Sama seperti manusia, kucing juga bisa mengalami kehamilan palsu alias pseudopregnancy. Pseudopregnancy pada kucing adalah kondisi ketika kucing betina menunjukkan tanda-tanda seperti sedang hamil padahal sebenarnya tidak. Untuk memahaminya, kenali ciri-ciri, penyebab, hingga penanganan untuk masalah ini.
Kehamilan palsu pada kucing adalah hal yang jarang terjadi. Namun, terdapat beberapa tanda yang bisa kamu perhatikan ketika kucing mengalami hamil palsu.
Ciri-ciri kucing hamil palsu di atas bisa muncul sekitar 1-2 bulan setelah estrus atau masa birahi selesai.
Bergantung pada tingkat keparahan masalahnya, gejala yang dialami kucing bahkan bisa berlangsung lebih dari sebulan.
Nah, pemeriksaan ke dokter hewan diperlukan untuk memastikan apakah kucing peliharaanmu sedang hamil atau tidak.
Kehamilan palsu umumnya tidak mempengaruhi kemampuan kucing untuk berkembang biak di kehamilan berikutnya.
Penyebab kucing hamil palsu belum diketahui secara pasti. Namun, ketidakseimbangan hormon, terutama progesteron dan prolaktin, dianggap berperan penting dalam perkembangan masalah ini.
Jika kucing betina dikawinkan dengan kucing jantan yang tidak subur selama siklus birahinya, ovulasi akan terjadi dan menghasilkan korpus luteum.
Korpus luteum adalah massa sel yang terbentuk di ovarium dan bertanggung jawab memproduksi hormon progesteron.
Setelah korpus luteum terbentuk, ada anggapan bahwa tubuh kucing tidak dapat lagi membedakan antara kehamilan asli dan palsu.
Beberapa kondisi lainnya, seperti kanker kelenjar susu atau rahim dan infeksi rahim, juga dapat menyebabkan gejala yang serupa seperti ciri-ciri kucing hamil palsu.
Jika kucing peliharaanmu menunjukkan tanda-tanda hamil palsu, sebaiknya bawa ke dokter hewan.
Dokter hewan umumnya akan bertanya mengenai riwayat kesehatan kucing, siklus birahinya, dan gejala yang dialami.
Selanjutnya, dokter hewan akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat kelenjar susu kucing yang bengkak dan meraba perut kucing untuk mengetahui ada atau tidaknya keberadaan anak kucing.
Tes darah dan laboratorium juga dapat dilakukan pada kucing. Kucing yang hamil palsu biasanya akan menunjukkan hasil tes yang normal.
Selain itu, rontgen perut dan ultrasonografi (USG) dilakukan untuk menemukan adanya penumpukan cairan di perut, mendeteksi kehamilan yang sebenarnya, menentukan adanya infeksi rahim, dan mencari pembesaran organ yang mungkin terjadi.
Perawatan khusus tidak diperlukan apabila ini merupakan kehamilan palsu kucing yang pertama.
Gejala biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 2-3 minggu, tetapi bisa juga berlangsung hingga beberapa bulan.
Namun, jika kucing mengalami hamil palsu yang berulang, dokter hewan dapat merekomendasikan penanganan berikut ini:
Kehamilan palsu yang terjadi lebih dari satu kali bisa menjadi tanda ketidakseimbangan hormon pada kucing.
Dokter hewan dapat meresepkan suplemen hormon untuk mengatasi masalah ini dan mencegah terjadinya kucing hamil palsu di masa mendatang.
Prosedur ovariohisterektomi direkomendasikan jika kucing sudah hamil palsu berulang kali. Dalam operasi ini, dokter hewan akan mengangkat indung telur dan rahim kucing betina.
Kucing akan dibius total terlebih dahulu, kemudian dokter membuat sayatan kecil di dinding perut kucing.
Kedua indung telur pun diikat dan diangkat bersama dengan rahim. Selanjutnya, sayatan akan ditutup dengan jahitan.
Sementara itu, untuk mengurangi sekresi kelenjar susu, dokter hewan akan menyarankan kamu memberikan kompres dingin atau hangat pada kucing untuk mengurangi rangsangan yang mendorong laktasi.
Penggunaan cone leher kucing juga dapat membantu mencegahnya menjilati diri sendiri yang dapat merangsang laktasi.
Kucing yang mengalami kehamilan palsu umumnya akan membaik dalam waktu 2-3 minggu. Jadi, kamu pun tidak perlu khawatir secara berlebihan.
Pet MD. https://www.petmd.com/cat/conditions/reproductive/c_ct_false_pregnancy
Diakses pada 15 Februari 2023
Wag Walking. https://wagwalking.com/cat/condition/false-pregnancy
Diakses pada 15 Februari 2023