasi dengan volum darah berlebihan atau ada gumpalan darah
- Tanda-tanda infeksi, seperti demam, menggigil, atau kemerahan, bengkak, dan keluarnya cairan dari luka operasi
- Buang air kecil yang terasa tidak tuntas
- Sesak napas
Anda biasanya dapat kembali beraktivitas normal pada 1-2 hari setelah prosedur. Namun beberapa aktivitas berat perlu dihindari selama beberapa minggu pascaoperasi, misalnya olahraga atau mengangkat beban berat.
Apa saja efek samping laparoskopi?
Lapaorskopi secara umum aman untuk dilakukan. Namun, beberapa efek samping masih mungkin muncul laparoskopi yang dapat timbul pascaprosedur meliputi:
- Pendarahan dan kemungkinan dibutuhkannya transfusi darah
- Infeksi
- Hernia
- Risiko kerusakan pembuluh darah, lambung, usus, kandung kemih, atau saluran kemih
- Reaksi alergi terhadap obat bius
- Peradangan atau infeksi pada perut
- Terbentuknya gumpalan darah