1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Warna urine keruh dapat menunjukkan status kesehatan seseorang
Warna urine keruh dapat menunjukkan status kesehatan seseorang. Urine adalah cairan sisa hasil metabolisme yang diproduksi di ginjal melalui proses yang disebut urinasi.
Urine atau air seni mengandung banyak produk metabolisme, seperti garam anorganik, serta hormon atau protein yang perlu dikeluarkan dari darah. Strukturnya yang kaya ini telah digunakan oleh dokter sejak dulu untuk mendiagnosis status kesehatan pasien.
Urine yang normal memiliki rentang warna dari kuning pucat hingga kuning muda, dan jernih. Warna ini terkandung secara alami dalam urine dari pigmen bernama urokrom (urochrome).
Rentang warna urine sangat dipengaruhi oleh jumlah air yang diminum. Semakin banyak air yang Anda konsumsi, semakin sedikit kadar pigmen yang terkandung dalam urine. Karena itu, urine dapat terlihat lebih jernih.
Sebaliknya, jika konsumsi air hanya sedikit, urine dapat berubah warna menjadi kuning pekat hingga warna yang lebih gelap. Lalu, bagaimana jika Anda sudah minum cukup air, tapi urine tetap berwarna pekat?
Warna urine yang keruh dan dianggap tidak normal dapat berkisar antara kuning tua, cokelat, merah, merah tua, hingga warna lebih gelap. Setiap perubahan warna dan kejernihan urine dapat menandakan masalah pada saluran kemih seseorang.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab warna urine keruh guna mendapatkan pengobatan yang tepat dan efektif.
Perubahan warna urine biasanya bersifat sementara. Waspadai perubahannya bila berlangsung lama atau menjadi keruh dan menggelap.
Urine yang keruh dapat menandakan peningkatan protein, zat kristal, darah, nanah, atau bahan kimia lain. Semua indikasi ini bisa mengarah pada diagnosis penyakit tertentu.
Berikut ini berbagai kondisi yang dapat menyebabkan berubahnya warna urine:
Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada jumlah cairan yang masuk. Saat tubuh kekurangan cairan, konsentrasi urine pun bisa menjadi lebih pekat sehingga terlihat keruh.
Sejumlah makanan dan minuman tertentu dapat menyebabkan urine menjadi keruh. Beberapa contohnya meliputi:
Ketika Anda mengonsumsi terlalu banyak susu dan olahannya, kandungan fosfor, kalsium, dan purin di dalamnya dapat terlepas ke dalam urine sehingga memengaruhi warna urine. Kondisi ini biasanya menandakan masalah medis, seperti gangguan tiroid atau ginjal, yang butuh perhatian medis.
Daging seperti daging ayam atau sapi, juga mengandung fosfor yang tinggi. Kandungan inilah yang dapat memperkeruh urine. Daging olahan, seperti sosis, juga biasanya mengandung kadar garam yang tinggi, sehingga konsumsi yang berlebihannya bisa memicu dehidrasi.
Makanan laut, seperti kerang, ikan teri, atau sarden, mengandung purin yang tinggi. Jika dikonsumsi dalam jumlah banyak bahan pangan ini dapat menyebabkan hiperurisemia, yakni kondisi urine yang mengandung kadar asam urat tinggi sehingga terlihat keruh.
Sama seperti purin, asupan gula yang berlebih dapat menyebabkan hiperurisemia.
Konsumsi garam yang terlalu banyak dapat memengaruhi keseimbangan cairan tubuh dan menyebabkan ginjal menahan air. Akibatnya, urine pun menjadi lebih pekat serta tampak keruh.
Alkohol memiliki efek diuretik yang menyebabkan ginjal melepaskan lebih banyak air dengan menekan hormon vasopresin. Hal ini akan membuat tubuh mengalami dehidrasi.
Kafein dalam kopi dan beberapa jenis teh (seperti teh hijau, hitam, dan oolong) juga memiliki efek diuretik, yang memicu dehidrasi akibat ginjal mengeluarkan urine lebih banyak dari seharusnya.
Sejumlah obat dapat mengakibatkan urine keruh, contohnya chlorpromazine, rifampin, warfarin, phenazopyridine, amitriptyline, cimetidine, chloroquine, serta metronidazole.
Warna urine dapat muncul akibat cairan vagina yang dihasilkan selama masa kehamilan. Selain itu, kehamilan sering memicu muntah-muntah alias morning sickness, yang juga dapat menyebabkan dehidrasi.
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyebab umum dari warna urine keruh. Warna ini biasa berasal dari nanah atau darah yang merembes ke saluran kemih, sehingga warna urine dapat terlihat seperti putih susu.
Warna urine keruh pun bisa menjadi salah satu gejala penyakit sistem kemih yang lebih serius, seperti karsinoma sel transisional yang termasuk kanker kandung kemih.
Vaginitis adalah infeksi atau peradangan pada vagina. Salah satu gejalanya adalah warna urine yang keruh akibat bercampur dengan sel darah putih.
Penyakit batu ginjal bisa menyebabkan warna urine keruh. Pasalnya, batu ginjal dapat menyumbat saluran kemih dan menyebabkan infeksi. Hal ini kemudian memicu terlepasnya nanah dalam urine dan membuatnya tampak keruh.
Gangguan ginjal akibat komplikasi diabetes (nefropati diabetik) atau hipertensi, dapat membuat ginjal tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Salah satu imbasnya adalah produk penumpukan limbah dalam urine yang menyebabkan warnanya tidak jernih.
Di samping itu, sejumlah penyakit terkait ginjal pun dapat menjadi penyebab warna urine keruh. Misalnya, glomerulonefritis, sindrom nefrotik, pielonefritis, sindrom hepatorenal (jenis gagal ginjal), penyakit genetik yang menyebabkan kekurangan gen G6PD, bahkan kanker ginjal.
Penyakit menular seksual dapat menyebabkan keputihan yang tidak normal, contohnya gonore dan klamidia. Keputihan ini bisa bercampur dengan urine dan membuatnya keruh.
Sama seperti infeksi lainnya, urine keruh pada penderita bisa terjadi akibat sel darah putih yang masuk ke dalam urine.
Pasien diabetes umumnya memiliki kadar gula darah yang melebihi normal. Akibatnya, ginjal akan bekerja lebih keras untuk menyaring gula. Sisa saringan gula yang akan dikeluarkan melalui urine ini dapat mengubah penampilan serta bau urine.
Prostatitis adalah peradangan atau infeksi pada prostat, kelenjar yang terletak di bawah kandung kemih pada pria. Salah satu gejalanya adalah warna urine keruh karena bercampur dengan sel darah putih, nanah, atau cairan penis.
Retrograde ejaculation adalah kondisi yang terjadi ketika air mani tidak keluar melalui penis saat orgasme, melainkan masuk ke kandung kemih. Urine pun kemudian dapat bercampur dengan air mani tersebut sehingga warnanya menjadi keruh.
Hematuria adalah kondisi yang menyebabkan munculnya darah dalam urine, jadi kondisi ini juga disebut kencing berdarah. Keberadaan darah ini membuat urine berubah warna menjadi kemerahan atau cokelat kehitaman.
Jika urine berwarna merah tua, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai penyakit, misalnya anemia sel sabit porfiria, anemia hemolitik, thalasemia, atau penyakit yang menginfeksi darah seperti malaria. Di samping itu, kelainan darah bernama paroksismal nokturnal hemoglobinuria juga dapat menyebabkan munculnya darah saat buang air kecil.
Gangguan pencernaan tertentu juga dapat menjadi penyebab warna urine keruh, misalnya penyakit Crohn, pankreatitis kronis, atau fibrosis kistik. Pasalnya, penyakit-penyakit tersebut membuat saluran pencernaan tidak mampu mencerna makanan dan minuman dengan baik, sehingga dapat memengaruhi kejernihan urine.
Berbagai macam penyakit pada hati dan empedu dapat memicu tingginya kadar bilirubin dalam darah, dan memicu sakit kuning atau jaundice. Tahap awal jaundice dapat menyebabkan urine berwarna oranye. Jika terus berlanjut, urine akan menjadi lebih gelap hingga tampak keruh.
Kondisi medis yang berkaitan dengan uretra (seperti uretritis atau striktur uretra) kerap ditandai dengan gejala berupa urine keruh.
Cedera otot seperti rhabdomyolysis dapat mengakibatkan kebocoran protein otot mioglobin ke dalam urine. Warna urine pun bisa berubah menjadi lebih gelap, misalnya cokelat seperti teh atau merah.
Apabila urine keruh disertai dengan bau menyengat, hal ini dapat menandakan sejumlah kondisi tertentu, seperti mononukleosis atau tonsilitis. Sementara jika terdapat darah pada urine, Goodpasture syndrome yang menyerang ginjal dan paru-paru, bisa jadi penyebabnya.
Advertisement
Berdasarkan penyebabnya, warna urine keruh dapat diobati dengan penanganan mandiri di rumah maupun pengobatan dari dokter. Berikut beberapa langkah yang dapat Anda lakukan:
Anda harus mencari pertolongan medis jika urine mengalami perubahan warna selama berhari-hari, khususnya bila lebih dari tiga hari. Selain itu, waspadai perubahan warna urine yang disertai gejala berupa:
Segera temui dokter apabila Anda mengalami berbagai gejala di atas. Diagnosis dan pengobatan yang tepat perlu dilakukan untuk mencegah kondisi bertambah parah maupun komplikasi.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved