Perkembangan teknologi saat ini semakin pesat, termasuk di dunia kesehatan. Berbagai tindakan untuk mendiagnosis maupun pengobatan yang semula membutuhkan pisau bedah dan meja operasi, kini beralih dengan kamera dan minim pembedahan. Saah satu teknologi yang kini sudah umum dilakukan adalah endoskopi. Endoskopi dapat dilakukan untuk berbagai organ, termasuk endoskopi THT untuk telinga, hidung, dan tenggorokan.
Endoskopi berasal dari kata endos yang artinya “dalam” dan scopein yang artinya pemeriksaan. Endoskopi adalah pemeriksaan menggunakan sebuah perangkat yang terdiri dari tabung tipis dengan serat kabel optik, lampu kecil dan kamera kecil untuk mengetahui kondisi organ dalam tubuh.
Pada awalnya, prosedur endoskopi ini dilakukan di organ-organ seperti usus besar dan lambung. Namun prosedur ini pun dapat digunakan untuk telinga-hidung-tenggorokan, termasuk laring, esofagus dan bronkus (cabang tenggorokan). Prosedur ini dilakukan oleh seorang otolaringologi atau ahli THT.
Apabila merasakan gejala seperti hidung tersumbat, mimisan berulang, telinga berdenging, suara yang berubah, nyeri tenggorkan dan penurunan pendengaran, Anda mungkin memerlukan pemeriksaan endoskopi.
Endoskopi THT dilakukan bukan hanya untuk mengetahui kondisi suatu organ, tapi juga sebagai alat diagnosis dan terapi. Dengan endoskop (alat untuk melakukan endoskopi), dokter dapat melihat gambaran organ dalam, karena kamera di ujung endoskop terhubung pada sebuah layar.
Selain telinga, hidung dan tenggorokan, pada prosedur ini, dokter pun dapat memeriksa kondisi laring, bronkus dan esofagus sekaligus, tapi dengan tabung yang lebih panjang. Pada beberapa kasus anak, endoskopi THT juga dapat digunakan untuk mengambil benda asing yang masuk ke hidung atau tenggorokan.
Endoskopi THT dapat dilakukan pada telinga, hidung, maupun tenggorokan dengan kondisi berikut ini:
Tidak ada persiapan khusus sebelum menjalani endoskopi THT. Berbeda dari endoksopi pada saluran pencernaan, pada pemeriksaan ini Anda tidak perlu puasa sebelumnya. Namun, Anda harus memberitahukan dokter jika mengonsumsi obat pengencer darah dan memakai gigi palsu. Pemakaian obat pengencer darah sebaiknya dihentikan 3-5 hari sebelum prosedur atau sesuai instruksi dokter untuk mencegah komplikasi pada saat tindakan dilakukan. Beritahukan pula pada dokter bila Anda memiliki alergi.
Sebelum memulai prosedur, dokter akan menyemprotkan obat bius lokal pada hidung atau tenggorokan Anda. Sementara itu untuk telinga, biasanya obat bius akan disuntikkan ke saluran telingga dengan menggunakan suntikan tanpa jarum. Anda akan diminta untuk duduk dengan nyaman. Setelah itu, dokter akan memasukkan selang endoskop ke bagian yang akan diperiksa. Bila Anda merasakan nyeri atau tidak nyaman, beritahukan pada dokter.
Hal ini penting, karena mungkin saja selang endoskop terlalu besar dan dokter akan segera menggantinya dengan ukuran selang yang lebih kecil. Dokter biasanya melakukan prosedur ini sebanyak 2 kali untuk memastikan dengan cermat kondisi organ yang diperiksa. Selain itu, dokter juga bisa mengambil sampel jaringan dan mengirimnya ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Prosedur endoskopi THT bisa memperlihatkan gambaran organ dalam. Jika terdapat kelainan seperti penyumbatan, tumor, polip, infeksi, perdarahan dalam, benda asing dan bentuk yang tidak normal, dokter dapat mengetahuinya dengan jelas dan melakukan tindakan lanjutan. Dengan biopsi melalui endoskopi THT pun, dokter bisa mengetaui sifat tumor (jinak atau ganas) setelah melihat jaringan tersebut di bawah mikroskop.
Endoskopi THT termasuk prosedur yang aman. Namun, seperti tindakan medis lainnya, ada risiko yang dapat terjadi misalnya perdarahan, nyeri, pusing dan yang terparah adalah pingsan. Risiko ini jarang terjadi, dan biasanya dokter sudah mengantisipasi dengan troly emergency sebelum tindakan dilakukan.
Courey MS, Pletcher SD. Upper airway disorders. In: Broaddus VC, Mason RJ, Ernst JD, et al, eds. Murray and Nadel's Textbook of Respiratory Medicine. 6th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2016:chap 49.
Lal D, Stankiewicz JA. Primary sinus surgery. In: Flint PW, Haughey BH, Lund V, et al, eds. Cummings Otolaryngology: Head & Neck Surgery. 6th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2015:chap 49.
University of California San Fransisco. https://www.ucsfhealth.org/medical-tests/007627
Diakses pada 11 April 2020
Medscape. https://emedicine.medscape.com/article/860570-overview#a2
Diakses pada 11 April 2020
John Hopkins Medicine. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/nasal-endoscopy
Diakses pada 11 April 2020