Hysteroscopy

Ditinjau olehdr. Reni Utari
Prosedur hysteroscopy akan dilakukan oleh dokter dengan alat hysteroscopeHysteroscopy dilakukan dengan penggunaan alat bernama hysteroscope

Apa itu hysteroscopy?

Hysteroscopy adalah sebuah prosedur medis yang dilakukan dokter untuk menilai keadaan bagian dalam rahim seorang wanita. Pada prosedur ini, dokter akan memasukkan alat berdiameter kecil yang memiliki kamera di ujungnya ke dalam rahim agar bisa memeriksa keadaan rahim Anda.

Terdapat dua jenis hysteroscopy berdasarkan tujuannya, yaitu hysteroscopy diagnostik dan hysteroscopy operatif. Apakah perbedaannya?

  • Hysteroscopy diagnostik

Prosedur ini dilakukan untuk mendiagnosis masalah pada rahim dan memastikan hasil pemeriksaan lain. Misalnya, hysterosalpingography (HSG).

Hysteroscopy diagnostik dapat Anda jalani di poliklinik kandungan dan kebidanan sebagai layanan rawat jalan.

  • Hysteroscopy operatif

Hysteroscopy operatif dilakukan guna menangani kondisi abnormal yang telah terdiagnosis saat hysteroscopy diagnostik. Kedua tindakan ini dapat dilakukan secara bersamaan.

Kenapa hysteroscopy diperlukan?

Hysteroscopy dilakukan untuk mendiagnosis kelainan dalam sistem reproduksi wanita, terutama rahim. Tak hanya itu, prosedur ini juga berfungsi menangani beberapa jenis kelainan sistem reproduksi.

Beberapa kelainan tersebut meliputi:

  • Fibroid rahim

Fibroid rahim adalah massa nonkanker yang tumbuh dalam rahim. Kondisi ini memiliki banyak nama, yakni miom serta polip rahim.

  • Adhesi atau perlengketan

Adhesi juga dikenal dengan istilah sindrom Asherman. Sindrom ini ditandai dengan perlengketan rahim yang menyebabkan terbentuknya jaringan parut dalam rahim. Jaringan parut bisa berujung pada perubahan pola menstruasi serta kemandulan. Hysteroscopy dapat membantu dokter untuk mencari letak adhesi sekaligus mengangkatnya.

  • Septum atau sekat pada rahim

Kondisi ini merupakan kelainan bawaan sejak lahir.

  • Perdarahan abnormal

Kondisi ini bisa ditandai dengan volume haid yang banyak, durasi menstruasi yang lebih panjang, dan perdarahan di luar siklus haid, serta perdarahan setelah menopause.

  • Keguguran berulang kali

Wanita yang mengalami keguguran lebih dari satu kali bisa dianjurkan untuk menjalani histeroskopi.

  • Infertilitas

Wanita yang tidak kunjung hamil meski telah merencanakan kehamilan dengan saksama juga dapat direkomendasikan untuk melakukan hysteroscopy. Dengan ini, penyebabnya bisa diketahui.

Selain kelainan pada rahim, kondisi-kondisi berikut juga dapat membutuhkan hysteroscopy:

  • Melakukan biopsi

Pengambilan sampel jaringan atau biopsi pada dinding dalam rahim untuk mendiagnosis kelainan rahim yang Anda alami

  • Menilai keberhasilan sterilisasi

Untuk menilai keberhasilan proses sterilisasi, dokter dapat melakukan histeroskopi.

  • Mengembalikan IUD ke lokasi seharusnya

Ketika alat kontraspsi intrauterine device (IUD) atau KB spiral lepas atau posisinya bergeser, dokter bisa menganjurkan hysteroscopy untuk mengatasinya.

Siapa yang membutuhkan hysteroscopy?

Semua wanita yang mengalami kondisi-kondisi seperti di atas merupakan kandidat untuk cocok menjalani hysteroscopy. Selain itu wanita yang memiliki hasil tes pap yang abnormal atau pernah mengalami keguguran juga dianjurkan untuk melakukan histeroskopi

Apa saja persiapan untuk menjalani hysteroscopy?

Persiapan yang dapat Anda lakukan sebelum menjalani hysteroscopy adalah sebagai berikut:

  • Mendiskusikan jenis pembiusan yang akan Anda terima selama prosedur. Bila dilakukan pembiusan umum, Anda akan diminta berpuasa selama beberapa waktu (biasanya, mulai dari tengah malam sebelum prosedur).
  • Menjalani pemeriksaan laboratorium.
  • Buang air kecil untuk mengosongkan kandung kemih.
  • Mengonsumsi obat-obatan untuk membantu dalam membuka mulut rahim sebelum prosedur.
  • Berhenti mengonsumsi beberapa obat-obatan yang dapat membuat pembekuan darah terganggu pada dua minggu sebelum prosedur dilakukan. Misalnya, aspirin, ibuprofen, clopidogrel, dan warfarin.

Bagaimana prosedur hysteroscopy dilakukan?

Lama prosedur hysteroscopy tergantung jenisnya, yakni hysteroscopy diagnostik atau operatif. Namun prosedur ini umumnya berlangsung selama 5-30 menit.

Secara garis besar, prosedur hysteroscopy meliputi:

  • Anda akan diminta berganti pakaian dengan gaun khusus rumah sakit.
  • Anda kemudian akan diminta berbaring atau duduk di ranjang khusus dengan posisi kedua kaki terbuka dan diletakkan di atas penyangga.
  • Anda akan menjalani bius total atau regional, tergantung pada pertimbangan dokter.
  • Dokter akan membersihkan vagina dengan cairan antiseptik.
  • Dokter juga bisa memberikan obat tertentu yang dapat membuat Anda lebih relaks.
  • Dokter kemudian membuka vagina dengan spekulum (cocor bebek).
  • Alat hysteroscope akan dimasukkan ke vagina sampai ke dalam rahim.
  • Gas atau cairan karbondioksida kemudian dipompa ke dalam rahim melalui alat khusus. Langkah ini berfungsi sedikit memperbesar ukuran rahim agar kamera hysteroscope dapat merekam kondisi dalam rahim dengan baik.
  • Cahaya dan kamera di ujung hysteroscope akan memudahkan dokter untuk mengecek keadaan rahim dan tuba falopi. Dengan ini, dokter bisa memastikan diagnosis dan melakukan hysteroscopy operatif bila perlu.

Apa yang dilakukan setelah prosedur hysteroscopy?

  • Saat Ada pulih dari efek anestesi, Anda dapat langsung makan dan minum
  • Anda mungkin akan mengalami kram yang mirip seperti nyeri haid dan beberapa bercak atau pendarahan selama beberapa hari, ini adalah hal yang normal
  • Anda disarankan untuk menghindari berhubungan seks selama seminggu atau sampai pendarahan berhenti untuk mengurangi risiko infeksi
  • Dokter akan menyarankan Anda untuk istirahat beberapa hari

Apa saja risiko dan komplikasi hysteroscopy?

Seperti pemeriksaan medis lainnya, hysteroscopy dapat menimbulkan efek samping. Mulai dari perdarahan vagina dan kram setelah prosedur.

Anda juga mungkin akan mengalami rasa begah pada perut yang berlangsung selama 24 jam pascaprosedur.

Komplikasi hysteroscopy termasuk jarang terjadi. Namun bila terjadi, komplikasinya dapat berupa:

  • Perforasi atau lubang pada dinding rahim
  • Infeksi rahim
  • Timbul jaringan parut pada rahim
  • Luka di mulut rahim
  • Kadar natrium yang rendah akibat penyedotan cairan yang berlebihan selama prosedur
  • Perdarahan
  • Gangguan fungsi usus

Bila Anda mengalami kondisi-kondisi tersebut, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Jangan menunggu hingga keadaan Anda bertambah buruk.

masalah infertilitasmioma uteripolip rahimkeguguran

Healthline. https://www.healthline.com/health/hysteroscopy
Diakses pada 11 Februari 2020

Verywell Health. https://www.verywellhealth.com/hysteroscopy-faqs-3521073
Diakses pada 11 Februari 2020

Medline Plus. https://medlineplus.gov/ency/article/007571.htm
Diakses pada 11 Februari 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email