Kolostomi adalah pembuatan lubang di dinding perut sebagai saluran pembuangan kotoran dari usus besar pada pasien yang tidak bisa buang air besar dengan normal. Bukaan pada perut tersebut dinamakan lubang stoma dan terhubung langsung dengan usus besar.
Nantinya, lubang stoma akan menggantikan anus yang berfungsi untuk membuang limbah dalam bentuk tinja serta gas (kentut) dari dalam tubuh. Selanjutnya, kotoran yang keluar dari lubang stoma akan ditampung dalam sebuah kantung yang disebut kantung kolostomi (colostomy bag).
Kolostomi termasuk jenis operasi besar yang dilakukan untuk menangani masalah usus besar (kolon), rektum, atau anus yang tidak mampu berfungsi secara normal. Kondisi ini bisa disebabkan oleh penyakit atau cedera yang membuat usus harus diistirahatkan untuk sementara.
Terdapat sederet kondisi medis yang menyebabkan seseorang membutuhkan kolostomi, antara lain:
Melansir American Cancer Society, ada beberapa jenis kolostomi, yaitu permanen, sementara, dan transversal. Jenis kolostomi yang dilakukan akan tergantung pada tingkat keparahan penyakit yang dialami pasien.
Berikut ini adalah penjelasan jenis-jenis kolostomi.
Biasanya dokter akan merekomendasikan kolostomi permanen pada pasien yang mengalami kerusakan usus parah akibat penyakit kronis, seperti kanker usus, divertikulitis, atau penyakit Crohn.
Pasalnya, berbagai penyakit tersebut menyebabkan bagian usus yang rusak harus diistirahatkan secara permanen atau bahkan diangkat.
Operasi kolostomi permanen umumnya hanya dilakukan sekali. Akan tetapi, apabila lubang stoma sering mengalami masalah, seperti tersumbat atau terinfeksi, operasi ulang mungkin dibutuhkan.
Kolostomi sementara (temporer) umumnya disarankan untuk pasien yang mengalami gangguan usus ataupun rektum yang lebih ringan dan masih bisa dipulihkan. Prosedur ini juga terkadang dibutuhkan setelah menjalani operasi yang melibatkan usus.
Jadi, kantung kolostomi hanya dipasang sementara hingga bagian usus atau rektum pulih. Setelahnya, lubang stoma akan ditutup.
Pada kolostomi sementara, akan dipilih jenis transversal. Artinya, lubang stoma akan dibuat pada bagian usus besar yang melintang di atas pusar.
Biasanya kolostomi akan ditutup dalam 3-9 bulan sampai pasien pulih sepenuhnya dari operasi.
Bagi pasien yang menderita cacat bawaan, seperti atresia ani, kolostomi juga biasanya bersifat sementara. Nantinya, dokter akan melakukan operasi bedah untuk membuat atau memperbaiki lubang anus pada pasien.
Pada kolostomi transversal, lubang stoma dibuat di perut bagian atas, baik di tengah (atas pusar) atau ke arah sisi kanan tubuh.
Dengan begitu, tinja dapat dikeluarkan sebelum mencapai bagian bawah kolon, yang biasanya berfungsi menampung feses sebelum ke rektum.
Tindakan ini biasanya dilakukan jika usus bagian bawah yang bermasalah (mengalami peradangan, infeksi, atau baru dioperasi) sehingga perlu diistirahatkan hingga pulih dan dapat berfungsi normal.
Ada 2 jenis prosedur ini, yakni kolostomi transversal loop dan double-barrel. Bedanya terletak pada bentuk stoma yang dibuat.
Kolostomi loop memiliki 2 lubang yang terlihat seperti satu stoma besar. Sementara, pada double-barrel, usus terbagi sepenuhnya sehingga stoma terlihat sebagai dua bagian yang terpisah.
Sebelum kolostomi dilakukan, dokter akan melakukan pemeriksaan yang meliputi:
Secara umum, prosedur kolostomi meliputi:
Anda kemudian akan dipindahkan ke ruang pemulihan pascaoperasi (recovery room). Selama berada di ruangan ini, petugas medis akan memantau tingkat kesadaran dan tanda-tanda vital Anda.
Setelah Anda siuman dan tanda-tanda vital Anda stabil, Anda akan dipindahkan ke ruang perawatan biasa.
Setelah operasi, biasanya Anda perlu menjalani rawat inap selama 3-7 hari, atau lebih lama jika prosedur ini bersifat emergensi. Nantinya, dokter atau perawat akan mengajari Anda cara menggunakan kantung kolostomi dengan benar. Pastikan Anda memperhatikan dan memahaminya dengan baik.
Setelah operasi, Anda tidak bisa langsung makan makanan normal. Anda dianjurkan untuk:
Selama memiliki stoma, tinja yang keluar umumnya bertekstur lembek, terkadang cair. Mengingat tesktur feses yang cair dan bisa bersifat asam, ada risiko iritasi yang mungkin terjadi jika kotoran mengenai kulit perut Anda.
Itu sebabnya, Anda harus selalu menjaga kebersihan stoma dan rajin mengganti kantung kolostomi. Beberapa kantung kolostomi mungkin bisa diganti 3-6 hari sekali. Namun, ada pula yang perlu diganti setiap hari.
Tanyakan pada perawat atau dokter untuk memastikannya.
Selain itu, setelah menjalani kolostomi, Anda juga dianjurkan untuk:
Seperti prosedur pembedahan besar lainnya, kolostomi juga memiliki risikonya tersendiri yang meliputi:
Dokter akan mendiskusikan risiko-risiko dan manfaat kolostomi dengan Anda secara mendetail. Kolostomi akan dilakukan apabila manfaatnya lebih besar dibandingkan dengan risiko komplikasi yang mungkin terjadi.
NHS. https://www.nhs.uk/conditions/colostomy/
Diakses 10 November 2021
American Cancer Society. https://www.cancer.org/treatment/treatments-and-side-effects/treatment-types/surgery/ostomies/colostomy/types-of-colostomies.html
Diakses 10 November 2021
Johns Hopkins Medicine.https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/colostomy
Diakses 10 November 2021
WebMD. https://www.webmd.com/colorectal-cancer/guide/living-colostomy
Diakses 19 Februari 2020
Healthline. https://www.healthline.com/health/colostomy
Diakses 19 Februari 2020
Medline Plus. https://medlineplus.gov/ency/article/002942.htm
Diakses 10 November 2021
Hollister. https://www.hollister.com/en/ostomycare/ostomylearningcenter/understandinganostomy/the4typesofcolostomies
Diakses 10 November 2021
Bladder and Bowel. https://www.bladderandbowel.org/bowel/stoma/expect-after-stoma-surgery/
Diakses 10 November 2021
American Society of Clinical Oncology. https://www.cancer.net/navigating-cancer-care/how-cancer-treated/surgery/types-ostomy/colostomy
Diakses 10 November 2021