Apa itu induksi ovulasi?
Induksi ovulasi adalah prosedur yang dilakukan untuk menstimulasi perkembangan dan ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur.
Terdapat banyak penyebab kemandulan, diantaranya: gangguan tuba falopi rahim, masalah kesuburan pria, gangguan rongga panggul/rahim wanita, dan gangguan ovulasi.Induksi ovulasi ditujukan bagi wanita yang mengalami kemandulan terutama akibat kegagalan pelepasan sel telur (anovulasi).
Anda dapat menngkonsultasikan untuk prosedur induksi ovulasi dengan dokter spesialis kandungan (obgyn) atau dokter spesialis endokrinologi reproduksi dan infertilitas.
Kenapa induksi ovulasi dilakukan?
Tujuan dilakukannya induksi ovulasi ialah untuk mengatasi masalah kesuburan yang terutama diakibatkan gangguan ovulasi.
Kerja induksi ovulasi adalah dengan:
- merangsang pelepasan sel telur pada wanita yang mengalami gangguan ovulasi (ditandai dengan tidak teraturnya siklus haid)
- meningkatkan jumlah sel telur yang matang pada setiap siklus haid untuk meningkatkan kemungkinan konsepsi/pembuahan
Siapa yang membutuhkan induksi ovulasi?
Setiap wanita yang mengalami masalah kesuburan dapat mempertimbangkan prosedur induksi ovulasi, terutama bagi wanita yang mengalami gangguan ovulasi (ditandai dengan tidak teraturnya siklus haid).
Apa saja persiapan sebelum menjalani induksi ovulasi?
Persiapan yang dapat Anda lakukan sebelum menjalani induksi ovulasi adalah:
- Menjalani pemeriksaan medis dengan dokter. Beritahukan kepada dokter bila Anda mengalami penyakit tertentu.
- Diskusikanlah manfaat dan risiko prosedur dengan dokter Anda
- Diskusikan mengenai jenis induksi ovulasi yang menjadi preferensi Anda. Dokter akan mempertimbangkan jenis induksi ovulasi yang terbaik bagi Anda berdasarkan kondisi klinis, kemampuan dokter, dan preferensi Anda.
- Infokan ke dokter mengenai obat-obat yang rutin Anda konsums
Sebelum menjalani induksi ovulasi, biasanya dokter menganjurkan pemeriksaan penunjang lengkap untuk mengevaluasi penyebab infertilitas yang diantaranya:
- pemeriksaan laboratorium (fungsi tiroid, level prolaktin, FSH pada hari ketiga siklus haid dan estradiol, progesteron pada hari ke-21 siklus haid atau 1 minggu sebelum dimulainya haid) untuk mengevaluasi penyebab infertilitas
- evaluasi kemungkinan penyakit menular seksual
- pemeriksaan pencitraan: histerosalpingogram atau sonohisterogram dengan infus salin
Selain mengevaluasi penyebab kemandulan dari sisi wanita, evaluasi kemungkinan penyebab kemandulan sebaiknya juga dilakukan pada pria yang meliputi analisis sperma.
Bagaimana induksi ovulasi dilakukan?
Induksi ovulasi dilakukan dengan menggunakan obat-obatan seperti:
- Clomiphene citrate: clomiphene citrate adalah obat minum yang mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat reseptor estrogen. Efeknya adalah sedikitnya estrogen yang berikatan dengan reseptornya menstimulasi tubuh untuk menghasilkan lebih banyak FSH (follicle stimulating hormone). FSH ini kemudian akan menstimulasi banyak sel telur yang dilepaskan. Induksi ovulasi menggunakan metode ini memerlukan pemantauan dengan USG, pemeriksaan kadar estrogen darah, dan kadar hormon LH (luteinizing hormone) pada urin. Untuk kemandulan yang penyebabnya tidak jelas, clomiphene citrate dilaukan bersamaan dengan inseminasi intrauterin, namun pada wanita yang penyebab kemandulannya adalah karena gangguan ovulasi maka tidak perlu dilakukan bersamaan dengan inseminasi intrauterin.
- Human menopausal gonadotropin (hMG): hMG adalah obat yang mengandung hormon FSH dan LH. Obat ini digunakan untuk menstimulasi perkembangan sel telur pada wanita yang tidak mengalami ovulasi secara spontan atau yang sangat jarang mengalami ovulasi. Selain itu obat ini juga bekerja dengan meningkatkan jumlah sel telur matang pada wanita yang mengalami ovulasi secara normal. Obat ini biasanya diberikan bersamaan prosedur inseminasi intrauterin dan fertilisasi in vitro. Penggunaan obat hMG dilakukan bersamaan dengan pemantauan kadar estrogen darah dan USG. Obat ini dapat disuntikkan sendiri oleh pasien. Cara penggunaannya akan diajarkan oleh dokter/perawat.
- Follicle stimulating hormone (FSH): obat ini bekerja dengan cara merangsang perkembangan banyak sel telur. FSH dapat digunakan secara tersendiri atau bersama dengan hMG untuk menginduksi pelepasan banyak sel telur (superovulasi). Pemantauan terapi dilakukan dengan pemeriksaan USG dan pemeriksaan kadar estrogen untuk mengevaluasi respon indung telur terhadap terapi. Obat ini dapat disuntikkan sendiri oleh pasien. Cara penggunaannya akan diajarkan oleh dokter/perawat.
- Human chorionic gonadotropin (hCG): ialah hormon alami dalam tubuh yang berfungsi dalam pematangan sel telur dan merangsang indung telur untuk melepaskan sel telur yang matang. Hormon ini juga merangsang korpus luteum untuk menghasilkan progesteron untuk menyiapkan dinding rahim untuk kemungkinan terjadinya implantasi sel telur yang telah dibuahi. Obat ini dapat disuntikkan sendiri oleh pasien. Cara penggunaannya akan diajarkan oleh dokter/perawat.
- Leuprolide dan gonadotropin sintetik (FSH/LH) inhibitor: leuprolide bekerja dengan menekan pengeluaran hormon LH dan FSH. Oleh karena itu, obat ini biasanya dipakai bersama dengan terapi induksi ovulasi lain (seperti penggunaan hMG-LH/FSH dan/atau FSH). Obat ini bekerja dengan cara memperbaiki rekruitmen folikel dengan cara mencegah rekuritmen folikel dominan pada siklus haid setelahnya. Selain itu obat ini juga mencegah pelepasan sel telur sebelum waktunya dengan cara menekan pelepasan hormon LH. Obat ini merupakan obat suntik yang dapat digunakan sendiri oleh pasien. Selama terapi ini, pemantauan yang diperlukan adalah USG dan pemeriksaan kadar estrogen.
Apa saja yang perlu diperhatikan setelah induksi ovulasi?
Selama menjalani induksi ovulasi Anda sebaiknya melakukan kontrol rutin ke dokter untuk melakukan evaluasi keberhasilan dan efek samping terapi.
Apa saja komplikasi induksi ovulasi?
Risiko yang mungkin ditimbulkan obat induksi ovulasi antara lain:
- Perubahan mood/emosi
- Vagina menjadi kering atau atrofi
- Mengalami hot flashes
- Siklus haid tidak teratur
- Risiko terjadi kehamilan multipel (kembar)
Bila Anda mengkhawatirkan akan risiko-risiko ini, diskusikanlah dengan dokter Anda mengenai manfaat dan risiko prosedur.