Irigasi telinga adalah prosedur yang dilakukaan untuk membersihkan kotoran telinga (serumen) yang berlebihan atau benda asing dari telinga.
Pada kondisi normal, telinga akan menghasilkan zat seperti lilin (wax). Zat ini berperan melindungi dan melembapkan lubang telinga, membersihkannya dari kotoran, dan mencegah pertumbuhan bakteri.
Namun bila jumlah zat lilin berlebihan atau mengeras, kondisi ini akan menyebabkan sumbatan telinga. Gejalanya meliputi sakit telinga, telinga berdenging, atau gangguan pendengaran sementara.
Irigasi telinga dilakukan untuk membersihkan liang telinga dari kotoran atau benda asing. Kotoran telinga yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
Selain itu, irigasti telinga juga dilakukan untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam liang telinga seperti makanan, serangga, atau batu kecil. Pada kasus seperti ini, tujuan dilakukan irigasi telinga ialah untuk mengeluarkan benda asing dari liang telinga secara cepat namun tetap secara aman.
Orang yang mungkin membutuhkan prosedur irigasi liang telinga adalah orang yang pada liang telinganya terdapat banyak serumen yang menyebabkan gejala seperti gangguan pendengaran dan rasa nyeri serta orang yang pada liang telinganya terdapat benda asing.
Namun prosedur irigasi telinga tidak dianjurkan bagi orang yang mengalami kondisi medis tertentu seperti:
Persiapan yang dapat Anda lakukan sebelum menjalani penyedotan cairan di paru adalah:
Secara garis besar, prosedur irigasi telinga adalah sebagai berikut:
Anda mungkin akan mengalami beberapa efek samping berupa rasa pusing, rasa tidak nyaman atau nyeri pada liang telinga, serta telinga berdenging setelah menjalani prosedur. Efek ini biasanya hanya sementara dan akan membaik dalam beberapa hari.
Bila Anda mengalami nyeri berat pada telinga atau gejala lain yang kian memburuk, segeralah berkonsultasi dengan dokter Anda.
Komplikasi irigasi telinga yang mungkin terjadi antara lain:
Healthline. https://www.healthline.com/health/ear-irrigation
Diakses pada 1 Juli 2020
Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/325857
Diakses pada 1 Juli 2020