Bullying adalah bentuk kekerasan pada remaja atau yang kerap kali dialami pada masa kanak-kanak. Bentuk perundungan dapat berupa kekerasan fisik, verbal, Bentuk relasional/sosial, sampai cyberbullying
Bullying adalah bentuk kekerasan pada remaja atau yang kerap kali dialami pada kanak-kanak. Merujuk pengertian dari CDC, bullying diartikan sebagai perilaku agresif yang tidak diinginkan oleh remaja. Perilaku tersebut dilakukan secara berulang dan dapat menyebabkan tekanan baik secara fisik maupun secara mental.
Jenis intimidasi perilaku ini dapat meliputi:
Memahami bahwa bullying adalah bukan sesuatu yang dianggap enteng adalah hal yang penting. Perilaku merundung dapat menyebabkan dampak berkepanjangan bagi anak. Bullying dapat menyebabkan tekanan sosial, emosional, dan juga cedera fisik. Bukan hanya itu, korban juga dapat menyakiti diri sendiri dan dapat berujung pada kematian.
Risiko depresi yang lebih tinggi, kesulitan tidur, kecemasan dan penurunan prestasi akademik adalah berbagai dampak yang dapat dialami korban. Bukan hanya berpengaruh buruk bagi korban, ini juga akan menyebabkan dampak bagi pelaku seperti masalah akademik, penyalahgunaan zat, dan menggunakan kekerasan di masa mendatang.
Pencegahan dapat dilakukan jika anak-anak tahu bahkan perilaku perundungan adalah hal yang salah dan merugikan sehingga mereka dapat mengidentifikasi lebih mudah. Berikut beberapa peran orang tua dalam pencegahan pembullyan.
Berkomunikasi atau bicara terbuka dengan anak dapat menumbuhkan rasa percaya sehingga anak dapat menceritakan kesehariannya termasuk ketika ia mendapatkan prilaku perundungan maupun menyaksikan orang lain yang mengalaminya.
Tanyakan keseharian mereka di sekolah, aktivitas apa saja yang mereka lakukan. Orang tua juga perlu bertanya mengenai perasaan mereka, apakah hari ini ia merasa senang, sedih, atau perasaan mengganggu yang tidak membuatnya nyaman.
Dalam bullying ada 3 pihak yang terlibat di dalamnya, yakni pelaku, korban dan juga saksi. Bukan hanya mencegah anak sebagai pelaku dan korban, anak juga perlu mengerti pentingnya perannya dalam mencegah bullying saat ia menyaksikan perundungan tersebut.
Bantulah anak untuk menjadi sosok yang positif, baik pada teman, dan juga menghargai mereka. Ini akan membantu anak untuk tumbuh dengan rasa empati untuk membela koran dan memberikan dukungan bagi korban.
Membangun rasa percaya diri juga adalah hal yang penting. Anda bisa dukung anak untuk melakukan kegiatan yang ia senangi dengan mengikuti les maupun kegiatan lainnya. Kepercayaan diri yang baik akan membantu anak untuk berani tampil dan menambah teman.
Orang tua adalah sosok yang menjadi panutan untuk anak. Perilaku orang tua dapat berpengaruh pada anak. Jadilah sosok teladan yang memperlakukan semua orang dengan rasa hormat, menghargai, dan mengayomi. Jadilah sosok yang berani untuk berada di sisi yang benar.
Contoh yang diberikan orang tua dapat diikuti oleh anak. Bukan hanya berperilaku secara langsung, Anda juga harus menjadi contoh teladan di dunia maya. Biasakan diri dengan platform yang sering digunakan anak, jelaskan pula bagaimana harus bersikap di dunia online layaknya bersikap baik di dunia offline.
Selain itu, Anda juga perlu memberi tahu anak apa saja risiko yang akan mereka hadapi dari dunia online. Ajari mereka untuk tetap bersikap baik, sopan, dan menghargai meskipun pada orang yang tidak mereka kenal secara langsung, seperti teman di dunia maya.
Meskipun pencegahan telah dilakukan, namun bagi korban pembullyan mengungkapkan perundungan yang mereka terima adalah hal yang sulit untuk diungkapkan. Ada berbagai gejolak dalam dirinya yang sulit untuk menceritakan kondisinya, termasuk untuk meminta pertolongan.
Sebagai sosok yang paling sering bertemu dengan anak, orang tua dapat mengenali adanya perundungan yang diterima anak. Berikut beberapa tanda yang dapat Anda kenali:
Jika Anak memiliki tanda-tanda adanya perundungan yang menimpanya. Cobalah untuk berbicara secara perlahan dan terbuka, jangan terlalu memaksa anak untuk langsung bercerita. Berilah pemahaman supaya ia dapat menceritakan apa yang terjadi padanya tanpa adanya tekanan.
Biasakan untuk melakukan komunikasi yang lebih terbuka sehingga anak akan lebih merasa nyaman untuk menyampaikan berbagai hal yang ia lalui, termasuk mengenai perundungan yang menimpanya.
Sumber:
https://www.cdc.gov/violenceprevention/youthviolence/bullyingresearch/fastfact.html
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved