1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Varises esofagus dapat menjadi komplikasi dari penyakit hati lain
Varises esofagus adalah kondisi pelebaran pembuluh darah vena pada esofagus (kerongkongan). Kondisi ini biasanya dialami oleh penderita penyakit hati berat.
Pada umumnya, varises esofagus tidak menimbulkan gejala kecuali jika tekanan dalam vena sudah terlalu tinggi. Akibatnya, akan muncul robekan pada vena kerongkongan. Robekan ini dapat memicu perdarahan hebat dan syok pada penderita.
Konsultasi dan pemeriksaan medis rutin diperlukan untuk orang yang mengalami penyakit hati kronis. Dengan ini, varises esofagus bisa dicegah.
Pada umumnya, varises esofagus tidak menimbulkan gejala kecuali bila sudah terjadi robekan dan perdarahan. Gejala perdarahan ini bisa berupa:
Penyebab varises esofagus yang utama adalah tingginya tekanan pada vena portal yang membawa aliran darah ke organ hati. Kondisi ini terjadi akibat adanya jaringan parut pada organ hati (sirosis).
Sirosis hati akan membuat aliran darah dalam vena portal terhambat, sehingga tekanannya tinggi. Aliran darah lalu kembali dan menumpuk di vena lain, salah satunya vena esofagus.
Sebagai akibatnya, terjadilah pelebaran vena di kerongkongan. Apabila meregang secara berlebihan, vena ini bisa pecah dan memicu perdarahan hebat.
Di samping sirosis hati, faktor-faktor varises esofagus juga bisa meliputi:
Diagnosis varises esofagus biasanya dapat ditegakkan dengan wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Berikut penjelasannya:
Dokter akan menanyakan gejala, pola hidup, serta riwayat medis pasien maupun kelaurganya.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda varises esofagus.
Tes darah bertujuan mengevaluasi hasil fungsi hati dan ginjal
Endoskopi saluran cerna atas adalah metode pemeriksaan untuk skrining varises esofagus. Dokter akan memasukkan selang tipis dan lentur dari mulut hingga ke kerongkongan, lambung, dan bagian atas usus.
Selang tersebut memiliki lampu dan kamera di salah satu ujungnya agar dokter bisa memeriksa bagian dalam saluran pencernaan. Dengan ini, dokter dapat mencari tanda-tanda varises esofagus, seperti vena yang membesar dan bercak merah di kerongkongan.
Pada endoskopi kapsul, pasien akan diminta untuk menelan kapsul khusus yang mirip kapsul vitamin. Dalam kapsul ini, terdapat kamera yang dapat mengambil gambar kondisi kerongkongan dan saluran cerna atas.
Endoskopi kapsul mungkin bisa menjadi alternatif bagi pasien yang tidak nyaman atau tidak mau menjalani endoskopi saluran cerna atas. Namun metode ini umumnya lebih mahal daripada endoskopi biasa dan belum banyak tersedia di fasilitas kesehatan.
CT scan perut dan USG doppler pada vena limpa maupun vena portal juga bisa mendeteksi varise esofagus.
USG bernama transient elastography pun dapat dilakukan guna mendeteksi jaringan parut di hati. Dengan ini, dokter bisa menentukan ada tidaknya hipertensi portal sebagai penyebab varises esofagus.
Advertisement
Cara mengobati varises esofagus umumnya tergantung pada tingkat keparahan dan seberapa lama penderita sudah mengalaminya. Beberapa metode penanganan yang dapat direkomendasikan oleh dokter meliputi:
Perdarahan akibat pecahnya varises esofagus termasuk kondisi gawat darurat. Karena itu, kondisi ini harus ditangani secepat mungkin di rumah sakit.
Dokter akan memberikan infus cairan maupun transfusi darah, darah untuk menggantikan volume cairan tubuh serta darah yang hilang dari tubuh pasien.
Pilihan obat yang biasanya diresepkan oleh dokter adalah obat untuk mengurangi tekanan pada vena portal dan menurunkan risiko perdarahan. Contohnya, obat golongan penyekat beta seperti propanolol, nadolol, dan karvedilol.
Terdapat dua jenis operasi untuk menghentikan perdarahan varises esofagus. Apa sajakah itu?
Ligasi varises adalah prosedur pengikatan varises dengan karet elastis. Dengan ini, dokter bisa menghentikan aliran darah ke varises sekaligus perdarahan.
Setelah perdarahan berhenti, dokter akan diberi obat untuk mencegah terjadinya perdarahan berulang.
TIPS merupakan prosedur untuk mengurangi tekanan darah portal, sehingga menurunkan risiko perdarahan. Prosedur ini biasanya dilakukan pada perdarahan varises esofagus akibat sirosis berat.
Kateter akan dimasukkan melalui vena di leher pasien dan didorong hingga ke vena hati serta portal.
Selanjutnya, kawat khusus dimasukkan lewat kateter tersebut hingga menembus vena hati dan portal. Dokter lalu memasukkan stent ke dalam kateter.
Stent akan menjadi penghubung antara vena portal dan hati. Alat ini akan menjaga agar vena ini tetap terbuka, sehingga darah dapat mengalir lebih mudah.
Bila tidak ditangani dengan benar, varises esofagus dapat menyebabkan komplikasi berupa pecahnya varises esofagus berulang kali dan menimbulkan perdarahan.
Jika terus kehilangan banyak darah, penderita berisiko mengalami syok hingga kematian.
Hingga saat ini, cara mencegah varises esofagus belum tersedia. Namun bila Anda menderita penyakit hati, tanyakan pada doker mengenai langkah untuk menghindari komplikasinya.
Anda juga bisa mencoba cara-cara di bawah ini untuk menjaga kesehatan organ hati:
Segera konsultasikan ke dokter apabila Anda mengalami gejala varises esofagus, terutama yang berupa:
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis varises esofagus agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved