Akupuntur adalah terapi pengobatan yang dilakukan dengan cara menusukkan jarum tipis ke dalam kulit di titik-titik dan kedalaman tertentu yang dipercaya dapat meningkatkan energi, mengembalikan keseimbangan tubuh, menstimulasi saraf, otot, jaringan, dan memproduksi antinyeri alami.
Terapi ini merupakan salah satu pengobatan tradisional dari Tiongkok yang telah dipraktikkan selama ribuan tahun. Secara tradisional, akupuntur dianggap efektif karena bisa menyeimbangkan komponen energi “yin” dan “yang” di tubuh.
Dengan menusuk beberapa area di tubuh, energi yang tadinya tidak seimbang dianggap dapat kembali ke tempat yang seharusnya dan penyakit yang timbul akibat ketidakseimbangan energi tersebut pun bisa mereda.
Kini, ilmu akupuntur telah berkembang dan diteliti secara ilmiah. Di Indonesia sendiri, sudah terdapat dokter spesialis akupuntur medis.
Akupuntur disebutkan bisa membantu menyembuhkan penyakit, seperti:
Salah satu manfaat terapi akupuntur yang bisa didapatkan adalah meredakan sakit. Pada pasien yang baru selesai menjalani operasi lutut akibat cedera, akupuntur dinilai dapat meredakan nyeri yang dirasakan, sehingga keperluan minum obatnya berkurang.
Perawatan akupuntur yang dilakukan setidaknya selama enam kali secara rutin yang disertai dengan pemberian obat antinyeri, dinilai dapat membantu meredakan sakit kepala tegang (tension headaches) sekaligus mengurangi frekuensi kekambuhannya.
Penelitian mengenai manfaat akupuntur untuk meredakan nyeri haid memang masih terbatas. Namun, bagi wanita yang merasa sangat kesakitan saat waktu menstruasi tiba (dysmenorhea), akupuntur disebutkan berpotensi membantu mengurangi nyeri akibat kram menstruasi.
Stres adalah salah satu faktor risiko terhambatnya kesuburan. Di saat yang sama, wanita yang sedang menjalani perawatan kesuburan biasanya punya tingkat stres yang tinggi. Beberapa bahkan ada yang mengidap gangguan kecemasan.
Dengan melakukan terapi akupuntur, kedua hambatan tersebut dapat dikurangi, sehingga perawatan bisa berjalan lebih lancar.
Akupuntur juga disebut bisa melancarkan aliran darah ke rahim atau uterus. Jika aliran darah ke uterus lancar, maka produksi sel telur juga akan meningkat.
Efek samping yang paling umum terjadi adalah mual dan muntah dan keduanya bisa dikurangi dengan terapi akupuntur. Hal ini membuat akupuntur kerap dijadikan perawatan pendamping pada pasien kanker.
Namun, akupuntur untuk pasien kanker sebaiknya benar-benar dipastikan kebersihan dan ketepatan metodenya, karena pasien kanker yang menjalani kemoterapi, sistem imunnya sedang menurun.
Selain manfaat-manfaat di atas, terapi akupuntur juga dipercaya dapat membantu mengatasi kondisi-kondisi di bawah ini:
Sebelum prosedur akupuntur dilakukan, tim medis akan menanyakan tentang gejala yang dirasakan dan gaya hidup Anda. Selain itu, tim medis juga akan memeriksa bagian tubuh yang terasa nyeri, kondisi lidah, warna kulit Anda, dan mengevaluasi denyut nadi di pergelangan tangan.
Titik akupuntur terletak di seluruh tubuh Anda. Namun, beberapa titik akupuntur dapat terletak jauh dari lokasi sumber nyeri Anda. Tim medis yang akan melakukan akupuntur akan memberitahukan lokasi-lokasi tersebut dan meminta
Anda untuk melepaskan pakaian bila diperlukan. Anda akan diminta untuk berbaring di meja periksa dan tim medis akan melakukan:
Beberapa orang dapat merasa rileks dan mendapatkan energi kembali. Namun, tindakan ini belum tentu memberikan efek signifikan bagi setiap orang. Apabila merasa tidak mendapatkan perubahan setelah melakukan terapi selama beberapa minggu, bisa jadi prosedur akupuntur tidak cocok bagi Anda.
Risiko akupuntur memang rendah, bila dilakukan oleh tenaga ahli yang bersertifikasi dan menggunakan jarum steril.
Beberapa efek samping yang dapat terjadi akibat prosedur akupuntur antara lain:
Risiko akupuntur lainnya termasuk pusing, pingsan, kejang, hepatitis B, dermatitis, kerusakan saraf. Risiko ini dapat meningkat apabila Anda memiliki gangguan pembekuan darah, menggunakan alat pacu jantung, dan sedang hamil.
Harvard Medical School.
https://www.health.harvard.edu/medical-tests-and-procedures/acupuncture-a-to-z
Diakses pada 3 April 2020
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/acupuncture/about/pac-20392763
Diakses pada 31 Maret 2020
Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/156488#how_does_it_work
Diakses pada 31 Maret 2020
Very Well Health. https://www.verywellhealth.com/acupuncture-health-uses-88407
Diakses pada 29 Maret 2021
WebMD. https://www.webmd.com/pain-management/features/acupuncture-pain-killer#2
Diakses pada 29 Maret 2021