1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Typhus adalah penyakit infeksi akibat gigitan kutu, tungau, atau caplak
Typhus adalah penyakit infeksi bakteri Rickettsia yang menyebar lewat gigitan kutu, tungau, dan caplak. Kutu pembawa bakteri Rickettsia kerap ditemukan pada tikus, kucing, atau tupai yang telah terjangkit typhus. Thypus juga dikenal dengan penyakit tipus, rickettsia, atau riketsia.
Typhus sering kali disalahartikan sebagai tipes atau demam tifoid (tifus). Keduanya adalah penyakit yang berbeda. Demam tifoid, tifus, atau penyakit tipes adalah infeksi pada saluran pencernaan yang disebabkan bakteri Salmonella typhii dan menyebar melalui makanan atau air yang tidak bersih
Melansir Center for Disease Control and Prevention (CDC), typhus sempat mewabah dan menyebabkan jutaan kematian pada beberapa abad lalu, tapi kini sudah dinyatakan langka. Meski begitu, penyakit ini kadang bisa menjadi kasus epidemi pada daerah yang amat padat penduduk dan kebersihannya kurang terjaga.
Gejala penyakit typhus muncul 10 hari hingga 2 minggu setelah bakteri Rickettsia atau Orientia masuk ke tubuh.
Gejala awal penyakit tipus atau riketsia umumnya adalah:
Beberapa hari kemudian, akan muncul ruam kemerahan yang menyebar dari dada ke seluruh tubuh.
Gejala lain yang mungkin muncul adalah bercak kehitaman di area bekas gigitan tungau. Gejala ini lebih umum ditemukan pada jenis scrub typhus.
Penyebab typhus adalah infeksi bakteri Rickettsia prowazekii, Rickettsia typhi, atau Orientia tsutsugamushi. Bakteri-bakteri ini hidup pada kutu, tungau, dan caplak. Kutu-kutu pembawa bakteri penyebab tipus umumnya hidup di tubuh tikus, kucing, maupun tupai.
Penyakit ini menular ke manusia dari kontak dekat dengan hewan yang terjangkit kutu pembawa bakteri Riketsia atau Orientia.
Meski demikian, penyakit typhus tidak bisa menular antar manusia. Penularan hanya terjadi lewat kutu.
Saat kutu yang membawa bakteri tersebut pindah dan menggigit kulit manusia, kutu akan mengeluarkan feses berisi bakteri. Luka gigitan yang disebabkannya bisa menjadi pintu masuk untuk menyebarkan infeksi dalam tubuh.
Gigitan kutu yang melukai kulit dapat menyebabkan gatal. Ketika bekas gigitan tersebut digaruk, saat itu pula bakteri akan terdorong semakin dalam sehingga masuk ke darah dan menyebabkan kemunculan gejala.
Kutu pembawa bakteri Orientia berbeda dengan kutu pembawa bakteri Rickettsia. Kutu pembawa bakteri Orientia dapat menyebabkan typhus hanya dengan gigitan. Bakteri penyebab typhus juga bisa masuk melalui tinja kutu yang terhirup atau masuk melalui mata ketika seseorang menggosok mata dengan tangan yang terkontaminasi bakteri.
Penyakit riketsia atau tipus itu sendiri terbagi menjadi 3 jenis berdasarkan kutu penyebabnya, yaitu
Epidemic typhus atau louse-borne typhus disebabkan oleh Rickettsia prowazekii yang dibawa oleh kutu caplak. Penyakit ini disebut juga dengan istilah penyakit Brill-Zinsser.
Tipus epidemik dapat kambuh setelah gejala lama tidak muncul, jika bakteri penyebabnya tidak benar-benar mati,melainkan hanya tertidur. Kutu bisa aktif kembali setelah beberapa tahun.
Jenis tipus ini disebabkan oleh Rickettsia typhi yang dibawa kutu loncat jenis pinjal. Tipus murine sering ditemukan di daerah beriklim tropis atau subtropis.
Scrub typhus atau bush typhus disebabkan oleh bakteria Orientia tsutsugamushi yang dibawa oleh larva tungau (chiggers). Jenis penyakit typhus ini umumnya ditemukan di area pedesaan India, Cina, Jepang, dan Asia tenggara (seperti Indonesia).
Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit riketsia, yaitu:
Dokter akan melakukan pemeriksaan awal berupa pengecekan dan kondisi fisik maupun pertanyaan tentang gejala-gejala yang dialami oleh pasien.
Dokter juga akan menanyakan apakah pasien hidup dalam lingkungan padat penduduk, baru bepergian ke luar negeri, atau apakah terjadi kemunculan penyakit typhus di lingkungan tempat tinggal pasien.
Bila mencurigai kemungkinan riketsia, dokter akan mengajukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis. Diagnosis typhus umumnya ditentukan dengan pemeriksaan penunjang berikut:
Dokter akan mengambil sampel jaringan kulit lewat biopsi. Sampel kulit tersebut kemudian akan diuji di laboratorium.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi keberadaan bakteri penyebab tipus,, terutama Scrub typhus.
Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan pewarna fluoresen untuk mendeteksi antigen tipusdalam sampel serum darah penderita.
Tes ini bertujuan untuk mengetahui adanya infeksi lain yang mungkin dimiliki pasien.
Advertisement
Typhus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Oleh karena itu, pengobatan typhus yang utama adalah pemberian obat antibiotik.
Antibiotik yang umumnya diberikan merupakan jenis doxycycline. Obat ini dapat dikonsumsi oleh pasien segala usia dan paling efektif dikonsumsi segera setelah gejala dirasakan.
Selain doxycycline, antibiotik lain seperti chloramphenicol dan ciprofloxacin juga kerap diresepkan untuk kondisi ini.
Obat antibiotik harus dihabiskan sesuai anjuran dokter. Meski Anda sudah merasa baikan, jangan berhenti meminumnya tanpa konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Apabila penyakit ini tidak ditangani dengan benar, komplikasi typhus mungkin saja terjadi. Beberapa jenis komplikasi ini meliputi:
Hingga sekarang, belum ditemukan vaksin yang efektif untuk mencegah typhus. Namun Anda dapat melakukan beberapa langkah di bawah ini agar terhindar dari penyakit ini:
Typhus dapat menyebabkan komplikasi yang serius jika dibiarkan. Kerena itu, segera konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami keluhan yang menandakan penyakit ini.
Sebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis typhus. Dengan ini, pengobatan yang tepat pun bis Anda dapatkan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved