Irigasi hidung merupakan suatu prosedur medis yang bertujuan mengatasi hidung yang tersumbat dan mengalami iritasi. Prosedur ini juga yang dikenal istilah sinus flush.
Irigasi hidung tergolong aman dan mudah dilakukan secara mandiri di rumah. Pada prosedur ini, pasien perlu membersihkan rongga hidung dengan cairan saline (larutan garam).
Cairan saline yang dimasukkan ke dalam rongga hidung akan membersihkan lendir, kotoran, dan zat alergen yang menyebabkan alergi. Cairan ini juga dapat membantu dalam melembabkan membran mukosa hidung.
Prosedur irigasi hidung efektif untuk mengurangi iritasi dan sumbatan pada hidung, yang disebabkan oleh sinusitis, alergi, atau flu.
Irigasi hidung memiliki sederet keuntungan di bawah ini:
Irigasi hidung biasanya dilakukan untuk membantu dalam meringankan berbagai masalah pada saluran pernapasan bagian atas. Contoh gangguan ini meliputi:
Irigasi hidung dapat dilakukan sesekali oleh orang yang mengalami hidung tersumbat akibat flu atau alergi. Sementara bagi pasien dengan hidung mampet karena sinusitis, prosedur ini bisa dijalani sekali sehari dan dapat diulang hingga tiga kali sehari jika gejala berkurang.
Namun sebagian dokter tidak menyarankan irigasi hidung dilakukan secara rutin. Pasalnya, irigasi yang dilakukan terus-menerus ketika pasien sedang tidak mengalami gejala, dapat meningkatkan risiko infeksi sinus. Fungsi membran mukosa yang melapisi rongga dalam hidung dan sinus pun bisa terganggu.
Langkah pertama irigasi hidung adalah menyiapkan larutan saline. Larutan ini dapat dibuat sendiri atau dibeli di apotek berupa cairan infus NaCl 0,9%.
Dokter lebih menyarankan pasien untuk membeli dan menggunakan cairan infus di apotek karena tingkat sterilnya lebih terjamin.
Apabila hendak memakai larutan saline buatan sendiri, pasien bisa membuatnya dengan mencampurkan air hangat dengan garam. Air yang digunakan harus disterilkan dengan cara merebus air selama beberapa waktu lalu didiamkan.
Setelah larutan saline siap, pasien perlu menyediakan beberapa peralatan untuk mengalirkan cairan tersebut ke rongga hidung. Alat-alat ini bisa berupa neti pot, spuit (tanpa jarum), serta botol irigasi hidung yang dapat diperas.
Alat-alat tersebut bisa didapatkan di apotek-apotek terdekat maupun dibeli secara online.
Secara umum, prosedur irigasi hidung meliputi:
Bila gejala tidak membaik atau malah memburuk pada 10 hari setelah irigasi hidung, segera hubungi dokter. Kondisi ini bisa menjadi tanda adanya infeksi yang lebih serius yang membutuhkan obat-obatan.
Pasien juga perlu menghubungi dokter jika mengalami hidung tersumbat yang disertai dengan gejala-gejala berikut:
Komplikasi irigasi hidung yang utama adalah infeksi. Infeksi dapat terjadi bila pasien tidak membersihkan alat-alat yang digunakan dengan baik atau memakai air yang kurang steril.
Penggunaan larutan yang tidak disterilisasi dengan sempurna juga dapat menyebabkan kondisi amoebic meningitis yang mengancam nyawa.
Amoebic meningitis adalah infeksi otak yang disebabkan oleh parasit jenis amoeba bernama Naegleria fowleri. Parasit ini bisa masuk ke otak lewat sinus dan menyebabkan infeksi berbahaya dengan gejala berupa sakit kepala hebat, leher terasa kaku, demam, penurunan kesadaran, kejang, hingga koma.
Merebus air setidaknya selama satu menit hingga mendidih dan membiarkannya hingga bersuhu hangat sebelum dicampur garam, dapat membunuh parasit sekaligus mencegah infeksi.
Irigasi hidung juga dapat menimbulkan efek samping ringan yang meliputi:
Healthline. https://www.healthline.com/health/sinus-flush
Diakses pada 3 November 2020
Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/sinus-flush
Diakses pada 3 November 2020