Kolposkopi

Ditinjau olehRena Widyawinata
Kolposkopi adalah pemeriksaan lanjutan setelah pap smear untuk melihat kelainan sel di serviks (leher rahim)Kolposkopi adalah pemeriksaan untuk mendeteksi gangguan di serviks (leher rahim)

Apa itu kolposkopi?

Kolposkopi adalah pemeriksaan untuk melihat kondisi serviks, vulva, dan vagina untuk memastikan ada tidaknya tanda-tanda penyakit. Biasanya, kolposkopi dilakukan dilakukan setelah pemeriksaan Pap smear menunjukkan hasil abnormal, seperti adanya sel prakanker atau kanker di leher rahim. 

Prosedur ini memungkinkan dokter melihat lebih dekat kondisi serviks (leher rahim) menggunakan alat bernama kolposkop. 

Bila hasil kolposkopi menunjukkan adanya sel-sel abnormal, dokter kemudian akan mengambil sedikit sampel jaringan (biopsi) serviks untuk diperiksa lebih lanjut. 

Kapan kolposkopi diperlukan?

Kolposkopi biasanya dilakukan untuk mendiagnosis kondisi-kondisi di bawah ini:

  • Perubahan jaringan serviks yang mengarah pada kanker serviks
  • Perubahan jaringan vulva yang mengarah pada kanker
  • Perubahan jaringan vagina yang mengarah pada kanker
  • Kutil kelamin
  • Peradangan pada leher rahim (servisitis)
  • Evaluasi penyebab perdarahan vagina yang tidak normal, misalnya perdarahan setelah berhubungan intim

Siapa saja yang membutuhkan kolposkopi?

Kolposkopi biasanya direkomendasikan untuk wanita yang memiliki kondisi berikut:

  • Hasil Pap smear yang abnormal
  • Kelainan serviks yang ditemukan saat pemeriksaan panggul
  • Mengalami tanda-tanda infeksi HPV
  • Mengalami perdarahan vagina abnormal atau masalah lain pada kelamin dan jalan lahir

Apa saja persiapan untuk menjalani kolposkopi?

Persiapan yang dapat Anda lakukan sebelum menjalani kolposkopi, antara lain:

  • Informasikan pada dokter bila Anda sedang hamil.
  • Jadwalkan pemeriksaan ketika Anda sedang tidak haid agar tidak menghalangi pandangan dokter saat pemeriksaan.
  • Jangan melakukan douching, menggunakan tampon, atau berhubungan seks selama 24-48 jam sebelum pemeriksaan.
  • Dokter bisa memberi obat antinyeri atau anestesi sebelum pemeriksaan. Dokter biasanya merekomendasikan langkah ini bila Anda akan sekalian menjalani biopsi.
  • Buang air kecil maupun buang air besar sebelum kolposkopi agar lebih nyaman selama pemeriksaan.

Bagaimana prosedur kolposkopi dilakukan?

Kolposkopi biasanya dilakukan secara rawat jalan. Pemeriksaannya berlangsung selama 10-20 menit, dan tidak memerlukan obat bius. 

Secara garis besar, prosedur kolposkopi adalah:

  • Anda akan diminta untuk melepaskan pakaian bagian bawah Anda.
  • Anda kemudian akan diminta berbaring terlentang di atas ranjang khusus yang digunakan untuk persalinan.
  • Dokter akan meminta Anda untuk mengangkat dan meletakkan kedua kaki pada penyangga yang menempel di ranjang (posisi mengangkang).
  • Dokter akan menggunakan spekulum untuk membuka dinding vagina. Pada tahap ini, Anda mungkin akan merasa tidak nyaman.
  • Dokter akan mengoleskan pelumas pada permukaan spekulum sebelum dimasukkan ke vagina, untuk mengurangi ketidaknyamanan Anda.
  • Dokter akan mengoleskan asam asetat menggunakan swab pada dinding vagina dan permukaan serviks. Langkah ini bertujuan menyingkirkan lendir dan memberikan warna pada bagian yang abnormal.
  • Dokter kemudian mengambil gambar kondisi serviks dan vagina menggunakan kolposkop

Selama proses ini, dokter juga bisa sekaligus melakukan biopsi pada bagian serviks yang tampak abnorma. Setelah biopsi selesai, dokter akan membubuhkan cairan khusus (cairan Monsel) untuk menghentikan perdarahan.

Pada beberapa hari setelahnya, Anda bisa mengalami keputihan berwarna gelap, seperti kopi. Namun Anda tidak perlu khawatir karena kondisi ini merupakan efek dari larutan Monsel.

Seperti apa hasil pemeriksaan kolposkopi?

Berikut beberapa hasil yang bisa didapatkan dari pemeriksaan kolposkopi:

1. Normal atau negatif

Hasil kolposkopi disebut normal bila permukaan serviks tampak mulus dan berwarna merah muda.

2. Tidak normal atau positif

Hasil kolposkopi dikatakan abnormal apabila hasilnya menunjukkan:

  • Pola pembuluh darah yang tidak normal
  • Adanya area yang bengkak, terkelupas, atau mengecil pada serviks
  • Bercak-bercak putih pada permukaan serviks
  • Kutil kelamin
  • Polip serviks

Apa yang harus dilakukan bila hasil kolposkopi tidak normal?

Jika menemukan area serviks tidak normal, dokter akan mengambil sedikit sampel pada jaringan tersebut (biopsi). Sampel ini akan dikirim ke laboratorium untuk melihat ada tidaknya kondisi prakanker atau kanker.

Bila hasil pemeriksaan biopsi menunjukkan lesi prakanker, area pre-kanker ini segera harus diangkat agar tidak berubah menjadi lesi kanker.

Jika hasil biopsi menunjukkan sel kanker, dokter akan merujuk Anda ke dokter spesialis onkologi ginekologi. 

Dengan ini, Anda bisa mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang lebih komprehensif.

Apa saja risiko dan efek samping kolposkopi?

Kolposkopi adalah tindakan medis yang termasuk aman. Pada beberapa kasus, prosedur ini bahkan menjadi pemeriksaan rutin. 

Tidak ada efek samping yang ditimbulkan kolposkopi secara langsung, risiko komplikasi pun sangat jarang terjadi. 

Namun, seperti semua prosedur medis lainnya, ada risiko efek samping yang mungkin muncul,

jika Anda menjalani biopsi selama kolposkopi, beberapa efek samping dan komplikasi berikut dapat terjadi, antara lain:

  • Keputihan berwarna gelap
  • Perdarahan ringan pada vagina
  • Kram perut
  • Rasa nyeri pada vagina

Segeralah kembali berkonsultasi dengan dokter bila Anda mengalami perdarahan yang lebih banyak dari darah menstruasi, demam, menggigil, serta nyeri perut yang parah.

Sebagai tambahan, baik kolkoskopi maupun biopsi tidak memengaruhi kemampuan Anda untuk hamil. 

Berapa biaya pemeriksaan kolposkopi? 

Biaya kolposkopi dapat bervariasi tergantung fasilitas kesehatan yang menyelenggarakannya. Sebagai gambaran, di rumah sakit swasta, harga prosedur kolposkopi berkisar dari Rp200.000-750.000.

Jika Anda peserta BPJS Kesehatan, Anda dapat menggunakannya untuk pemeriksaan kolposkopi selama diagnosis Anda sesuai dengan persyaratan. Deteksi dini kanker serviks seperti pap smear, IVA test, hingga kolposkopi termasuk ke dalam skema pembiayaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Jadi, peserta tidak perlu membayar biayanya. 

Peserta BPJS Kesehatan dapat memeriksakan diri untuk mendeteksi kanker serviks secara dini di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan lembaga yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

servisitiskanker vulvakanker serviks

Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/colposcopy/about/pac-20385036
Diakses pada 3 Januari 2022

Healthline. https://www.healthline.com/health/colposcopy-directed-biopsy
Diakses pada 3 Januari 2022

WebMD. https://www.webmd.com/cancer/cervical-cancer/do-i-need-colposcopy-and-cervical-biopsy#1
Diakses pada 3 Januari 2022

NHS. https://www.nhs.uk/conditions/colposcopy/
Diakses pada 11 Februari 2020

American Society of Clinical Oncology. https://www.cancer.net/blog/2019-06/colposcopy-how-prepare-and-what-know
Diakses pada 3 Januari 2022

Medline Plus.https://medlineplus.gov/ency/article/003913.htm
Diakses pada 3 Januari 2022

BPJS Kesehatan. https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/post/read/2014/262/Jangan-Khawatir-BPJS-Kesehatan-Menjamin-Deteksi-Sebelum-Kanker-Serviks-Menyerang/berita
Diakses pada 3 Januari 2022

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email