1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Gangguan pada telinga bagian dalam menyebabkan tuli sensorineural
Tuli sensorineural adalah gangguan pendengaran yang terjadi karena kerusakan pada telinga bagian dalam, saraf yang menghubungkan telinga ke otak (saraf pendengaran), atau kerusakan pada otak itu sendiri. Hal ini juga dapat terjadi ketika sel-sel rambut pada koklea hilang atau rusak.
Penderita kondisi ini sulit mendengarkan suara pelan maupun keras. Kemampuan telinga yang normal dapat mendengar dari 0 sampai 140 desibel. Suara manusia dalam percakapan sehari-hari biasanya ada di rentang 40 desibel. Suara yang lebih nyaring dari itu berarti memiliki decibel yang lebih besar.
Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kondisi ini dapat terjadi pada tingkat ringan atau bahkan mengakibatkan hilang pendengaran total.. Derajat keparahan tuli sensoneural dikategorikan sebagai berikut:
Tuli sensorineural bukanlah kondisi yang mengancam nyawa. Akan tetapi, gangguan pendengaran ini dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk berkomunikasi jika tidak ditangani dengan benar.
Gejala yang dialami oleh penderita tuli sensorineural meliputi:
Penyebab tuli sensorineural ada dua, yaitu tuli bawaan dan tuli akibat kondisi tertentu.
Tuli sensorineural bawaan merupakan cacat bawaan yang paling sering ditemui, Kondisi ini dialami oleh 1-3 dari 1000 bayi. Penyebab tuli sensorineural bawaan meliputi faktor genetik serta faktor lingkungan.
Di luar dari masalah genetik, penyebab paling umum tuli sensorineural adalah paparan suara yang keras. Terus-terusan mendengar suara amat keras (lebih dari 85 dB) akan merusak sel-sel rambut di telinga bagian dalam yang disebut streocilia. Streocilia normalnya berfungsi untuk mengubah getaran dari gelombang suara menjadi sinyal yang dibawa oleh saraf pendengaran ke otak untuk diubah menjadi suara yang bisa didengar.
Selain itu, terdapat beberapa penyebab yang dapat memicu tuli sensorineural, antara lain:
Diagnosis tuli sensorineural meliputi penelusuran gejala dan penyebab struktural dari masalah pendengaran yang diderita. Dengan ini, dokter dapat mengetahui tingkat keparahan dan jenis gangguan pendengaran yang dialami, apakah konduktif, sensorineural, atau kombinasi keduanya.
Diagnosis tuli sensorineural dilakukan dengan sejumlah pemeriksaan berikut:
Advertisement
Perawatan tuli sensorineural diberikan tergantung pada penyebabnya. Pilihan pengobatan dan perawatan tuli sensorineural dapat meliputi:
Kondisi tuli sensorineural dapat dicegah dengan menghindari suara-suara keras yang melebihi 80 desibel.
Telinga pada dasarnya hanya mampu mendengarkan suara keras sebentar saja. Sebagai contoh, suara yang mencapai 100 desibel (volume pada konser musik rock), hanya dapat didengar selama 15 menit saja oleh telinga. Lebih dari waktu tersebut, telinga dapat rusak.
Berikut beberapa cara yang dapat membantu mencegah tuli sensorineural:
Gangguan pendengaran karena usia biasanya terjadi secara bertahap, sehingga awalnya, mungkin tidak disadari. Namun, jika Anda tiba-tiba kehilangan pendengaran, khususnya di satu telinga, segera hubungi dokter atau bantuan medis. Konsultasikan dengan dokter jika gangguan pendengaran yang Anda alami mengganggu kehidupan sehari-hari.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, dokter mungkin akan menanyakan sejumlah pertanyaan, misalnya:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis tuli sensorineural agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved