Dermal filler adalah prosedur penyuntikan bahan khusus ke bagian bawah kulit wajah untuk menghilangkan kerut, membuat bibir terlihat lebih penuh, serta wajah terlihat awet muda. Prosedur ini sering juga disebut sebagai  injectable implants, soft tissue fillers, atau wrinkle fillers.
Sering bertambahnya usia, jumlah lemak subkutan yang ada di bawah kulit akan terus berkurang. Hal ini menyebabkan otot-otot wajah berada lebih dekat dengan kulit, sehinga garis senyum hingga kerut di ujung mata akan makin jelas terlihat. Kulit juga akan mengendur, sehingga membuat tampilan wajah menua.
Paparan sinar matahari berlebihan, gaya hidup yang kurang sehat, hingga faktor genetik juga akan membuat kulit wajah berubah tekstur dan bentuknya.
Prosedur dermal filler akan membantu mengatasi kulit yang kendur dan menggantikan lemak subkutan yang hilang.
Filler yang disuntikan ke kulit bisa terbuat dari beberapa bahan, seperti kalsium hidroksiapatit, asam hialuronat, dan asam polilaktik. Masing-masing bahan yang digunakan sebagai filler akan mengatasi masalah kulit yang berbeda.
Hasil suntikan dermal filler bisa bertahan hingga 6 bulan hingga 2 tahun atau bahkan lebih.
Dermal filler sering dipilih untuk mengatasi berbagai kondisi di kulit wajah, karena dianggap cukup aman dan tidak terlalu invasif.
Berikut ini beberapa hal yang bisa didapatkan dari dermal filler:
Biaya yang perlu dikeluarkan untuk menjalani dermal filler bisa berbeda-beda, tergantung dari fasilitas kesehatan yang Anda kunjungi. Biasanya, untuk menjalani dermal filler Anda perlu menyiapkan biaya mulai dari Rp1.000.000 - Rp2.000.000. Beberapa fasilitas kesehatan ada yang mematok biaya lebih tinggi, tergantung dari teknologi yang digunakan.
Tim medis akan menanyakan riwayat medis dan akan memberikan instruksi atau obat-obatan terkait beberapa kondisi di bawah ini:
Tim medis yang melakukan dermal filler, sudah terlatih dan berpengalaman. Sebelum dermal filler dimulai, tim medis akan menerangkan prosedur dan menjelaskan risiko yang dapat terjadi. Tim medis akan menyuntikkan bahan dermal filler secara perlahan dan menghindari area yang dilalui pembuluh darah.
Dermal filler biasanya aman untuk dilakukan. Namun, ada beberapa efek samping yang dapat terjadi pada prosedur dermal filler, antara lain:
Suntik botox dan dermal filler sama-sama populer untuk mengatasi kerutan di wajah. Namun, keduanya adalah prosedur yang berbeda.
Perbedaan suntik botox dan dermal filler yang pertama ada pada bahan yang disuntikkan. Suntik botox menggunakan botulinium toxin yang terbuat dari bakteri dalam jumlah kecil.
Botox bekerja dengan cara menghambat sinyal saraf di otot wajah tempat bahan tersebut disuntikkan. Saat sinyal saraf dihambat, maka otot untuk sementara waktu jadi tidak bisa bekerja. Jika otot tidak bekerja, maka kerutan-kerutan di wajah akan memudar.
Sementara itu, pada dermal filler, bahan yang disuntikkan akan mengisi area bawah kulit yang kendur, membuatnya terlihat lebih kencang, menghaluskan kerut, hingga memudarkan bekas luka.
DermNet NZ. https://dermnetnz.org/topics/dermal-fillers-and-augmentation-procedures/
Diakses pada 31 Maret 2020
FDA. https://www.fda.gov/medical-devices/cosmetic-devices/dermal-fillers-soft-tissue-fillers
Diakses pada 31 Maret 2020
Harvard Medical School.
https://www.health.harvard.edu/blog/dermal-fillers-the-good-the-bad-and-the-dangerous-2019071517234
Diakses pada 31 Maret 2020
American Board Cosmetic Surgery. https://www.americanboardcosmeticsurgery.org/procedure-learning-center/non-surgical/injectable-fillers-guide/
Diakses pada 6 September 2021
American Society of Plastic Surgeon. https://www.plasticsurgery.org/cosmetic-procedures/dermal-fillers
Diakses pada 6 September 2021
Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/320510
Diakses pada 6 September 2021