Colonoscopy atau kolonoskopi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi perubahan atau abnormalitas usus besar (kolon) dan rektum seperti kanker, polip, buang air besar berdarah, dan sakit perut yang parah. Pada prosedur ini, sebuah selang fleksibel dengan kamera kecil di ujungnya akan dimasukkan ke dalam anus. Gambar dari kamera tersebut akan tampil pada layar, sehingga dokter bisa melihat dan menilai bagian dalam usus.
Kolonoskopi biasanya dilakukan untuk hal-hal di bawah ini:
Sebagai proses deteksi dini kanker usus besar, colonoscopy umumnya dianjurkan sekali tiap 10 tahun atau lebih cepat pada orang yang berusia 50 tahun ke atas dan tidak memiliki risiko kanker usus besar selain faktor usia.
Sementara bagi Anda sudah menjalaninya, frekuensi kolonoskopi lanjutan yang harus Anda lakukan akan tergantung pada tingkat risiko kanker usus besar dan abnormalitas yang ditemukan pada pemeriksaan sebelumnya.
Sebelum menjalani kolonoskopi, dokter biasanya akan menyarankan Anda untuk mengeluarkan semua kotoran pada usus besar. Pasalnya, zat-zat sisa di usus besar akan mengganggu hasil pemeriksaan. Cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengosongkan usus besar meliputi:
Diet ini dilakukan dengan menghindari makanan padat, hanya minum air mineral, sup kaldu, atau teh tanpa penambah rasa apapun. Anda juga tidak boleh mengonsumsi minuman berwarna merah terang karena dapat disalahartikan sebagai darah pada pemeriksaan.
Anda pun sebaiknya berpuasa (alias tidak makan atau minum lagi) sejak jam 12 malam sebelum hari pemeriksaan.
Pencahar atau laksatif bisa Anda gunakan dalam bentuk pil atau cairan. Anda akan diminta untuk menggunakannya pada malam sebelum colonoscopy dan terkadang pada pagi hari sebelum pemeriksaan.
Anda juga bisa saja butuh menggunakan pencahar yang diberikan lewat anus yang disebut enema. Anda bisa membelinya secara bebas di apotek.
Enema lebih efektif untuk membantu dalam mengosongkan usus besar dibandingkan pencahar biasa.
Sebelum menjadwalkan pemeriksaan kolonoskopi, penting bagi Anda untuk memberitahukan pada dokter tentang obat-obatan yang rutin Anda konsumsi, setidaknya seminggu sebelum pemeriksaan. Mengapa?
Beberapa obat yang Anda konsumsi mungkin saja memengaruhi hasil pemeriksaan kolonoskopi. Misalnya, obat untuk mengendalikan diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung, obat pengencer darah, serta suplemen yang mengandung zat besi.
Kolonoskopi dilakukan oleh dokter yang berpengalaman dan biasanya berlangsung selama sekitar 30-60 menit. Secara garis besar, langkah prosedur ini meliputi:
Bila dokter juga sekaligus mengangkat polip usus besar lewat colonoccopy, Anda akan disarankan untuk makan dengan pola makan khusus selama beberapa waktu.
Berikut beberapa hasil yang bisa didapatkan dari pemeriksaan colonoscopy:
Hasil kolonoskopi disebut normal atau negatif bila dokter tidak menemukan kelainan pada usus besar Anda. Dokter kemudian bisa menyarankan Anda untuk kembali melakukannya pada:
Hasil kolonoskopi dikatakan tidak normal bila dokter menemukan polip dalam usus besar atau jaringan abnormal.
Kebanyakan polip usus besar tidak berpotensi menjadi kanker. Tetapi ada sebagian yang dapat berisiko berubah menjadi tumor ganas. Oleh sebab itu, sampel jaringan polip tersebut akan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.
Berdasarkan ukuran dan jumlah polip usus besar, Anda bisa diminta untuk kembali menjalani colonoscopy lanjutan di kemudian hari.
Bila dokter menemukan satu atau dua polip usus besar berukuran kurang dari 1 cm, dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani pemeriksaan kolonoskopi lagi dalam 5-10 tahun ke depan.
Dokter bisa menganjurkan colonoscopy lanjutan dalam waktu lebih dekat apabila:
Komplikasi prosedur kolonoskopi jarang terjadi. Bila adapun, biasanya hanya berupa efek samping ringan yang meliputi:
Kebocoran atau robekan pada dinding usus besar juga bisa saja terjadi. Tapi komplikasi ini sangat jarang terjadi dan bila terjadi hal ini biasanya tidak membutuhkan pembedahan.
Mayoclinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/colonoscopy/about/pac-20393569
Diakses pada 5 Februari 2020
WebMd. https://www.webmd.com/colorectal-cancer/colonoscopy-what-you-need-to-know#1
Diakses pada 5 Februari 2020
Medicinet. https://www.medicinenet.com/colonoscopy/article.htm
Diakses pada 5 Februari 2020