Endoskopi adalah prosedur medis untuk melihat organ dalam menggunakan alat yang disebut endoskop. Alat endoskopi ini berbentuk seperti selang khusus, dengan lampu dan kamera di ujungnya. Umumnya, tindakan ini tidak memerlukan sayatan pada tubuh pasien.
Prosedur ini biasanya dilakukan untuk membantu dokter menentukan penyebab dari gejala yang dialami pasien, melakukan biopsi jaringan dari organ dalam, dan mempermudah menangani gangguan organ dalam tanpa perlu melakukan operasi besar.
Kamera yang ada pada endoskop terhubung dengan layar monitor, sehingga kondisi organ bagian dalam dapat diamati secara langsung.
Ada banyak jenis endoskopi berdasarkan organ atau struktur tubuh yang diamati, antara lain adalah:
Secara umum, endoskopi diperlukan untuk:
Dokter akan merekomendasikan prosedur ini bagi pasien yang memiliki gejala dari kondisi-kondisi medis berikut:
Dokter akan mengevaluasi gejala pasien, melakukan pemeriksaan fisik, dan mungkin menganjurkan tes darah sebelum akhirnya merekomendasikan endoskopi. Serangkaian pemeriksaan ini dilakukan agar dokter bisa mengetahui kemungkinan penyebab dari gejala pasien.
Selain itu, pemeriksaan juga dapat menentukan perlu tidaknya prosedur endoskopi atau operasi.
Sebelum endoskopi dilakukan, beberapa upaya persiapan yang perlu dilakukan antara lain:
Pasien akan diminta untuk melakukan puasa selama 6-8 jam sebelum pemeriksaan.
Untuk pemeriksaan endoskopi pada usus besar, seluruh feses harus dibersihkan dan dikeluarkan dari usus besar. Anda akan diberikan obat pencahar sehari sebelum menjalani endoskopi.
Jika sedang konsumsi obat pengencer darah, seperti warfarin, dokter mungkin meminta Anda untuk berhenti minum obat dulu.
Kebanyakan prosedur endoskopi dilakukan dengan pembiusan. Dengan ini, pasien tetap merasa nyaman selama pemeriksaan.
Obat bius bisa diberikan lewat suntikan ke pembuluh darah vena pasien. Efek pembiusan akan membuat pasien tenang dan tertidur. Pasien umumnya akan terbangun pada satu jam kemudian.
Mintalah keluarga atau teman terdekat untuk menemani Anda ketika menjalani endoskopi. Pasalnya, efek samping obat bius bisa saja terasa meski prosedur telah selesai. Maka itu, Anda butuh seseorang untuk menemani dan mengantar Anda pulang.
Proses endoskopi biasanya hanya berlangsung selama 15-45 menit, tergantung dari tujuan prosedur tersebut. Secara umum, proses endoskopi adalah:
Setelah endoskopi selesai, Anda akan dibawa ke ruang pemulihan. Di ruangan ini, tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran Anda akan dipantau secara saksama oleh petugas medis.
Setelah siuman, Anda akan diizinkan untuk pulang. Pastikan ada orang yang menemani dan mengantar Anda pulang karena efek samping pembiusan bisa saja masih tersisa.
Setelah endoskopi dilakukan, pasien tidak perlu menjalani rawat inap dan dapat pulang ke rumah di hari yang sama dengan hari pemeriksaan.
Apabila endoskopi dilakukan melalui luka sayatan, dokter akan menutup jahitan dan perban segera setelah prosedur. Dokter kemudian akan memberi pasien informasi terkait cara perawatan luka tersebut.
Pasien kemudian diminta untuk tetap menunggu di rumah sakit selama sekitar 1-2 jam hingga efek pembiusan benar-benar hilang. Sesudah itu, pasien diperbolehkan pulang. Pasien disarankan untuk tetap beristirahat di rumah setelah prosedur dilakukan.
Beberapa jenis prosedur endoskopi dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien. Misalnya, endoskopi atas yang bisa memicu nyeri tenggorokan. Oleh sebab itu, pasien disarankan untuk mengonsumsi makanan lunak selama beberapa hari pascaprosedur.
Apabila dokter mencurigai adanya tumor atau kanker, pengambilan sampel jaringan (biopsi) akan sekaligus dilakukan lewat endoskopi. Selain lampu dan kamera, endoskop juga biasanya dapat dilengkapi dengan pisau kecil di ujungnya untuk mengambil jaringan.
Hasil pemeriksaan biopsi akan keluar dalam waktu beberapa hari.
Dokter akan mendiskusikan hasil pemeriksaan tersebut dengan Anda beserta pilihan penanganan yang tersedia untuk mengatasinya.
Secara umum, endoskopi termasuk tindakan medis yang aman. Efek samping atau risiko terjadinya komplikasi serius akibat prosedur ini sangat jarang terjadi.
Namun, pada beberapa kasus, komplikasi endoskopi bisa saja terjadi, misalnya:
Biaya endoskopi dapat bervariasi, tergantung dari jenis endoskopi dan fasilitas kesehatan yang menyediakannya. Berdasarkan PERMENKES RI NO 59, standar tarif pelayanan endoskopi dimulai di kisaran ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Jika Anda peserta BPJS, Anda dapat menggunakan fasilitas BPJS, karena endoskopi adalah salah satu prosedur medis yang ditanggung oleh asuransi kesehatan negara ini selama sesuai dengan anjuran dokter.
American Society of Clinical Oncology. https://www.cancer.net/navigating-cancer-care/diagnosing-cancer/tests-and-procedures/types-endoscopy
Diakses pada 11 November 2021
Stanford Healthcare. https://stanfordhealthcare.org/medical-treatments/e/endoscopy.html
Diakses pada 11 November 2021
American Cancer Society. https://www.cancer.org/treatment/understanding-your-diagnosis/tests/endoscopy/upper-endoscopy.html
Diakses pada 11 November 2021
NHS. https://www.nhs.uk/conditions/endoscopy/
Diakses pada 19 Februari 2020
Medicine Net. https://www.medicinenet.com/endoscopy/article.htm#how_do_i_prepare_for_endoscopy
Diakses pada pada 19 Februari 2020
WebMD. https://www.webmd.com/digestive-disorders/digestive-diseases-endoscopy#1
Diakses pada pada 19 Februari 2020
Healthline. https://www.healthline.com/health/endoscopy
Diakses pada 11 November 2021
Adler MicroMed. https://www.adlermicromed.com/proctoscopy-vs-anoscopy/
Diakses pada 11 November 2021
Canadian Cancer Society. https://cancer.ca/en/treatments/tests-and-procedures/endoscopy
Diakses pada 11 November 2021
BPJS. https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/773068a1f62f754f7bb77d06f18338f3.pdf
Diakses pada 11 November 2021