Fluoroskopi adalah prosedur yang menghasilkan gambaran sinar-X secara berkelanjutan dan dapat diamati di monitor. Selama prosedur fluoroskopi berlangsung, sinar-X akan ditembakkan secara terus-menerus ke bagian tubuh atau organ yang diamati. Gambaran dari sinar-X tersebut akan ditransmisikan ke dalam monitor untuk mengevaluasi gerakan dari organ yang diperiksa.
Fluoroskopi antara lain bisa mengamati gerakan saluran pencernaan, saluran pernapasan, saluran kemih, sistem reproduksi, dan kerangka tubuh. Selain untuk mengevaluasi beberapa bagian tubuh, ada juga prosedur fluoroskopi intervensi, yang digunakan untuk membantu mengarahkan prosedur medis lain seperti, memasukkan kateter ke pembuluh darah.
Prosedur fluoroskopi antara lain dibutuhkan dalam:
Meskipun prosedur fluoroskopi aman dilakukan, beberapa hal termasuk jumlah radiasi yang akan diterima oleh pasien selama prosedur, dapat ditanyakan kepada dokter yang akan melakukan fluoroskopi.
Pada prosedur fluoroskopi dengan menggunakan zat kontras, beritahukan kepada dokter mengenai riwayat alergi terhadap zat kontras, atau riwayat alergi lainnya yang Anda miliki. Bila sedang mengandung, beritahukan juga kepada dokter. Sebab, prosedur fluoroskopi dapat memiliki efek samping terhadap pertumbuhan janin, sehingga dokter akan mencari prosedur lain yang aman untuk menggantikan fluoroskopi.
Fluoroskopi dapat dilakukan tanpa menggunakan sedasi atau anestesi umum, seperti pada fluoroskopi pada pasien rawat jalan, untuk memeriksa saluran pencernaan. Namun, terdapat beberapa fluoroskopi yang membutuhkan sedasi. Misalnya, pada prosedur fluoroskopi pasien yang akan menjalani kateterisasi jantung.
Sebelum prosedur fluoroskopi dilakukan, Anda akan diminta untuk melepaskan perhiasan atau pakaian yang mungkin dapat mengganggu hasil gambaran fluoroskopi. Untuk prosedur fluoroskopi yang membutuhkan zat kontras, Anda akan diminta untuk menelan zat kontras, menerima suntikan zat kontras, atau mendapat zat kontras melalui rektum (enema).
Anda juga akan diminta untuk tidak makan dan minum sebelum prosedur dilakukan. Untuk pemeriksaan fluoroskopi pada saluran cerna, Anda juga akan diminta untuk mempersiapkan saluran cerna sesuai instruksi dokter, untuk mendapat hasil visualisasi saluran cerna dengan lebih jelas.
Selama prosedur dijalankan, pasien diminta untuk berbaring di ranjang periksa menggunakan baju periksa. Alat khusus pemindai sinar-X akan digunakan untuk menghasilkan gambaran fluoroskopi dari bagian tubuh yang diperiksa. Meskipun pada umumnya, prosedur fluoroskopi tidak menimbulkan nyeri, rasa tidak nyaman dapat dirasakan oleh beberapa pasien.
Setelah menjalani prosedur fluoroskopi, Anda dapat segera beraktivitas normal. Kecuali pada sejumlah prosedur seperti kateterisasi jantung, yang membutuhkan beberapa waktu untuk proses pemulihan dari sedasi.
Seperti pada tes diagnostik lainnya, fluoroskopi merupakan prosedur untuk deteksi dini penyakit atau abnormalitas di dalam organ tubuh. Hasil dari fluoroskopi dapat membantu dokter untuk menentukan regimen terapi yang sesuai dengan kondisi Anda.
Risiko yang dapat terjadi pada fluoroskopi serupa dengan risiko pada pasien yang menjalani tes diagnostik menggunakan sinar-X. Berikut ini beberapa risiko yang dapat terjadi selama prosedur fluoroskopi:
News-Medica.net. https://www.news-medical.net/health/Fluoroscopy-Procedure.aspx
Diakses pada 7 Februari 2020
FDA. https://www.fda.gov/radiation-emitting-products/medical-x-ray-imaging/fluoroscopy
Diakses pada 7 Februari 2020
WHO. https://www.who.int/diagnostic_imaging/imaging_modalities/dim_fluoroscopy/en/
Diakses pada 7 Februari 2020
John Hopkins Medicine. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/fluoroscopy-procedure
Diakses pada 10 Februari 2020