Ablasi Radiofrekuensi

13 Mar 2023|dr. Levina Felicia
Ditinjau olehdr. Karlina Lestari
Dokter akan menusukkan jarum ke area yang nyeri untuk memasukkan elektrodaDokter akan menusukkan jarum ke area yang nyeri

Apa itu ablasi radiofrekuensi?

Ablasi radiofrekuensi adalah tindakan medis untuk menghancurkan serabut saraf yang berperan untuk menghantarkan sensasi nyeri ke otak. Prosedur ini juga yang dikenal dengan nama neurotomi radiofrekuensi.

Tindakan medis ini menggunakan panas yang dari gelombang radio untuk menghancurkan serabut saraf tersebut.

Pada ablasi radiofrekuensi, jarum akan dimasukkan lewat kulit pada area yang nyeri. Jarum ini akan mengirimkan gelombang radio pada saraf yang menjadi target.

Dokter akan menggunakan pemeriksaan pencitraan selama prosedur untuk memastikan posisi jarum sudah tepat mengenai saraf.

Ablasi radiofrekuensi umumnya dilakukan untuk mengatasi nyeri kronis pada punggung, leher, dan bokong. Prosedur ini juga dapat membantu dalam menangani nyeri pinggang dan lutut yang tidak kunjung hilang.

Kenapa ablasi radiofrekuensi diperlukan?

Ablasi radiofrekuensi diperlukan untuk mengurangi nyeri kronis pada punggung, leher, atau pinggang yang tidak kunjung membaik meski pasien telah mengonsumsi obat-obatan atau menjalani fisioterapi. Prosedur ini juga dipilih bagi pasien yang tidak bisa menjalani operasi.

Dokter bisa menyarankan ablasi radiofrekuensi pada pasien yang memiliki nyeri punggung dengan kondisi berikut:

  • Nyeri punggung dialami oleh satu atau kedua sisi punggung bawah
  • Menjalar ke bokong dan paha, namun tidak sampai bagian tubuh di bawah lutut
  • Semakin parah bila pasien melakukan gerakan memutar atau mengangkat barang
  • Membaik dalam posisi tidur

Tindakan ini juga direkomendasikan bagi pasien dengan nyeri leher yang terkait dengan cedera (whiplash).

Siapa yang sebaiknya tidak menjalani ablasi radiofrekuensi?

Karena melibatkan fluoroskopi sinar-X dalam prosedurnya, ablasi radiofrekuensi tidak disarankan bagi pasien yang:

Apa saja persiapan untuk menjalani ablasi radiofrekuensi?

Pemeriksaan dan persiapan yang sebaiknya dilakukan sebelum ablasi radiofrekuensi meliputi:

1. Mengecek saraf yang menjadi target ablasi

Pemeriksaan ini bertujuan mencari tahu apakah saraf target merupakan saraf yang berperan dalam memicu rasa nyeri. Dokter akan memberikan obat untuk membuat area tersebut mati rasa. Bila nyeri hilang, ablasi radiofrekuensi pada area saraf ini dapat dilakukan.

2. Menganjurkan beberapa hal tertentu

  • Apabila pasien menggunakan obat pengencer darah, dokter akan meminta pasien untuk menghentikan konsumsinya selama beberapa hari sebelum prosedur.
  • Memastikan ada keluarga atau teman yang bisa mengantar pasien pulang setelah ablasi.
  • Bila pasien harus obat rutin tertentu, lakukan pada dua jam sebelum prosedur.
  • Meminta pasien untuk tidak merokok pada hari ablasi.

Bagaimana prosedur ablasi radiofrekuensi dilakukan?

Dokter akan memberikan obat sedatif agar pasien tetap tenang selama prosedur. Pasien kemudian diminta untuk berbaring di meja operasi.

Prosedur ablasi radiofrekuensi lalu dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

  • Dokter akan menyuntikkan obat anestesi lokal pada area kulit tempat prosedur dilakukan. Hal ini bertujuan agar pasien tidak merasa nyeri sepanjang ablasi.
  • Dokter akan menusukkan jarum ke area yang nyeri. Sinar-X akan memandu dokter untuk memasukkan jarum pada posisi yang tepat.
  • Dokter kemudian memasukkan elektroda melalui jarum.
  • Dokter akan menanyakan apakah pasien mengalami sensasi kesemutan selama prosedur, guna memastikan elektroda sudah berada pada saraf yang tepat.
  • Gelombang radio akan mengalirkan arus melalui elektroda untuk memanaskan dan menghancurkan jaringan saraf.

Pasien biasanya dapat pulang pada hari yang sama dengan hari prosedur.

Apa saja yang perlu diperhatikan setelah ablasi radiofrekuensi?

Setelah prosedur, pasien akan dibawa ke ruang pemulihan. Di ruangan ini, tanda-tanda vital pasien akan dipantau. Mulai dari detak jantung, tekanan darah, hingga tingkat kesadaran.

Ketika kondisi pasien sudah stabil dan telah siuman, pasien akan diperbolehkan untuk pulang. Pasien mungkin akan merasa sedikit nyeri pada area penusukan jarum yang biasanya akan hilang dalam 1-2 hari.

Pasien juga perlu memperhatikan beberapa hal di bawah ini ketika sampai di rumah:

  • Gunakan ice pack atau kompres dingin pada area penusukan jarum. Letakkan kompres sekitar 20 menit selama 3-4 kali pada hari pertama pemulihan.
  • Hindari penggunaan heating pad (kompres panas) pada area penusukan.
  • Jangan mandi atau berendam dalam bathtub selama dua hari pasc Pasien baru boleh mandi dengan shower air hangat pada satu hari setelah ablasi.

Apa saja komplikasi ablasi radiofrekuensi?

Risiko komplikasi ablasi radiofrekuensi tergolong rendah. Apabila adapun, komplikasinya tergolong ringan dan hanya berlangsung sementara.

Komplikasi ringan tersebut bisa berupa:

Sementara komplikasi serius cukup jarang terjadi. Contohnya, infeksi dan pendarahan pada lokasi sayatan.

masalah sarafnyeri punggung

Mayfield Clinic. https://mayfieldclinic.com/pe-rf_ablation.htm
Diakses pada 21 April 2020

Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/radiofrequency-neurotomy/about/pac-20394931
Diakses pada 21 April 2020

Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/17411-radiofrequency-ablation
Diakses pada 21 April 2020

Bagikan
Share Facebook
SHare Twitter
Share whatsapp
Share Email