1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Ulkus dekubitus tidak hanya menyerang kulit, tapi juga jaringan di bawahnya
Ulkus dekubitus adalah luka terbuka pada kulit akibat tekanan berkepanjangan pada kulit. Luka ini juga disebut bedsores atau luka tekan.
Luka tekan banyak terjadi pada kulit yang menyelubungi area bertulang di tubuh. Misalnya, panggul, punggung, pergelangan kaki, tulang ekor, dan bokong.
Meski dapat terjadi pada siapa saja, ulkus dekubitus sering dialami oleh orang yang mengalami keterbatasan gerak. Contohnya, orang yang menghabiskan banyak waktu di tempat tidur (seperti pasien koma) atau orang yang menggunakan kursi roda.
Gejala utama ulkus dekubitus adalah luka pada bagian tubuh yang terus-menerus tertindih atau mengalami tekanan. Karena itu, kondisi ini biasa terjadi pada bagian kulit yang menyelubungi tulang, seperti punggung dan bokong.
Ada beberapa tahap ulkus dekubitus dengan gejala yang berbeda. Berikut penjelasannya:
Warna kulit berubah menjadi kemerahan atau keunguan, dan dapat disertai dengan pembengkakan serta kulit teraba hangat.
Kulit lecet dan menunjukkan tanda-tanda jaringan mati di sekitar luka. Luka terbuka dan dasar luka berwarna merah atau merah muda juga dapat terlihat. Kulit pun bisa mengalami lepuhan yang berisi cairan.
Ulkus masuk lebih jauh ke dalam kulit. Tahap ini memengaruhi lapisan lemak dan luka terlihat dalam seperti kawah, dan bernanah.
Ulkus sudah makin dalam hingga mencapai otot dan tulang.
Ketika kulit robek, bakteri akan lebih mudah masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi. Karena itu, infeksi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada penderita ulkus dekubitus. Tanda-tanda ulkus sudah terinfeksi meliputi:
Tekanan berkepanjangan adalah penyebab ulkus dekubitus yang utama. Misalnya pada orang yang:
Posisi-posisi tersebut dapat mengurangi aliran darah yang mengantarkan oksigen dan nutrisi ke jaringan. Akibatnya, kulit dan jaringan di sekitarnya bisa rusak dan mati.
Kulit manusia lebih tipis di bagian pembungkus tulang atau tulang rawan. Panggul, tumit, dan tulang ekor merupakan bagian-bagian tubuh yang sangat rentan terhadap ulkus dekubitus.
Ulkus dekubitus juga dapat terjadi ketika kulit tergesek pakaian maupun alas di tempat tidur atau kursi roda. Kulit yang sudah rentan karena lama tertindih, dapat semakin teriritasi ketika mengalami gesekan.
Kulit yang lembap, apalagi yang terkena feses atau urine dalam waktu yang lama, juga akan meningkatkan risiko terjadinya ulkus dekubitus.
Sederet faktor-faktor berikut bisa meningkatkan risiko ulkus dekubitus pada seseorang:
Imobilitas adalah keterbatasan gerak yang bisa terjadi akibat penurunan kondisi kesehatan, cedera pada saraf tulang belakang, dan gangguan medis lainnya.
Cedera pada saraf tulang belakang, gangguan neurologis, dan kondisi lain dapat menyebabkan hilangnya sensasi sensorik. Ketidakmampuan untuk merasakan sakit atau ketidaknyamanan dapat mengurangi kewaspadaan terhadap tanda peringatan dan kebutuhan tubuh untuk berganti posisi.
Manusia membutuhkan cairan, kalori, protein, vitamin, dan mineral yang cukup dalam kesehariannya. Semuanya dapat membantu tubuh untuk menjaga kulit agar tetap sehat dan mencegah kerusakan kulit.
Penyakit yang mempengaruhi aliran darah akan meningkatkan risiko kerusakan jaringan. Contohnya, diabetes dan masalah jantung.
Penderita diabetes juga cenderung mengalami penurunan pada indera peraba di kulit, sehingga bisa tidak menyadari adanya luka.
Baca Juga: Berapa Banyak Kebutuhan Air Minum Per Orang Per Hari?
Diagnosis ulkus dekubitus dilakukan dengan pemeriksaan kulit pasien. Dokter akan melihat ada tidaknya gejala luka tekan serta kerusakan kulit, seperti ukuran dan kedalaman luka.
Selanjutnya, dokter akan menentukan tahapan luka. Setelah tahapan luka diketahui, dokter dapat merekomendasikan pengobatan yang tepat bagi pasien.
Sampel cairan dan jaringan dalam ulkus juga bisa diambil untuk dicek di bawah mikroskop. Dengan ini, dokter akan mengetahui ada tidaknya pertumbuhan bakteri serta risiko kanker.
Tes darah lengkap pun bisa dianjurkan guna mengetahui kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
Advertisement
Pengobatan ulkus dekubitus yang utama dilakukan dengan mengurangi tekanan pada kulit mengalami luka, merawat luka tersebut, mengurangi rasa sakit, mencegah infeksi, serta menjaga nutrisi yang baik.
Tahap pertama dari pengobatan ulkus adalah mengurangi tekanan dan gesekan yang memicu ulkus. Langkah-langkahnya meliputi:
Frekuensi pergantian posisi yang diperlukan akan bergantung pada kondisi dan kualitas permukaan tempat pasien berada.
Secara umum, pasien di kursi roda sebaiknya menggeser penumpuan berat badan setiap 15 menit atau berganti posisi setiap satu jam. Sedangkan pasien yang terus berbaring di tempat tidur, dianjurkan untuk mengganti posisi tiap dua jam.
Pasien bisa diberi matras, tempat tidur, atau bantalan spesial yang dapat membantu, ketika ia duduk atau berbaring dalam posisi tertentu. Dengan ini, kulit yang rentan mengalami ulkus pun bisa terlindungi.
Pembersihan luka dan penggantian perban pada ulkus dekubitus harus dilakukan secara rutin. Bagaimanakah caranya?
Jika kulit yang mengalami ulkus masih utuh, Anda bisa membersihkannya dengan produk pembersih berbahan lembut dan menepuk-tepuknya perlahan hingga kering. Anda bisa membersihkan luka terbuka dengan air atau cairan garam (saline) setiap kali perban diganti.
Perban dapat mempercepat penyembuhan dan menjaga kelembapan luka. Kondisi ini akan menghalangi infeksi dan menjaga agar kulit di sekitar luka tetap kering.
Supaya dapat sembuh dengan baik, luka harus bebas dari jaringan yang rusak, mati, atau terinfeksi. Mengangkat jaringan (debridement) dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, membilas luka dengan air atau memotong jaringan yang rusak maupun mati.
Namun harap diingat bahwa membuang jaringan yang rusak dan mati sebaiknya dilakukan oleh dokter atau petugas emdis profesional.
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dapat diberikan untuk mengurangi rasa sakit. Contohnya, seperti ibuprofen dan naproxen.
Obat-obatan tersebut juga sangat membantu pada sebelum atau setelah pasien dibantu untuk berganti posisi maupun perawatan luka. Sementara obat nyeri topikal (yang dioleskan pada kulit) dapat membantu mengurangi nyeri selama perawatan luka.
Ulkus dekubitus yang tidak merespons dengan baik terhadap penanganan lain, bisa diatasi dengan pemberian obat antibiotik topikal atau oral (minum). Dokter akan meresepkannya sesuai dengan kondisi Anda.
Gunakanlah antibiotik sesuai dengan anjuran dokter. Jangan berhenti memakainya tanpa berkonsultasi dengan dokter karena dapat memicu resistansi antibiotik, yakni kondisi bakteri yang resistan terhadap antibiotik.
Nutrisi yang baik akan membantu dalam menyembuhkan luka. Kondisi kesehatan Anda pun bisa terbantu dengan langkah ini.
Terapi ini juga disebut vacuum-assisted closure (VAC), dengan menggunakan alat penyedot untuk membersihkan luka.
Ulkus dekubitus berukuran besar dan tidak kunjung sembuh mungkin membutuhkan operasi. Salah satu metode operasinya adalah dengan mengambil bagian dari otot, kulit, atau jaringan tubuh lain dan mencangkoknya untuk menutupi luka dan menjadi bantalan dari tulang yang terkena.
Ulkus dekubitus bisa menimbulkan sejumlah komplikasi, dan beberapa di antaranya bahkan dapat mengancam nyawa. Apa sajakah komplikasi tersebut?
Selulitis adalah infeksi kulit dan jaringan ikat lunak. Kondisi ini dapat menyebabkan daerah yang terinfeksi terasa hangat, tampak kemerahan, dan bengkak.
Orang dengan saraf yang rusak seringkali tidak merasakan sakit pada area yang mengalami selulitis. Karena itu, kondisi ini perlu diwaspadai dengan cermat.
Infeksi dari luka tekan dapat masuk sampai ke dalam sendi dan tulang. Infeksi sendi (septic arthritis) bisa merusak tulang rawan dan jaringan. Sementara infeksi tulang (osteomielitis) akan mengurangi fungsi sendi serta anggota badan.
Luka yang tidak sembuh dalam jangka panjang (Marjolin’s ulcer) dapat berkembang menjadi squamous cell carcinoma, yakni kanker pada sel-sel skuamosa.
Walau jarang, ulkus pada kulit dapat menyebabkan sepsis. Sepsis adalah kondisi yang terjadi ketika bakteri atau virus masuk ke aliran darah dan memicu beragam gejala. Kondisi ini bisa berujung pada kematian bila tidak segera ditangani.
Baca Juga: Sulitkah Proses Penyembuhan Luka Penderita Ulkus Dekubitus?
Pencegahan ulkus dekubitus dapat dilakukan dengan:
Jika terdapat gejala ulkus dekubitus, ubahlah posisi untuk meringankan tekanan pada area tersebut. Bila tidak terlihat perbaikan dalam 24-48 jam, berkonsultasilah dengan dokter.
Segera cari bantuan medis apabila Anda mengalami tanda-tanda infeksi, seperti demam, luka dengan aroma tidak sedap, kulit di sekitar luka yang makin memerah, serta luka yang hangat saat disentuh, serta pembengkak di sekitar luka.
Sebelum berkonsultasi dengan dokter, Anda bisa mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Sejumlah pertanyaan yang umumnya diajukan oleh dokter meliputi:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada luka serta menganjurkan serangkaian pemeriksaan penunjang. Dengan ini, tingkat keparahan ulkus dekubitus maupun kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan bisa diketahui, sehingga penanganan tepat dapat diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved