1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Vulvovaginitis dapat mengakibatkan keputihan yang berbau dan gatal pada vagina.
Vulvovaginitis adalah peradangan atau infeksi pada vulva (permukaan luar vagina) dan vagina. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah vulvitis atau vaginitis.
Peradangan pada vagina dapat terjadi di berbagai tahapan usia. Namun, kondisi ini paling banyak dialami oleh perempuan usia subur.
Ada beberapa tipe vulvovaginitis berdasarkan penyebabnya, antara lain:
Vulvovaginitis bisa disebabkan oleh banyak hal. Namun, penyebab paling umum adalah infeksi bakteri. Data nasional menunjukkan,sebesar 29% dari kasus vulvovaginitis disebabkan oleh bacterial vaginosis.
Selain itu, dipercaya bahwa berganti-ganti pasangan seksual dalam satu waktu bisa meningkatkan risiko seseorang menderita vulvovaginitis karena kondisi ini juga dapat ditimbulkan dari infeksi menular seksual.
Gejala vulvovaginitis bisa bervariasi tergantung dari penyebabnya. Secara umum, gejala yang ditimbulkan di antaranya:
Tidak semua wanita yang mengalami vulvovaginitis akan mengalami gejala yang sama. Namun, sebagian besar pasien akan mengalami keputihan yang tidak normal.
Penyebab vulvovaginitis dapat beraneka ragam, termasuk di antaranya yaitu:
Jenis bakteri yang menginfeksi adalah streptococcus, gardnerella, dan staphylococcus. Selain karena infeksi, pertumbuhan bakteri yang menjadi terlalu banyak dalam vagina juga dapat memicu vulvovaginitis, seperti yang terjadi pada bacterial vaginosis.
Saat vulva mengalami infeksi bakteri, gejala yang dapat muncul berupa keluarnya keputihan berwarna putih keabu-abuan dan berbau amis.
Ragi atau jamur merupakan salah satu penyebab umum dari vulvovaginitis. Kondisi ini menyebabkan gatal pada kelamin dan keputihan berwarna putih serta kental dengan tekstur seperti keju.
Infeksi virus yang menular lewat hubungan seksual seperti herpes dan human papillomavirus (HPV) juga bisa memicu terjadinya peradangan pada vagina dan vulva.
Parasit seperti Trichomonas vaginalis, cacing kremi, kudis, dan kutu dapat menyebabkan radang pada vulva dan vagina.
Faktor lingkungan yang bisa memicu vulvovaginitis adalah kebersihan tubuh yang buruk dan juga paparan alergen. Selain itu, memakai pakaian yang ketat juga dapat menyebabkan iritasi dan membuat area vagina menjadi lembap. Kulit yang mengalami iritasi lebih rentan terhadap vulvovaginitis dan bisa memperlambat pemulihan.
Penyakit atau infeksi menular seksual seperti klamidia, gonorrhea dan herpes dapat menyebabkan vulvovaginitis.
Bahan kimia seperti sodium sulfate, dioxane, triclosan, dan paraben dapat menjadi penyebab terjadinya alergi pada vulva dan vagina. Zat tersebut biasanya terdapat pada sabun pembersih, kondom, dan bedak.
Kondisi ini disebabkan oleh berkurangnya kadar estrogen karena menopause atau ovarium yang diangkat. Akibatnya, dinding vagina menipis dan kadang-kadang menyebabkan iritasi, rasa terbakar, serta vagina menjadi kering.
Untuk mendiagnosis penyakit vulvovaginitis, dokter biasanya akan menanyakan riwayat penyakit dan tanda serta gejala yang dialami pasien.
Dokter juga akan mengumpulkan sampel cairan dari vagina untuk pengujian di laboratorium. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan panggul untuk memantau vulva, vagina, dan serviks (leher rahim).
Kadang, biopsi akan dilakukan untuk mengidentifikasi organisme penyebab infeksi dengan mengambil sedikit jaringan dari vulva. Biopsi biasanya dilakukan jika prosedur diagnosis lainnya tidak menunjukkan hasil yang jelas.
Advertisement
Pengobatan dan perawatan dapat dilakukan berdasarkan penyebab vulvovaginitis, seperti:
Terdapat beberapa cara untuk mengurangi risiko terkena vulvovaginitis, termasuk:
Saat mengalami gejala-gejala yang terkait dengan kondisi vulvovaginitis seperti rasa gatal, iritasi, atau keputihan yang baunya makin tajam, atau peradangan pada area kelamin.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis vulvovaginitis agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved