logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kembali ke Daftar Penyakit

Zellweger Spectrum Disorders

8 Mar 2023

| Nurul Rafiqua

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Pengertian zellweger spectrum disorders

Zellweger spectrum disorders (ZSD) adalah sekumpulan penyakit genetik yang menyebabkan tubuh penderitanya tidak dapat memproduksi peroxisome dengan baik. Peroxisome merupakan bagian penting dalam sel tubuh yang membantu proses produksi energi dan lemak serta menghancurkan toksin atau racun.

ZSD terjadi saat peroxisome dalam sel tubuh tidak dapat menjalankan fungsinya dengan normal. Kondisi ini berpengaruh terutama terhadap otak, urat saraf, tulang, hati, jantung, dan ginjal.

Zellweger spectrum disorders memiliki banyak jenis berdasarkan tingkat keparahannya. Jenis ZSD yang paling parah disebut Zellweger syndrome, sementara ZSD dengan tingkat keparahan menegah disebut neonatal adrenoleukodystrophy, dan jenis yang tergolong ringan disebut infantile Refsum disease.

Zellweger spectrum disorders sering kali berujung pada komplikasi yang mengancam nyawa penderitanya saat masa kanak-kanak. Tetapi, beberapa penderita dari Zellweger spectrum disorders dengan gejala yang ringan dapat mencapai usia dewasa.

Tanda dan gejala zellweger spectrum disorders

Berdasarkan jenisnya, gejala Zellweger spectrum disorders meliputi:

Zellweger syndrome

Zellweger syndrome, jenis Zellweger spectrum disorders umumnya ditandai dengan karakteristik fisik yang khas, antara lain:

  • Batang hidung yang lebih lebar dibanding biasanya
  • Muncul lipatan kulit pada ujung-ujung mata
  • Wajah yang lebih rata dibanding biasanya
  • Dahi yang letaknya lebih tinggi dibanding biasanya
  • Punggung alis yang kurang berkembang, sehingga dahi terlihat lebih besar
  • Jarak antara mata yang lebih lebar dibanding biasanya

Selain gejala-gejala di atas, ada pula gejala lain yang dapat muncul yaitu:

  • Susah makan
  • Hati atau limpa yang membengkak
  • Perdarahan pada saluran pencernaan
  • Gangguan penglihatan dan pendengaran
  • Kulit dan mata menguning karena gangguan pada fungsi hati
  • Kejang-kejang
  • Otot yang kurang berkembang dan gangguan saat badan digerakkan

Neonatal adrenoleukodystrophy

Gejala neonatal adrenoleukodystrophy biasanya muncul sejak penderitanya dilahirkan atau saat masa kanak-kanak. Meski demikian, penyakit ini biasanya tidak bisa langsung dideteksi. Gejala-gejala yang muncul dapat meliputi:

  • Hypotonia, kondisi di mana tonus otot atau kemampuan otot untuk merespon terhadap gerakan menjadi berkurang
  • Kejang-kejang 
  • Ensefalopati
  • Tuli sensorineural
  • Neuropati perifer
  • Dismorfisme wajah ringan, kondisi di mana wajah seseorang terlihat tidak normal karena fitur-fitur wajah seperti alis mata yang lebih bengkok, telinga yang terletak lebih rendah dibanding biasanya, dan mata juling
  • Pertumbuhan badan dan kemampuan motorik yang terganggu
  • Beberapa kondisi gangguan penglihatan seperti chorioretinopathy atau kondisi penumpukan cairan di bawah retina, saraf optik yang kurang berkembang, dan katarak
  • Gagal fungsi hati, kondisi yang biasanya ditandai dengan kulit menguning pada bayi. Selain itu, gejala perdarahan dalam tengkorak juga dapat muncul disebabkan oleh gangguan darah yang berkaitan dengan kekurangan vitamin K.
  • Gangguan pada fungsi kelenjar adrenal sehingga tidak menghasilkan hormon adrenal yang cukup
  • Kondisi batu ginjal, yang dapat dialami terutama oleh pasien anak-anak
  • Osteoporosis dan keretakan tulang, terutama pada pasien yang pergerakannya terganggu
  • Regresi neurologis, gejala seperti hilangnya kemampuan yang telah dipelajari sebelumnya. Gejala ini menandai terjadinya leukodystrophy atau kondisi di mana terjadi gangguan pada white matter atau sumsum otak.

 

Infantile Refsum disease 

Penderita infantile Refsum disease atau jenis yang tergolong ringan dari Zellweger spectrum disorders dapat mengalami gejala-gejala berikut:

  • Gangguan penglihatan seperti kurangnya kemampuan mata untuk melihat dalam kegelapan, dan setelah beberapa tahun bertambah parah menjadi kondisi retinitis pigmentosa
  • Ketidaknormalan pada pupil mata
  • Nistagmus
  • Gangguan pada epiphysis atau bagian ujung dari tulang lengan dan kak
  • Hilangnya indra penciuma
  • Cerebellar ataxia, kondisi di mana terjadi otot menjadi sulit dikendalikan saat bergerak karena kerusakan pada cerebellum pada otak
  • Ichthyosis, kondisi di mana kulit menjadi bersisik atau menebal
  • Serangan jantung

Penyebab zellweger spectrum disorders

Zellweger spectrum disorders disebabkan oleh mutasi pada salah satu dari 13 gen yang berperan dalam pembentukan serta jalannya fungsi peroxisome (peroxisome biogenesis). Ke-13 gen ini mengandung instruksi pembuatan protein yang disebut peroxin, protein yang penting dalam proses pertumbuhan peroxisome.

Sekitar 61% penderita Zellweger spectrum disorders mengalami mutasi pada gen peroxisome biogenesis faktor 1 atau PEX1. Selain gen tersebut, gen lain yang dapat menyebabkan Zellweger spectrum disorders adalah PEX2, PEX3, PEX5, PEX6, PEX10, PEX11, PEX12, PEX13, PEX14, PEX16, PEX19, dan?PEX26.

Peroxisome sendiri adalah sekumpulan struktur yang diikat dengan membran di dalam sitoplasma (cairan kental di dalam dinding sel). Peroxisome memiliki peran penting dalam berbagai proses kimiawi yang menopang fungsi tubuh, dan dapat ditemui pada hampir semua jenis sel dalam tubuh.

Beberapa sel tubuh memiliki jumlah peroxisome dengan jumlah yang tak lebih dari 100, tetapi sel tubuh lain dapat berjumlah 1000 lebih. Peroxisome berukuran lebih besar dan jumlahnya lebih banyak di dalam ginjal dan hati.

Beberapa proses kimiawi di mana peroxisome memiliki peran yang penting yaitu proses metabolisme asam lemak dan produksi beberapa jenis lipid yang penting bagi sistem saraf atau pencernaan tubuh. Karenanya, peroxisome merupakan bagian penting dari sistem pembuangan tubuh, dan membantu pertumbuhan dan fungsi dari otak serta sistem saraf pusat.

Peroxisome yang terganggu fungsinya dapat menyebabkan berbagai masalah dalam tubuh. Contohnya, penumpukan VLCFA (very long chain fatty acids) dalam sel organ tertentu. Kondisi ini dapat disebabkan karena kurangnya kadar enzim yang diproduksi oleh peroxisome dalam tubuh.

Zellweger spectrum disorders diwariskan lewat pola autosomal resesif. Pada pola ini, seorang anak mewarisi 1 gen yang bermutasi dari masing-masing orangtuanya. Kemungkinan lainnya, anak tersebut akan  mewarisi 1 gen yang bermutasi dan 1 gen normal dari masing-masing orangtua dan menjadi pembawa (carrier) yang akan mewariskan gen bermutasi tersebut ke keturunan selanjutnya. 

Baca juga: Mengenal Pengertian Genetika dan Berbagai Penyakitnya

 

Faktor risiko Zellweger Spectrum Disorders

Keturunan merupakan faktor yang meningkatkan risiko seseorang menjadi penderita Zellweger spectrum disorders karena penyakit ini merupakan penyakit yang diwariskan. 

Risiko seorang anak menjadi penderita karena mewarisi 1 gen yang bermutasi dari masing-masing orangtuanya sebesar 25%. Sementara risiko seorang anak hanya menjadi carrier sebesar 50%.

Diagnosis zellweger spectrum disorders

Dokter akan mendiagnosis Zellweger spectrum disorders lewat pemeriksaan klinis menyeluruh, yang terdiri dari pemeriksaan fisik pasien kemudian uji lab terhadap sampel-sampel yang diambil dari pasien. Dokter juga akan memeriksa riwayat medis pasien dan keluarganya.

Salah satu pertanda dari penyakit ini adalah ketidaknormalan pada peroxisome, yang dapat dilihat lewat cairan tubuh seperti darah, urine, atau keringat. Ketidaknormalan yang dapat terdeteksi yaitu VLCFA (very long chain fatty acids) pada banyak jaringan atau sel tubuh.

Selain tes darah atau tes urine, prosedur lain yang sering digunakan dokter untuk mendiagnosis Zellweger spectrum disorders meliputi:

  • Tes biokimia terhadap fibroblas kulit, yakni sel-sel di dalam lapisan dermis kulit yang diambil sebagai sampel untuk kemudian dipelajari unsur biokimiawinya
  • Tes genetik, untuk mendeteksi ketidaknormalan pada peroxisome yang luput dari tes biokimia. Tes genetik juga dapat mendeteksi gen pembawa mutasi yang berkaitan dengan Zellweger spectrum disorders, sehingga risiko pewarisan penyakit ini antara anggota keluarga dapat diketahui.
  • Skrining bayi yang baru lahir, yang dapat mendeteksi kondisi X-linked adrenoleukodystrophy (kondisi yang mengganggu sistem saraf dan kelenjar adrenal) pada bayi. Kondisi ini berkaitan dengan ketidaknormalan pada peroxisome, dan jika terdeteksi, maka Zellweger spectrum disorders pun dapat didiagnosis lebih awal.
  • Amniosentesis, prosedur pengambilan sampel air ketuban pada janin yang masih dalam kandungan. Sampel air ketuban dapat juga menjadi basis dari tes biokimia atau genetik pada janin untuk mengetahui ketidaknormalan pada peroxisome dalam tubuhnya.
  • Ultrasonografi untuk mendeteksi kista ginjal atau hati yang membengkak
  • Preimplantation genetic diagnosis, pemeriksaan pada embrio yang baru melalui proses pembuahan in vitro di mana sel telur dalam tubuhnya diambil untuk dibuahi oleh sperma di luar rahim. Prosedur diagnosis ini dapat dilakukan jika mutasi genetik diketahui dimiliki oleh orangtua dari calon janin, dan jika terdapat mutasi, maka penggantian embrio bisa dilakukan.

Baca jawaban dokter: Apakah setiap orang wajib melakukan skrining genetik? 

Advertisement

Cara mengobati zellweger spectrum disorders

Pengobatan terhadap Zellweger spectrum disorders  memerlukan beberapa spesialis kesehatan agar penyakit ini dapat ditangani secara sistematis dan juga komprehensif. Beberapa metode pengobatan yang disarankan dokter yaitu:

  • Penggunaan alat bantu medis seperti selang gastrostomi yang dimasukkan ke dalam lambung pasien, agar asupan kalori mereka tercukupi. Alat bantu dengar atau kacamata juga dapat disarankan oleh dokter untuk meringankan gejala gangguan pendengaran atau penglihatan.
  • Implan koklea, prosedur di mana alat bantu dengar ditanam langsung di bawah kulit kepala lewat operasi.
  • Operasi katarak
  • Pemberian suplemen vitamin A, D, E, dan terutama vitamin K untuk menangani gejala perdarahan.
  • Pemberian obat-obatan seperti obat antikejang, obat yang mengandung asam cholic, obat pengganti hormon adrenal.
  • Monitoring tahunan terhadap hormon adrenocorticotropic dan AM kortisol (morning cortisol) untuk mengawasi kadar hormon adrenal dalam tubuh dan meminimalkan komplikasi yang berkaitan dengan kondisi kekurangan hormon tersebut
  • Pemeriksaan serta perawatan terhadap tulang dan gigi. Banyak pasien anak-anak yang menderita Zellweger spectrum disorders mengalami keropos tulang serta ketidaknormalan pada enamel gigi sehingga memerlukan perawatan.
  • Pendidikan khusus, terapi fisik, ortopedi, sosial, atau terapi vokasional bagi pasien
  • Konseling genetik bagi keluarga pasien

 

Komplikasi Zellweger Spectrum Disorders

Zellweger spectrum disorders dapat menyebabkan beberapa komplikasi, antara lain yaitu:

  • Gangguan penglihatan dan pendengaran, yang dapat bertambah parah seiring waktu sampai-sampai menyebabkan penderitanya buta dan tuli
  • Kelumpuhan dapat terjadi pada pasien yang ototnya tidak berkembang dengan baik 
  • Pada pasien bayi, gangguan pernapasan, gagal fungsi hati, atau perdarahan saluran pencernaan dapat terjadi
  • Kondisi leukodystrophy yang dapat menyebabkan regresi neurologis, yaitu hilangnya kemampuan yang telah dipelajari sebelumnya, kepikunan, dan bahkan kematian

Baca juga: Penyakit Genetik Bukan Kiamat, Hidup Tetap Bisa Berkualitas

Cara mencegah zellweger spectrum disorders

Tidak diketahui cara untuk mencegah Zellweger spectrum disorders karena penyakit ini disebabkan oleh mutasi genetik. Orang-orang dengan riwayat keluarga sebagai penderita salah satu jenis dari Zellweger spectrum disorders disarankan untuk melakukan konseling genetik.

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Jika Anda atau istri Anda sedang mengandung, disarankan untuk melakukan konseling genetik dengan ahli genetik. Ahli genetik dapat membantu mengevaluasi risiko Anda menurunkan suatu penyakit ke anak cucu Anda.

Jika anak Anda menampakkan gejala-gejala dari Zellweger spectrum disorders, segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Berkonsultasi dengan Dokter

Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:

  • Buat daftar seputar gejala yang pasien rasakan.
  • Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang pasien alami. Demikian pula dengan riwayat medis keluarga.
  • Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang pasien konsumsi.
  • Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin pasien ajukan pada dokter. 
  • Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat berkonsultasi ke dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.

Apa yang Akan Dilakukan Dokter pada Saat Konsultasi

Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:

  • Apa saja gejala yang pasien rasakan?
  • Kapan gejala pertama kali pasien alami?
  • Apakah pasien memiliki faktor risiko terkait Zellweger spectrum disorders?
  • Apakah pasien rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu?
  • Apakah pasien pernah mencari bantuan medis? Bila iya, apa saja pengobatan yang telah pasien coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis Zellweger spectrum disorders agar penanganan yang tepat bisa diberikan.

Advertisement

Bagikan

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved