Flow cytometry merupakan suatu pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk mendeteksi, menentukan, dan menghitung sel apapun, seperti sel darah atau sumsum tulang belakang secara spesifik. Metode pemeriksaan ini membantu dokter dalam melakukan klasifikasi jenis sel sehingga rencana pengobatan untuk penyakit pasien dapat ditentukan.
Pemeriksaan yang menggunakan alat khusus bernama flow cytometer ini akan mengukur jumlah, persentase, dan karakteristik seperti ukuran, bentuk, dan ada atau tidaknya penanda sel bernama biomarker pada permukaan sel. Flow cytometry biasanya dilakukan untuk mendiagnosis kanker dan memeriksa kondisi kesehatan setelah transplantasi organ.
Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan medis, seperti:
Untuk keperluan ini, sampel yang digunakan adalah sampel darah. Dengan menentukan jumlah sel CD4 dalam darah, dokter dapat menentukan seberapa sehat sistem kekebalan tubuh seseorang dan mendeteksi kerusakan yang disebabkan oleh virus.
Sampel yang digunakan adalah sumsum tulang belakang. Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan penyebab anemia dan memeriksa kondisi sumsum tulang belakang setelah tranplantasi atau kemoterapi.
Darah pendonor dan penerima organ akan diperiksa untuk menilai kecocokan sebelum transplantasi organ dilakukan.
Sampel air mani yang diambil akan diperiksa lebih lanjut sebagai peninjauan ulang paska tindakan vasektomi atau sebagai bagian untuk memeriksa kesuburan.
Sampel darah, sumsum tulang belakang, atau jaringan lainnya dapat digunakan sebagai sampel.
Sel platelet adalah sel yang berperan dalam proses pembekuan darah. Untuk keperluan ini, sampel yang digunakan adalah darah pasien.
Pemeriksaan ini digunakan untuk mengidentifikasi berbagai jenis tipe sel yang khas sebagai penanda penyakit tertentu. Flow cytometry paling sering digunakan untuk mendiagnosis kanker darah seperti leukemia dan limfoma.
Pada pemeriksaan ini, dokter akan menggunakan antibodi yang telah diberi zat pewarna khusus untuk mendeteksi adanya komponen sel yang dapat ditemukan pada berbagai jenis kanker. Dengan flow cytometry, dokter dapat menentukan diagnosis, pengobatan, dan kondisi pasien di masa depan.
Flow cytometry paling bermanfaat untuk mendeteksi sel kanker pada stadium awal kanker ganas ketika sel kanker dalam darah masih sedikit dan dapat tidak terdeteksi pada pemeriksaan biasa.
Pada sebagian besar kasus, prosedur ini hanya dilakukan sekali. Akan tetapi, bila pemeriksaan ini digunakan untuk memantau kondisi medis tertentu seperti HIV, flow cytometry akan dilakukan beberapa kali secara berkala.
Sebelum melakukan pemeriksaan ini, tanyakan kepada dokter terkait obat-obatan atau suplemen yang sedang dikonsumsi pasien. Beberapa jenis obat mungkin dapat mempengaruhi hasil tes. Beritahukan juga kepada dokter bila pasien sedang hamil, mungkin hamil, atau memiliki alergi terhadap obat-obatan atau bahan tertentu seperti lateks.
Prosedur pengambilan sampel untuk flow cytometry bervariasi tergantung pada jenis sampel yang digunakan. Pada pengambilan sampel darah, prosedurnya meliputi:
Jika sampel yang digunakan adalah air mani, pasien akan diminta untuk melakukan masturbasi di ruangan khusus dan menyimpan sampel pada wadah steril.
Sementara bila sampel yang digunakan adalah sumsum tulang belakang atau biopsi jaringan, prosedur dapat dilakukan di bawah pengaruh bius lokal ataupun umum. Prosedur biopsi sumsum tulang belakang meliputi:
Sementara prosedur biopsi jaringan lainnya cukup serupa dengan biopsi sumsum tulang belakang. Pada beberapa prosedur, dokter akan menggunakan pemeriksaan pencitraan seperti ultrasonografi untuk memandu dokter dalam memasukkan jarum ke dalam jaringan.
Hasil pemeriksaan flow cytometry bervariasi tergantung pada jenis pemeriksaan yang dilakukan. Berikut penjelasannya:
Prosedur yang dilakukan untuk mendiagnosis leukemia atau limfoma ini biasanya dilakukan setelah tes darah biasa menunjukkan hasil tidak normal. Dalam immunophenotyping, dokter dapat melihat apakah terdapat sel yang tidak normal dan jenis sel abnormal tersebut dalam darah.
Jumlah retikulosit dapat mendeteksi aktivitas sumsum tulang belakang dalam menghasilkan sel darah merah. Bersama dengan pemeriksaan lain, seperti hitung jumlah sel darah merah dan hematokrit, dokter dapat mendeteksi adanya kelainan kondisi darah pasien.
Jumlah sel CD4 yang normal adalah 500-1500 sel tiap milimeter kubik darah. Jumlah sel yang lebih rendah dari normal menandakan adanya gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV atau penggunaan obat-obatan yang dapat menurunkan kekebalan tubuh.
Tes HLA dapat mendeteksi adanya ketidakcocokan di antara pendonor dan resipien (penerima) organ transplantasi. Hasil tes HLA yang rendah menandakan adanya ketidakcocokan sehingga transplantasi memiliki kemungkinan gagal yang lebih besar.
Hasil analisis sperma dapat membantu dokter menentukan jumlah sel sperma dan seberapa baik fungsinya.
Penanganan lebih lanjut akan dilakukan oleh dokter bila hasil flow cytometry menunjukkan hasil yang tidak normal. Jenis penanganan ini tergantung pada kondisi yang mendasarinya.
Tidak ada hal khusus yang perlu diperhatikan setelah prosedur flow cytometry yang dilakukan menggunakan sampel darah. Sementara bila sumsum tulang yang digunakan, pasien perlu menjaga perban tetap kering selama 24 jam. Pasien juga disarankan untuk tidak beraktivitas berat selama 1-2 hari paskaprosedur.
Hubungi dokter bila pasien mengalami efek samping berikut ini:
Verywell Health. https://www.verywellhealth.com/flow-cytometry-4771523
Diakses pada 23 Juli 2020
Leukemia and Lymphoma Society. https://www.lls.org/managing-your-cancer/lab-and-maging-tests/blood-tests
Diakses pada 23 Juli 2020
Lab Tests Online. https://labtestsonline.org/flow-cytometry
Diakses pada 23 Juli 2020