Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengelola stres, cemas, atau hal-hal yang mengganggu pikiran. Selain meditasi, ada juga teknik terapi access bars. Apa itu access bars?
Simak review lengkapnya mengenai kesan pertama mencoba access bars.
Sebagian besar orang mungkin belum begitu familier dengan access bars.
Padahal, sudah cukup banyak praktisi dan fasilitator yang tersebar di berbagai kota di Indonesia, termasuk Jabodetabek. Ketertarikan saya pada access bars bukan tanpa alasan.
Awalnya, saya mencari informasi mengenai meditasi. Hingga akhirnya, pencarian informasi ini sampai pada konten mengenai access bars dari beberapa content creator, seperti Andra Alodita dan Kania Annisa Anggiani.
Karena semakin penasaran, saya mencari jadwal yang pas untuk mencoba.
Saya berkesempatan untuk mencoba access bars pada acara Access Bars Taster Around Indonesia pada 29 Juli 2023 di Asana Wellness Studio by Espressino.
Access bars adalah terapi yang menggunakan metode sentuhan lembut di 32 titik di area kepala dan satu titik di kaki. Nantinya, sentuhan ini akan memproses sirkulasi energi elektromagnetik tubuh.
Access bars bertujuan untuk melepaskan perasaan serta energi negatif yang mengganggu dan selama ini tersimpan di tubuh. Teknik yang dilakukan dengan mengalirkan energi elektromagnetik .
Selain itu, access bars dapat membantu mendetoksifikasi hal-hal di alam bawah sadar yang mungkin menjadi penghambat kebahagiaan, kesuksesan, kesehatan, dan kesempatan lainnya.
Pertama kali, sesi bar ini dilakukan pada 30 tahun lalu oleh penemu Access Consciousness, Gary Douglas
Tak sembarangan, access bars juga telah diteliti secara ilmiah. Dr. Terrie Hope PhD.DNM, CFMW mempublikasikan artikel di Journal of Energy Psychology, Theory, Research, & Treatment tentang Access Bars.
Ia memaparkan bahwa setelah 90 menit sesi access bars, terjadi penurunan signifikan dalam tingkat keparahan depresi dan kecemasan.
Ada pula penelitian neuroscientist, Dr. Jeffrey L. Fannin pada 60 partisipan. Ia menemukan bahwa access bars memiliki efek neurologis yang positif serta efek yang langsung terasa.
Ia juga mengukur gelombang otak pada sebelum dan sesudah sesi bars. Penelitian ini mengungkapkan bahwa 85% peserta menunjukkan peningkatan pola koherensi otak.
Saya memilih sesi access bars pada jam 9 pagi. Dalam setiap sesi, ada sekitar tujuh hingga delapan orang peserta yang juga mengikuti sesi Access Bars Taster Around Indonesia.
Saat masuk ke dalam ruangan, sudah ada delapan praktisi access bars yang sudah menunggu. Di dalam ruangan tersebut juga tersedia tujuh tempat tidur untuk para peserta.
Peserta boleh bebas memilih tempat tidur dan praktisi bars. Saat itu, saya memilih praktisi bars yang bernama Tamalia Thahir dan memanggilnya Mbak Tami.
Sebelum sesi dimulai, praktisi dan fasilitator, Andriaty Sumarno (mba Aan) dan Heidy Andreyani menjelaskan sekilas tentang access bars, proses, serta apa yang akan dirasakan nantinya.
Berikut adalah tahapan proses sesi access bars:
Sesi bars yang saya ambil saat itu berlangsung sekitar 45-50 menit. Mba Tami menepuk bahu, lalu memberi tahu kalau prosesnya sudah selesai. Lalu, saya membuka mata.
Saya terdiam sebentar, lalu memproses apa yang dirasakan saat terapi. Kalau dari pengalaman saya, rasanya campur aduk. Sepanjang sesi, saya bisa mendengar suara di sekitar.
Saat sesi sentuhan lembut di titik-titik tertentu dimulai, ada banyak episode kehidupan yang muncul secara acak di pikiran. Ketika disentuh di area bahu dan pelipis, ada juga air mata yang mengalir.
Selain itu, saya juga merasakan sirkulasi energi yang masuk saat perpindahan sentuhan. Menurut Mbak Aan. setiap orang akan merasakan hal yang berbeda-beda. Reaksi yang muncul juga akan berbeda-beda.
“Ada yang tertidur lelap, tertawa, menangis, merasakan getaran, dan sebagainya. Tidak ada yang benar, salah, lebih baik, atau lebih buruk,” ujarnya di sesi perkenalan.
Di perjalanan pulang pun perasaan saya masih campur aduk, tetapi dengan pikiran yang lebih tenang. Seperti ada beban yang hilang dari tubuh.
Pada malam hari, saya tidur lebih cepat dan merasa tidur lebih nyenyak dari biasanya.
Keesokan harinya juga lebih banyak beristirahat dan tidur. Entah termasuk efek access bars atau tidak, rasa nyeri yang biasa saya rasakan setelah bangun tidur pun hilang.
Jujur saja, saya ada keinginan melakukan sesi selanjutnya untuk merasakan efek lainnya.
Jadi, apakah kamu penasaran dan ingin mencoba terapi access bars?