Operasi deep brain stimulation (DBS) atau deep brain stimulation surgery adalah prosedur bedah untuk menempatkan elektroda di area otak tertentu. Elektroda ini akan menghasilkan impuls listrik yang dapat mengatur rangsangan saraf abnormal. Impuls listrik tersebut juga dapat memengaruhi sel-sel dan bahan kimia tertentu di dalam otak.
Jumlah stimulasi dalam deep brain stimulation dikendalikan oleh perangkat serupa alat pacu jantung. Alat ini ditempatkan di bawah kulit pada dada bagian atas. Lalu ada kabel yang dapat bergerak di bawah kulit, berfungsi untuk menghubungkan perangkat ini ke elektroda di otak.
Deep brain stimulation dilakukan untuk mengatasi sejumlah kondisi, seperti:
Deep brain stimulation juga sedang diteliti sebagai perawatan untuk kondisi:
Deep brain stimulation adalah perawatan yang telah teruji bagi orang-orang dengan kelainan saraf yang memengaruhi gerakan atau kondisi neuropsikiatri. Misalnya, tremor esensial, Parkinson, distonia dan kondisi kejiwaan, seperti gangguan obsesif-kompulsif.
Prosedur ini akan direkomendasikan dokter saat pengobatan dengan obat kurang efektif atau jika efek sampingnya mengganggu aktivitas sehari-hari pasien. DBS juga telah disetujui penggunaanya oleh badan pengawasan obat Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA) untuk mengurangi kejang pada epilepsi yang sulit diobati.
Sebelum memutuskan untuk menjalani prosedur deep brain stimulation surgery, pertimbangkan manfaat dan risikonya dengan baik, meskipun Anda adalah kandidat yang memenuhi syarat untuk menjalani prosedur ini.
Anda memerlukan tes medis untuk memastikan bahwa deep brain stimulation surgery adalah pilihan yang aman dan tepat. Anda juga akan membutuhkan pemeriksaan pencitraan otak, seperti prosedur MRI, sebelum operasi, untuk memetakan area otak lokasi elektroda akan ditanamkan.
Dokter bedah saraf akan melakukan deep brain stimulation dalam dua tahap, seperti berikut ini.
Dokter akan membuat lubang kecil di tengkorak. Sebuah timbal yang memiliki elektroda di ujungnya akan dimasukkan melalui lubang ini dan ditanam pada area otak yang diidentifikasi sebagai tempat munculnya gejala penyakit.
Timbal akan diposisikan di satu sisi otak. Namun apabila gejala penyakit muncul di kedua sisi otak, timbal akan ditempatkan di kedua sisi.
Memposisikan elektroda di otak adalah langkah paling kritis. Elektroda harus ditempatkan pada lokasi yang tepat di otak yang menyebabkan gejala penyakit terjadi. Pemindaian tomografi komputer (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI) dilakukan ebelum atau selama prosedur untuk menentukan area yang tepat.
Seringkali, sebuah elektroda digunakan untuk merekam aktivitas sel-sel otak di area target untuk meningkatkan akurasi penempatan timbal elektroda.
Kira-kira 1 minggu kemudian, dokter akan melanjutkan operasi implan. Dalam prosedur ini, 1-2 perangkat generator denyut bertenaga baterai akan ditanam tepat di bawah kulit area dada bagian atas. Lokasi ini berada di bawah tulang selangka Anda.
Anda akan kembali untuk mengunjungi dokter sekitar 2-4 minggu setelah operasi implan dilakukan. Generator denyut akan dihidupkan oleh perangkat genggam dan impuls listrik dengan daya yang disesuaikan, sampai gejalanya membaik.
Beberapa kunjungan lanjutan diperlukan untuk menyempurnakan stimulasi yang dikirim ke otak. Kunjungan tindak lanjut biasanya dijadwalkan dalam jangka panjang secara berkala, untuk memastikan alat bekerja dengan baik sekaligus menyesuaikan stimulasi yang diperlukan.
Baterai dapat bertahan 3-5 tahun di perangkat yang tidak dapat diisi ulang dan hingga 9 tahun di perangkat yang dapat diisi ulang. Namun, usia baterai tersebut dapat sangat bervariasi. Diperlukan prosedur rawat jalan sederhana untuk mengganti baterai.
Perangkat baterai isi ulang dapat diisi setiap hari (sekitar 30 menit) atau setiap 10-14 hari (sekitar 4 jam). Dokter akan memberikan instruksi isi ulang baterai berdasarkan pengaturan terapi Anda.
Deep brain stimulation surgery tidak akan menyembuhkan penyakit Anda tetapi dapat membantu mengurangi gejalanya. Jika prosedur ini berhasil, gejala penyakit akan membaik secara signifikan, meski biasanya tidak hilang sepenuhnya. Dalam beberapa kasus, terapi melalui pemberian obat mungkin masih diperlukan.
Seperti halnya prosedur bedah, ada risiko dan komplikasi yang mungkin saja terjadi. Komplikasi DBS terbagi dalam tiga kategori: komplikasi operasi, komplikasi perangkat dan komplikasi akibat stimulasi.
Termasuk ke dalamnya adalah perdarahan otak, infeksi otak dan lokasi penempatan implan yang salah.
Meliputi pergerakan timbal, kegagalan timbal, kegagalan bagian sistem DBS, rasa sakit pada lokasi penempatan perangkat generator denyut, kegagalan baterai, infeksi di sekitar perangkat, perangkat menembus kulit karena ketebalan kulit dan perubahan lapisan lemak akibat faktor usia.
Komplikasi ini terjadi pada semua pasien selama tahap pemrograman perangkat. Efek samping yang umum terjadi adalah gerakan yang tidak disengaja (diskinesia), pembekuan (kaki terasa seperti menempel di lantai), memburuknya keseimbangan dan gaya berjalan, gangguan bicara, kontraksi otot tak disengaja, mati rasa, kesemutan (paresthesia) dan penglihatan ganda (diplopia).
Efek samping ini dapat diatasi dengan menyesuaikan pengaturan perangkat.
Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/21088-deep-brain-stimulation/risks--benefits
Diakses pada 4 Juni 2020
Mayo Clinic.
https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/deep-brain-stimulation/about/pac-20384562
Diakses pada 4 Juni 2020
John Hopkins Medicine. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/deep-brain-stimulation
Diakses pada 4 Juni 2020
Parkinson.
https://www.parkinson.org/Understanding-Parkinsons/Treatment/Surgical-Treatment-Options/Deep-Brain-Stimulation
Diakses pada 4 Juni 2020