1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Tumor jinak parotis ditandai dengan benjolan di depan telinga atau sekitar rahang
Tumor jinak parotis adalah kondisi yang ditandai dengan timbulnya benjolan di sekitar wajah akibat pembesaran kelenjar parotis. Tumor jenis ini termasuk langka.
Kelenjar parotis merupakan salah satu dari tiga pasang kelenjar air liur utama, selain kelenjar sublingual dan submandibula. Kelenjar air liur ini berukuran paling besar di antara yang lain.
Kelenjar parotis terletak di sekitar pipi, tepatnya di depan telinga kanan dan kiri. Bagian bawah kelenjar ini mencapai sekitar rahang. Kelenjar ini berfungsi memproduksi air liur untuk mengunyah dan mencerna makanan.
Tumor jinak parotis berarti tumor tidak menyebar pada jaringan di sekitarnya, atau hanya berada di satu lokasi saja. Namun sebagian besar tumor tetap dapat membesar, sehingga mesti ditangani dengan operasi.
Secara umum, tanda dan gejala tumor jinak parotis meliputi:
Benjolan bisa muncul di pipi kiri dan/atau kanan, tepatnya depan telinga atau sekitar rahang. Benjolan ini biasa disadari saat seseorang mencuci muka atau bercukur.
Benjolan tumor juga bisa bergerak saat ditekan dengan jari, tidak terasa sakit, memiliki tepi yang jelas, dan berjumlah satu.
Mungkin saja ada tanda dan gejala tumor jinak parotis yang tidak disebutkan. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter.
Sampai sekarang, penyebab utama tumor jinak parotis belum diketahui dengan pasti. Tapi kombinasi faktor genetis dan lingkungan diperkirakan ikut andil sebagai pemicunya.
Tumor jinak parotis muncul karena sel-sel kelenjar liur yang mengalami mutasi (perubahan) DNA. Perubahan ini menyebabkan sel berkembang secara abnormal. Akibatnya, sel-sel akan menumpuk dan memicu terbentuknya tumor atau benjolan pada pipi kiri maupun kanan penderita.
Beberapa faktor di bawah ini diperkirakan dapat menyebabkan munculnya benjolan di pipi kiri atau kanan yang menandakan tumor jinak parotis:
Penggunaan obat-obatan yang mengandung iodium atau guanetidin. Obat ini bisa memicu pembengkakan sementara pada kelenjar parotis.
Obat-obatan antihistamin juga dapat memicu peradangan pada kelenjar parotis, tapi hal ini termasuk jarang.
Penyakit autoimun tertentu juga bisa dikaitkan dengan pembengkakan kelenjar parotis.
Infeksi bakteri pada kelenjar parotis yang terjadi berulang kali, dapat menyebabkan terbentuknya batu atau sumbatan pada kelenjar parotis.
HIV/AIDS berpotensi memicu pembesaran kelenjar parotis.
Kondisi ini bisa mengurangi jumlah aliran air liur, sehingga terjadi peradangan pada kelenjar parotis yang berujung pada pembengkakan.
Seiring bertambahnya usia, risiko tumor jinak parotis juga dapat meningkat. Tumor ini lebih sering muncul pada orang berusia 40-50an.
Menurut sebuah penelitian, tumor jinak parotis lebih umum menyerang kaum wanita.
Paparan radiasi pada area kepala dan leher juga dapat meningkatkan risiko tumor jinak parotis, seperti terapi radiasi untuk mengatasi kanker.
Paparan zat-zat tertentu bisa pula meningkatkan risiko munculnya tumor kelenjar parotis. Misalnya, orang yang bekerja di pabrik karet atau yang sering terpapar asbes.
Baca juga: Antihistamin adalah Obat Alergi Paling Populer, Bagaimana Cara Kerjanya?
Diagnosis tumor jinak parotis dapat ditentukan dengan cara:
Dokter akan menanyakan mengenai gejala yang Anda alami dan faktor risiko tumor jinak parotis yang Anda miliki.
Dokter akan mengecek kondisi rahang, leher, dan tenggorokan pasien. Langkah ini dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya benjolan atau pembengkakan kelenjar parotis dan kelenjar getah bening.
Pemeriksaan pencitraan akan dilakukan, seperti USG, CT scan, dan MRI. USG dilakukan untuk mengetahui kondisi dan lokasi benjolan.
CT scan lalu dilaksanakan guna mendeteksi keberadaan tumor. Tapi pemeriksaan ini tidak bisa membedakan tumor jinak dan ganas.
Karena itu, prosedur MRI dibutuhkan guna menentukan apakah tumor yang dialami oleh pasien merupakan jenis jinak atau ganas.
Biopsi bertujuan mengambil sampel jaringan. Dalam hal ini, jaringan dari benjolan pada kelenjar parotis.
Prosedur biopsi kelenjar parotis dilakukan melalui teknik aspirasi jarum halus. Dengan ini, jenis tumor jinak atau ganas bisa dibedakan.
Berdasarkan hasil biopsi, dokter dapat menentukan jenis tumor parotis termasuk jinak atau ganas. Beberapa jenis tumor jinak parotis tersebut meliputi:
Advertisement
Cara mengobati tumor jinak parotis umumnya tergantung pada jenis dan tingkat keparahan tumor, seberapa lama pasien mengalaminya, serta kondisi pasien secara menyeluruh. Beberapa metode penanganan ini meliputi:
Untuk tumor jinak parotis yang tidak menimbulkan gejala dan tidak membesar, biasanya tidak memerlukan penanganan khusus. Dokter akan melakukan pemantauan kondisi pasien secara saksama.
Dokter umumnya tetap merekomendasikan operasi pengangkatan kelenjar air liur atau parotidektomi. Langkah ini bertujuan mengurangi risiko yang tidak diinginkan, seperti tumor yang berubah menjadi kanker dan kesulitan operasi ketika ukuran tumor sudah terlalu besar.
Prosedur pembedahan yang dapat dilakukan oleh dokter untuk mengatasi tumor jinak parotis meliputi:
Mengangkat sebagian kecil kelenjar air liur yang mengalami pembesaran.
Mengangkat seluruh kelenjar air liur dilakukan terutama pada pasien yang memiliki tumor berukuran besar atau sel-sel tumor telah menyebar ke area lain (seperti saraf wajah, saluran air liur, tulang, serta kulit wajah).
Operasi untuk mengangkat kelenjar getah bening di leher mungkin disarankan jika tumor parotis terdeteksi sebagai kanker dan ada risiko penyebaran sel kanker ke kelenjar getah bening pada leher.
Pada operasi ini, dokter bedah mungkin melakukan transplantasi jaringan kulit, tulang, atau saraf dari area tubuh lain untuk menggantikan bagian yang telah diangkat melalui operasi.
Parotidektomi juga memiliki sejumlah komplikasi tertentu yang berupa:
Pada tumor parotis yang ganas atau kanker kelenjar parotis, radioterapi (terapi radiasi) dan kemoterapi juga dapat dilakukan. Langkah ini bertujuan menghancurkan sel-sel kanker dan mencegah penyebarannya ke area lain tubuh.
Bila operasi sulit dilakukan karena ukuran tumor parotis yang terlalu besar atau lokasinya sukar dijangkau, dokter akan menyarankan radioterapi atau kombinasi radioterapi dan kemoterapi terlebih dahulu. Langkah ini dilakukan untuk mengecilkan ukuran tumor.
Jika tumor jinak parotis terus dibiarkan tanpa penanganan, pasien bisa memiliki risiko tumor yang berubah menjadi ganas (kanker). Kondisi ini akan lebih sulit untuk ditangani.
Kanker parotis yang tidak diobati kemudian akan memicu penyebaran sel-sel kanker ke bagian tubuh lain.
Baca juga: Daftar Obat Penghilang Bekas Luka Tanpa Resep Dokter
Karena penyebabnya belum diketahui, cara mencegah tumor jinak parotis juga belum tersedia. Namun Anda dapat mengurangi risikonya dengan menghindari faktor risiko tumor ini.
Beberapa langkah pencegahan tersebut bisa berupa:
Konsultasikan ke dokter apabila Anda mengalami benjolan di pipi kiri dan/atau kanan, serta gejala lain tumor jinak parotis lainnya.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter umumnya akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis tumor jinak parotis agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved