Amputasi Penis

14 Mar 2023|dr. Levina Felicia
Ditinjau olehdr. Karlina Lestari
Amputasi penis perlu didiskusikan secara matangAmputasi penis harus dibicarakan dengan benar-benar matang

Apa itu amputasi penis?

Amputasi penis adalah operasi yang melibatkan pengangkatan organ penis. Dalam dunia medis, prosedur ini juga disebut penektomi.

Kanker penis ditandai dengan adanya kumpulan sel-sel ganas di jaringan dalam atau permukaan penis.

Amputasi penis paling sering dilakukan sebagai pengobatan kanker penis. Namun dokter juga bisa menyarankannya bagi pasien dengan cedera penis berat.

Dokter dan pasien perlu mempertimbangkan amputasi penis dengan saksama. Pasalnya, dampak fisik dan mental dari tindakan medis ini sangat besar bagi pasien.

Sebelum menjalani amputasi penis, metode terapi mungkin perlu dilakukan. Contohnya, seperti kemoterapi dan radioterapi.

Apa saja jenis amputasi penis?

Amputasi terbagi menjadi dua jenis di bawah ini:

  • Penektomi parsial yang melibatkan pengangkatan sebagian penis
  • Penektomi total atau radikal yang akan mengangkat seluruh organ penis

Kenapa amputasi penis diperlukan?

Amputasi penis perlu dilakukan bila pengobatan kanker penis lain tidak efektif untuk mengatasi penyakit ini. Melalui pengangkatan penis dan kelenjar getah bening di sekitarnya, penyebaran sel kanker ke bagian lain tubuh dapat dicegah.

Siapa yang membutuhkan amputasi penis?

Operasi termasuk prosedur medis yang umum dilakukan untuk mengatasi semua stadium kanker penis. Namun pembedahan ini lebih sering dibutuhkan guna menangani kanker penis stadium lanjut.

Dokter akan mendiskusikan dengan pasien mengenai teknik penanganan yang paling efektif agar kanker dapat teratasi, dan sekaigus menyelamatkan jaringan penis sebanyak mungkin.

Apa saja persiapan untuk menjalani amputasi penis?

Sebelum amputasi penis, beberapa persiapan sebelum operasi di bawah ini perlu dilakukan:

  • Menjalani tes darah, rontgen dada, dan elektrokardiogram (EKG).
  • Berhenti mengonsumsi obat-obatan pengencer darah pada beberapa hari sebelum operasi. Pasien dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis kardiologi apabila membutuhkan obat p

Bagaimana prosedur amputasi penis dilakukan?

Amputasi penis dilakukan di bawah pengaruh anestesi umum atau anestesi regional. Bius total akan membuat pasien tidur selama operasi. Sementara anestesi regional akan membuat bagian tubuh tertentu mati rasa, namun pasien tetap sadar selama operasi.

Pada umumnya, amputasi penis dapat dilaksanakan dengan cara:

  • Penektomi total

Pada penektomi total, dokter akan mengangkat seluruh bagian penis. Dokter lalu membuat lubang saluran kemih yang baru di perineum (area antara anus dan penis).

  • Penektomi parsial

Pada penektomi parsial, dokter akan mengangkat bagian ujung penis dan menyisakan batang penis.

Bila diperlukan, dokter juga bisa mengangkat testis, skrotum, dan kelenjar getah bening. Tindakan ini hanya akan dilakukan pada kanker penis stadium lanjut.

Beberapa kelenjar getah bening akan diangkat jika kanker yang telah menyebar ke jaringan lebih dalam. Sebelum pengangkatan, dokter akan menyuntikkan zat pewarna radioaktif untuk mencari kelenjar getah bening yang terkena kanker.

Apa saja yang perlu diperhatikan setelah amputasi penis?

Setelah amputasi penis, pasien biasanya perlu menginap di rumah sakit selama 1-2 hari. Pasien yang menjalani penektomi parsial dapat buang air kecil seperti biasa. Sedangkan pasien penektomi total harus buang air kecil dengan posisi duduk.

Pasien juga akan diberi obat untuk mencegah terbentuknya gumpalan darah, infeksi, dan nyeri serta melancarkan buang air besar.

Dokter akan memberi instruksi terkait jenis-jenis aktivitas yang perlu dihindari selama masa pemulihan, khususnya penyembuhan di rumah.

Sementara untuk membantu dalam menjaga kesehatan mental pasien setelah menjalani amputasi penis, diperlukan bantuan dari psikolog atau psikiater.

Apa saja komplikasi amputasi penis?

Seperti operasi lainnya, amputasi penis memiliki risiko komplikasi sebagai berikut:

1. Komplikasi operasi secara umum

2. Komplikasi amputasi penis lainnya

  • Nyeri kronis
  • Penyempitan saluran kemih (uretra)
  • Terbentuknya gumpalan darah
  • Tidak bisa berhubungan seks
  • Buang air kecil dalam posisi duduk
  • Limfedema, yakni pembengkakan kelenjar getah bening karena sumbatan sistem limfatik
kanker

Healthline. https://www.healthline.com/health/mens-health/penectomy
Diakses pada 14 Juni 2020

Michigan Institute of Urology. https://www.michiganurology.com/specialty/partial-penectomy/
Diakses pada 14 Juni 2020

American Cancer Society. https://www.cancer.org/cancer/penile-cancer/treating/surgery.html
Diakses pada 14 Juni 2020

Institute for The Study of Urologic Diseases. http://www.imop.gr/en/node/2674
Diakses pada 14 Juni 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email