Intubasi adalah proses pemberian napas buatan pada pasien yang tidak bisa bernapas sendiri akibat koma, penyakit berat, atau proses bius total menggunakan selang yang disambungkan ke ventilator.
Saat melakukan proses intubasi, selang yang bernama endotrakeal tube (ET) tersebut akan dimasukkan lewat mulut lalu diturunkan hingga menuju ke jalur napas.
Selang tersebut tersambung ke ventilator atau alat bantu napas yang akan mendorong oksigen agar bisa sampai ke paru-paru, sehingga pasien bisa tetap bernapas.
Intubasi ini sering juga disebut sebagai intubasi endotrakeal. Prosedur ini penting dilakukan untuk menjaga agar saluran napas tetap terbuka dan mencegah terjadinya gagal napas.
Jika sampai gagal napas terjadi, maka organ-organ di tubuh jadi tidak bisa mendapatkan oksigen. Hal ini bisa menyebabkan sel-selnya rusak bahkan mati. Gagal napas bisa berlanjut pada gagal organ dan pada kondisi terparah akan menyebabkan kematian.
Tujuan utama dari intubasi endotrakeal adalah untuk memungkinkan udara lewat secara bebas dari dan ke paru-paru. Tabung endotrakeal dapat dihubungkan ke mesin ventilator untuk memberikan pernapasan buatan.
Selain itu tujuan lain prosedur intubasi endotrakeal dilakukan adalah:
Prosedur intubasi endotrakeal adalah salah satu metode pemberian napas buatan yang bisa diberikan pasien Covid-19 yang kondisinya sudah parah. Biasanya, pemasangan dilakukan saat kondisi pasien sudah mengarah pada acute respiratory distress syndrome (ARDS).
Proses intubasi dan pemasangan ventilator pada pasien Covid-19 akan membantu pasien tetap bernapas, sehingga sistem imun tubuh punya cukup waktu untuk melawan virus corona.
Namun perlu diingat bahwa ventilator dan proses intubasi tidak bisa menyembuhkan Covid-19. Hal yang bisa menyembuhkan tetaplah sistem kekebalan tubuh yang baik dan berhasil melawan virus corona yang menyerang.
Intubasi endotrakeal merupakan prosedur invasif dan dapat menyebabkan rasa tidak nyaman. Oleh karena itu, obat-obatan seperti obat pelemas otot dan anestesi (lokal maupun umum) akan diberikan supaya pasien tidak merasakan nyeri selama prosedur dilakukan.
Berikut ini tahapan yang akan dilalui pasien saat menjalani prosedur intubasi endotrakeal:
Pasien akan mengalami nyeri tenggorokan ringan atau kesulitan menelan setelah prosedur dilakukan. Namun jangan khawatir, karena hal ini akan menghilang dengan sendirinya. Bila mengalami komplikasi seperti pembengkakan wajah, nyeri tenggorokan hebat, nyeri dada, sulit berbicara, nyeri leher, dan sesak napas, segera hubungi dokter yang merawat Pasien.
Intubasi endotrakeal umumnya aman dilakukan. Namun, prosedur ini memang memiliki risiko efek samping dan komplikasi yang cukup beragam.
Beberapa risiko yang dapat terjadi pada intubasi endotrakeal antara lain:
Maka dari itu, proses intubasi harus dilakukan oleh tim dokter spesialis yang berpengalaman.
Healthline. https://www.healthline.com/health/endotracheal-intubation
Diakses pada 31 Maret 2020
MedicineNet. https://www.medicinenet.com/endotracheal_intubation/article.htm #what_is_endotracheal_intubation
Diakses pada 31 Maret 2020
Very Well Health. https://www.verywellhealth.com/what-is-intubation-and-why-is-it-done-3157102
Diakses pada 6 September 2021
Medicine Net. https://www.medicinenet.com/endotracheal_intubation/article.htm#is_endotracheal_intubation_used_for_covid-19_coronavirus_patients
Diakses pada 6 September 2021