Computed tomography scan atau CT scan adalah prosedur pemeriksaan yang menggunakan komputer dan sinar X untuk melihat struktur dan jaringan dalam tubuh dari berbagai sudut.
Gambar yang dihasilkan CT scan akan lebih detail daripada rontgen biasa. Kondisi jaringan lunak, pembuluh darah, dan tulang pada berbagai bagian tubuh dapat ikut terlihat lewat prosedur ini.
CT scan memiliki banyak tipe sesuai dengan area tubuh yang perlu diperiksa, antara lain:
Fungsi utama CT scan adalah memberikan hasil pemindaian dalam potongan yang lebih kecil dan detail untuk mendiagnosis penyakit atau cedera.
Selain kecelakaan, tindakan medis ini sering kali menjadi pemeriksaan pilihan untuk mendiagnosis penyakit kanker, seperti kanker hati, kanker paru, dan kanker pankreas.
Melalui gambaran CT scan, dokter pun dapat merencanakan perawatan medis yang cocok untuk pasien. Contohnya, operasi atau radioterapi.
Dokter akan merekomendasikan CT scan bagi pasien untuk beberapa tujuan medis di bawah ini:
Besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan CT scan bervariasi, tergantung dari rumah sakit, kelas perawatan, dan bagian tubuh mana yang akan diperiksa.
Berdasarkan standar pemerintah seperti tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 178/PMK.05/2020, standar biaya CT scan di rumah sakit milik negara dihargai mulai dari Rp1.100.000
Sementara itu, biaya CT scan secara umum di rumah sakit swasta dimulai dari Rp1.600.000.
CT scan juga ditanggung oleh asuransi kesehatan (BPJS Kesehatan), selama memenuhi ketentuan dan indikasi medis yang telah ditentukan dokter.
CT scan termasuk salah satu pemeriksaan penunjang paling cepat dan akurat. Pasalnya, prosedur ini dapat menghasilkan gambar mendetail dari potongan lintang tiap bagian tubuh.
Pemeriksaan CT scan umumnya dianjurkan untuk memeriksa orang dengan kondisi-kondisi berikut:
CT scan juga digunakan pada pasien anak-anak untuk mengevaluasi penyakit-penyakit di bawah ini:
Umumnya CT scan dilakukan sekali. Begitu hasilnya keluar dan dapat dibaca, Anda tidak perlu melakukan pemeriksaan ini lagi.
Namun, terkadang, CT scan ulang dapat dilakukan pada beberapa kondisi tertentu. Misalnya, ketika ada kelainan yang ditemukan pada hasil pemindaian sebelumnya dan membutuhkan evaluasi lebih lanjut.
CT scan ulang juga dapat dilakukan untuk melihat perubahan dari kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan sebelumnya. Dengan ini, dokter dapat menentukan keberhasilan pengobatan dan perkembangan kondisi pasien.
Sebelum menjalani prosedur CT scan, terdapat beberapa persiapan yang perlu Anda lakukan, di antaranya:
Beberapa persiapan khusus biasanya tergantung pada jenis CT ccan yang akan dijalani. Misalnya pada CT scan perut, pasien disarankan untuk mengonsumsi obat pencahar. Oleh karena itu, pastikan untuk menanyakan terkait persiapan khusus yang harus Anda lakukan pada petugas kesehatan terkait sebelum melakukan prosedur ini.
Pada beberapa kasus, cairan pewarna khusus bernama kontras mungkin digunakan dalam pemeriksaan CT scan. Cairan kontras berfungsi memblokir sinar X agar pembuluh darah, usus, dan struktur lainnya terlihat berwarna putih pada hasil pemindaian sehingga dapat diamati dengan lebih jelas.
Cairan kontras dapat diberikan pada pasien melalui tiga cara, mencakup:
Sejumlah persiapan yang perlu dilakukan sebelum pasien menerima cairan kontras meliputi:
CT scan dapat dilakukan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain yang menyediakannya. Prosedur ini tidak menyakitkan dan tidak butuh waktu lama.
Umumnya, keseluruhan proses CT scan memakan waktu sekitar 30 menit dengan prosedur sebagai berikut:
Teknisi medis (radiolog) dapat melihat dan memantau pasien dari ruang terpisah. Pasien bisa berkomunikasi dengan radiolog melalui interkom.
Pada pasien anak, orangtua bisa diizinkan untuk berdiri atau duduk di dekat anak dengan mengenakan baju pelindung khusus guna menghindari paparan radiasi.
Hasil CT scan akan disimpan sebagai data elektronik dan biasanya dapat dilihat di layar komputer. Dokter spesialis radiologi akan menganalisis gambar pemindaian lalu mengirimkan laporannya ke dokter Anda.
Gambar CT scan terbilang normal apabila dokter spesialis radiologi tidak menemukan adanya tumor, gumpalan darah, patah tulang, atau kelainan lain. Jika ditemukan kelainan tertentu pada hasil CT scan, pasien mungkin memerlukan pemeriksaan lanjutan, tergantung kondisi medisnya.
Setelah CT scan dilakukan, Anda umumnya dapat kembali beraktivitas seperti biasa. Pada beberapa kasus, Anda bisa diminta untuk menunggu beberapa saat sebelum meninggalkan rumah sakit. Langkah ini bertujuan memastikan kondisi Anda baik-baik saja setelah pemeriksaan.
Pada pasien yang menjalani CT scan dengan cairan kontras, dokter akan meminta Anda untuk banyak minum air putih. Langkah ini dilakukan supaya membantu ginjal dalam mengeluarkan cairan tersebut dari tubuh Anda.
Bagi pasien yang sedang menyusui dan mendapatkan suntikan cairan kontras, Anda baru bisa menyusui kembali setelah 24 jam pasca prosedur. Pasalnya, cairan ini bisa masuk ke dalam air susu ibu (ASI).
Secara umum, CT scan merupakan prosedur yang relatif aman dan jarang menimbulkan risiko. Meski begitu, ada beberapa risiko dan efek samping yang mungkin saja terjadi:
Selama prosedur CT scan dilakukan, pasien akan terpapar radiasi dalam waktu singkat. Kadar radiasi pada pemindaian ini lebih besar dibandingkan rontgen karena gambar yang dihasilkan juga lebih detail.
Akan tetapi, kadar radiasi pada CT scan cenderung rendah dan tidak berbahaya.
Bagi pasien wanita yang sedang hamil, sebaiknya informasikan kehamilan Anda pada dokter menjalani CT scan.
Walaupun radiasinya tidak berbahaya bagi janin, dokter bisa menganjurkan jenis pemeriksaan lain yang lebih aman, seperti USG atau MRI (magnetic resonance imaging). Hal ini bertujuan untuk meminimalisir paparan radiasi pada janin.
Meski sangat jarang, cairan kontras dapat menimbulkan masalah medis atau reaksi alergi. Gejala Anda mengalami alergi kontras antara lain munculnya ruam dan rasa gatal pada kulit.
Sementara itu, cairan kontras yang mengalami kebocoran di bawah kulit akan menyebabkan rasa nyeri, bengkak, dan merah pada kulit.
Pada kondisi yang lebih jarang lagi, alergi serius dan mengancam nyawa (anafilaksis) juga dapat terjadi. Pasien dengan anafilaksis akan mengalami kesulitan bernapas, gatal-gatal, ruam kulit, serta pembengkakan pada tubuh.
Gejala alergi terhadap cairan kontras biasanya terjadi sesaat setelah prosedur dilakukan. Sedangkan keluhan alergi yang terjadi setelah pasien pulang dari rumah sakit sangatlah jarang.
Namun, apabila tetap mengalami gejala alergi terkait cairan kontras setelah pulang ke rumah, segera kembali menghubungi fasilitas kesehatan tempat Anda menjalani CT scan.
MyClevelandClinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/4808-ct-computed-tomography-scan
Diakses pada 15 Oktober 2021
University of California. https://www.ucsfhealth.org/medical-tests/ct-scan
Diakses pada 15 Oktober 2021
Atlantic Medical Imaging. https://www.atlanticmedicalimaging.com/radiology-services/ct/types-of-ct-scans/
Diakses pada 15 Oktober 2021
Healthline. https://www.healthline.com/health/ct-scan
Diakses pada 18 Februari 2020
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/ct-scan/about/pac-20393675
Diakses pada 15 Oktober 2021
Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/153201.php
Diakses pada 18 Februari 2020
Radiology Info. https://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?pg=bodyct
Diakses pada 15 Oktober 2021
Medicine Net. https://www.medicinenet.com/cat_scan/article.htm
Diakses pada 18 Februari 2020
Nuh. https://www.nuh.com.sg/our-services/Specialties/Diagnostic-Imaging/Documents/Pages/Department-of-Diagnostic-Imaging/Computed%20Tomography.pdf
Diakses pada 15 Oktober 2021
NHS. https://www.nhs.uk/conditions/ct-scan/
Diakses pada 15 Oktober 2021