Anestesi Spinal

13 Mar 2023|dr. Levina Felicia
Ditinjau olehdr. Karlina Lestari
Anestesi spinal disuntikkan pada saraf tulang belakangAnestesi spinal dilakukan dengan obat bius ke saraf tulang pungung

Apa itu anestesi spinal?

Anestesi spinal adalah prosedur pembiusan yang dilakukan untuk menghilangkan rasa nyeri dan membuat area di pinggang ke bawah menjadi mati rasa selama operasi. Biasanya, jenis bius ini dipakai untuk operasi caesar, operasi tulang pinggang atau kaki, hingga operasi kandung kemih.

Pada prosedur anestesi spinal, obat bius akan diberikan dengan disuntikkan di sekitar tulang belakang. Prosedur ini harus dilakukan oleh dokter spesialis anestesi.

Efek anestesi spinal biasanya bertahan sekitar 1-3 jam. Dokter spesialis anestesi akan terus memantau kadar obat dalam tubuh pasien dan memastikan obat bekerja sesuai dengan durasi operasi.

Kapan anestesi spinal diperlukan?

Anestesi spinal diperlukan untuk beberapa jenis operasi yang tidak memerlukan pemasangan selang bantu pernapasan ke tenggorokan. Prosedur tersebut meliputi operasi yang melibatkan organ kemaluan, saluran kemih, atau organ lain di tubuh bagian bawah, termasuk perut dan kaki.

Pemberian anestesi spinal juga bisa dipertimbangkan apabila pasien menginginkan efek obat bius yang lebih ringan daripada anestesi umum.

Anestesi spinal biasanya dilakukan untuk orang-orang yang menjalani beberapa operasi di bawah ini:

  • Operasi urologi, seperti operasi prostat, kandung kemih, atau organ kemaluan
  • Operasi ortopedi, seperti operasi tulang di pinggang dan kaki
  • Operasi ginekologi, seperti operasi pembuluh darah di kaki
  • Operasi umum, seperti hernia inguinal dan ambeien
  • Operasi kandungan, seperti operasi caesar

Apa saja opsi pemberian anestesi spinal?

Pemberian anestesi spinal bisa diberikan dengan tiga opsi, yaitu:

1. Hanya anestesi spinal saja

Pada beberapa operasi, anestesi spinal dapat diberikan tanpa tambahan anestesi lainnya. Pasien yang mendapatkan anestesi ini tanpa tambahan obat sedasi lainnya, selama operasi berlangsung akan tetap sadar, namun tidak dapat merasakan nyeri dari pinggang ke bawah.

2. Anestesi spinal digabungkan dengan sedasi

Pasien yang menerima anestesi spinal yang digabung dengan sedasi, tidak akan merasakan nyeri dari pinggang ke bawah. Sedasi yang diberikan juga akan membuat pasien merasa mengantuk dan lebih rileks. Meski begitu, ini berbeda dari anestesi umum. Sebab pasien masih tetap bisa mendengar atau merasakan kondisi sekitarnya dengan sayup-sayup.

3. Anestesi spinal digabungkan dengan anestesi umum

Anestesi spinal yang digabungkan dengan anestesi umum juga bisa dilakukan pada beberapa kasus. Misalnya, operasi berlangsung lebih lama dari yang direncanakan karena ada suatu hal sehingga membuat pasien merasa tidak nyaman selama operasi.

Dokter akan memberikan pilihan-pilihan yang paling sesuai dengan kondisi pasien dan menjelaskannya sebelum prosedur operasi dilakukan.

Apa saja persiapan untuk menjalani anestesi spinal?

Selama beberapa hari sebelum anestesi spinal, pasien perlu melakukan beberapa hal di bawah ini:

  • Menginformasikan pada dokter jika pasien sedang atau berkemungkinan hamil.
  • Memberitahukan dokter mengenai alergi atau kondisi medis yang dimiliki, obat-obatan yang digunakan, dan jenis anestesi atau obat bius yang telah digunakan sebelumnya.
  • Menghentikan konsumsi obat-obatan pengencer darah, seperti aspirin, ibuprofen, clopidogrel, dan warfarin.
  • Menanyakan pada dokter tentang jenis obat yang masih boleh dikonsumsi hingga hari operasi
  • Memastikan ada orang yang mendampingi pasien ke rumah sakit untuk menjalani operasi dan mengantarnya pulang pasc
  • Berhenti merokok
  • Mengikuti arahan dokter terkait puasa sebelum operasi
  • Tidak mengonsumsi alkohol selama sehari sebelum dan pada hari prosedur.
  • Mengonsumsi obat-obatan sesuai arahan dokter.

Bagaimana prosedur anestesi spinal dilakukan?

Prosedur anestesi spinal meliputi:

  • Cairan infus diberikan lewat pembuluh darah pasien
  • Dokter akan membersihkan area punggung tempat jarum disuntikkan dengan cairan antiseptik. Area ini mungkin akan diberikan anestesi lokal agak tidak terasa nyeri saat penyuntikan.
  • Dokter kemudian menyuntikan obat anestesi ke dalam cairan yang mengelilingi saraf tulang belakang.
  • Efek obat anestesi akan langsung terasa sesaat setelah obat disuntikkan.

Selama anestesi dilakukan, detak jantung, tekanan darah, dan kadar oksigen dalam darah pasien akan terus dipantau. Sesudah pembiusan ini selesai, dokter akan menutup lokasi penyuntikan dengan perban.

Apa saja yang perlu diperhatikan setelah anestesi spinal?

Setelah prosedur selesai, pasien akan diminta untuk tetap berbaring hingga tidak lagi mengalami mati rasa pada bagian kaki dan bisa kembali berjalan.

Pasien mungkin akan merasa mual dan pusing. Namun efek samping ini akan hilang seiring waktu. Pasien juga bisa mengalami lelah pascaprosedur.

Perawat mungkin akan meminta pasien untuk berkemih. Langkah ini dilakukan untuk memastikan otot kandung kemih pasien bekerja dengan baik.

Pasalnya, anestesi spinal dapat membuat otot lemas dan pasien akan mengalami kesulitan dalam berkemih. Apabila kondisi sulit berkemih terus dibiarkan, infeksi saluran kemih dapat terjadi.

Apa saja risiko efek samping dan komplikasi anestesi spinal?

Secara umum, anestesi spinal merupakan prosedur yang aman. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi meliputi:

  • Reaksi alergi terhadap obat anestesi yang digunakan
  • Pendarahan di sekitar ruas tulang belakang
  • Kesulitan berkemih
  • Penurunan tekanan darah
  • Infeksi pada saraf tulang belakang (meningitis atau abses)
  • Kerusakan saraf
  • Kejang-kejang
  • Nyeri kepala hebat
operasi caesarinfeksi saluran kemihanestesi

Medline Plus. https://medlineplus.gov/ency/article/007413.htm
Diakses pada 24 Maret 2020

Michigan Medicine. https://www.uofmhealth.org/health-library/rt1583
Diakses pada 24 Maret 2020

Nuffield Health. https://www.nuffieldhealth.com/treatments/spinal-anaesthetic
Diakses pada 24 Maret 2020

Patient Info. https://patient.info/treatment-medication/anaesthesia/spinal-anaesthetic
Diakses pada 24 Maret 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email