Empati merupakan sebuah kemampuan untuk memahami secara emosional apa yang orang lain rasakan, mulai dari memahami hingga menempatkan diri di tempat orang lain. Sebaiknya, rasa empati perlu ditanamkan sejak dini. Ya, anak-anak pun juga harus dilatih rasa empatinya. Hal tersebut bertujuan untuk kehidupannya kelak.
Sikap empati bisa membuat Si Kecil melihat berbagai macam sudut pandang orang lain dan memahami apa yang mereka rasakan. Ada banyak cara mengajarkan empati pada anak yang bisa Moms lakukan, seperti memberikan contoh hingga membantu anak untuk mencoba merasakan perasaan orang lain.
Selain itu, ada juga ciri-ciri anak yang sudah memiliki empati sejak dini yang wajib Moms ketahui.
Ciri-ciri paling umum Si Kecil memiliki empati yang tinggi adalah adanya rasa peka atau sensitif, baik secara fisik maupun secara emosional. Biasanya anak dengan sikap ini sering mengeluarkan tanda-tanda sensitivitasnya, misalnya ia akan bilang apabila tidak suka suara yang terlalu berisik atau tidak menyukai pakaian tertentu.
Selain itu, anak dengan empati tinggi ternyata juga memiliki perasaan yang cukup lembut, sehingga mudah terluka. Namun, ia juga memiliki wawasan yang luar biasa matang tentang dunia.
Dilansir dari laman Parents.com, Dr. Orloff selaku psikiater dan juga penulis buku The Empath’s Survival Guide mengatakan bahwa untuk anak yang lebih kecil ia lebih banyak menghabiskan waktu sendirian dan memiliki teman bermain imajiner.
Lalu, untuk anak yang lebih besar, mungkin lebih suka menyendiri dan hanya menghabiskan waktu bersama sahabat atau beberapa orang.
Seseorang yang memiliki rasa empati tinggi, dinilai mengalami kesulitan untuk menenangkan diri sendiri. Mereka membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengistirahatkan perasaan atau emosional mereka dibandingkan anak-anak lain. “Mereka bisa terlihat sangat lelah dan terkuras energi terutama sepulang sekolah”, ujar Dr. Shana Feibel, D.O., seorang psikiater dan asisten profesor dari University of Cincinnati College of Medicine.
Melihat seseorang yang sedang mengalami penderitaan atau sedang berjuang dapat membuat anak dengan empati tinggi kesal. Hal tersebut bisa membuat rasa empatinya sangat terpukul. Dr. Feibel mengatakan, sikap tersebut bisa membuat anak yang lebih tua akan menjadi lebih cemas atau bahkan jika sudah terlalu parah, mengalami depresi.
Selain itu, mereka cenderung akan lebih mengasingkan diri dan bahkan menjadi seseorang yang mudah tersinggung atau murung.
Tidak perlu khawatir, jika buah hati Moms memiliki ciri-ciri di atas. Satu hal yang paling penting memiliki anak dengan empati tinggi adalah membantu mengasah rasa empati Si Kecil menjadi semakin baik dan mengontrolnya.
Sangat penting bagi orang tua untuk bisa membantu Si Kecil mengatasi perasaan yang sangat peka atau sensitif. Bantu ia untuk bisa mengatasi rasa stres akibat ikut merasakan dan memahami orang lain.
Anak yang berempati tinggi tak jarang juga memiliki hati yang sangat besar untuk membantu atau menolong orang lain yang sedang mengalami kesusahan. Hal tersebut membuat ia sering tidak berkata “tidak” pada permintaan orang lain. Untuk mengatasi hal tersebut, seiring bertambahnya usia, Moms harus bisa membantu Si Kecil membatasi diri untuk berkata “tidak” pada orang lain.
Dan yang tidak kalah penting adalah Moms harus mendukung Si Kecil. Dorong rasa peka mereka dan ajari arti empati yang tepat. Jangan melabeli mereka sebagai anak yang sensitif, karena malah tidak akan membantu. Lakukan dialog suportif secara berlanjut tentang rasa empati yang Si Kecil rasakan dan katakan bahwa ia bisa datang serta berdiskusi dengan Moms kapan saja.