Vagina longgar sering dianggap akan terjadi selamanya pada perempuan. Padahal, hal itu merupakan mitos dan kesalahpahaman orang dalam memahami organ intim perempuan ini. Yang benar, vagina memang elastis yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Dalam melakukan hubungan seks atau melahirkan, vagina akan menyesuaikan diri. Hal ini dilakukan agar proses tersebut berjalan lancar. Vagina kemudian akan kembali pada bentuk semula setelah semuanya selesai, baik hubungan seks maupun melahirkan.
Pada kondisi tertentu, longgarnya bagian intim perempuan ini mungkin akan melonggar. Namun secara keseluruhan, otot-otot dalam vagina akan mengembang dan Kembali seperti semula layaknya karet gelang. Yang pasti, organ intim perempuan ini tidak akan kehilangan kekuatan peregangan secara permanen.
Melonggarnya bagian ini juga tidak ada hubungannya dengan seberapa banyak mereka melakukan seks. Bahkan, tidak juga menggambarkan bagimana keadaan vagina setelah melakukan hubungan seks dengan banyak pasangan. Sebab, penetrasi penis pada vagina tidak akan membuatnya meregang permanen.
Saat terangsang, otot-otot vagina kemudia menjadi rileks sehingga memudahkan masuknya penis. Namun setelah perempuan tidak lagi merasa terangsang, maka vagina kemudian akan kembali ke bentuk semula.
Penyebab vagina longgar sangat erat kaitannya dengan aktivitas yang melibatkan organ inti mini. Selain itu, proses alami yang dijalani oleh tubuh secara keseluruhan juga membuat organ ini kemudian menjadi kehilangan elastisitasnya.
Adapun penyebab melonggarnya vagina antara lain:
Sebelum, selama, dan setelah berhubungan seks, vagina akan lebih terbuka. Hal ini membuat seseorang mungkin merasakan organ intimnya longgar. Namun setelah itu, vagina akan kembali ke ukuran semula.
Sempit atau longgarnya organ intim perempuan mungkin juga akan berbeda jika posisi seks berbeda. Selain itu, berhubungan seks dengan orang baru mungkin juga akan merasakan sensasi yang berbeda termasuk ketat atau longgarnya vagina.
Selama persalinan normal, otot-otot vagina akan meregang. Setelah proses tersebut selesai, kemungkinan otot-otot tersebut tidak langsung kembali seperti semula. Kondisi ini harus diterima dengan lapang dada, karena bisa saja hal tersebut berpengaruh pada kondisi psikis perempuan.
Proses melahirkan bukan kondisi yang mudah. Pada kondisi tertentu, persalinan bisa saja menyebabkan kerusakan pada kulit, jaringan, atau otot sehingga vulva dan vagina berubah. Kondisi tersebut bisa membuat perbedaan dalam seberapa longgar atau ketatnya vagina.
Seiring bertambahnya usia, otot dan kulit vagina juga bisa mengalami penurunan kualitas kekencangan dan kekuatannya. Hal ini merupakan proses alami yang membuat bagian paling intim perempuan ini terasa menjadi lebih longgar dari sebelumnya.
Selain itu, selama menopause hormone estrogen akan mengalami penurunan. Ini bisa membuat vagina menjadi lebih kering dan kurang elastis. Hal tersebut membuat bagian ini menjadi lebih sempit atau lebih pendek. Saat berhubungan seks mungkin menjadi lebih sulit mengingat berkurangnya pelumas alami.
Advertisement
Vagina longgar merupakan konsepsi yang keliru atau kurang tepat dalam menggambarkan kondisi organ perempuan. Secara umum, proses alami seperti melahirkan dan persalinan bisa membuat elastisitas vagina mengalami penurunan.
Namun, otot-otot vagina tidak akan mengalami peregangan secara permanen. Pada akhirnya, vagina akan Kembali ke bentuk semula. Namun jika kondisi ini mengganggu atau mengkhawatirkan, maka sebaiknya hubungi dokter.
Dokter akan membantu Anda dalam menghadapi kondisi ini. Selain itu, dokter akan memberi tahu bagaimana caranya agar vagina bisa kembali ke kondisi semula. Banyak metode yang mungkin direkomendasikan dokter agar hubungan seksual lebih berkualitas.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved