Truncus arteriosus adalah penyakit bawaan yang menyebabkan kelainan jantung pada bayi baru lahir.
Pada proses pembentukan jantung yang normal, akan tercipta dua pembuluh arteri besar yang menjadi tempat keluar masuknya darah. Namun, pada penderita truncus arteriosus, dua arteri besar di jantung tersebut tidak terpisah secara sempurna.
Jika hanya ada satu arteri pada jantung, tidak ada jalur khusus menuju paru-paru. Akibatnya, darah miskin oksigen yang seharusnya mengalir ke paru-paru dan darah kaya oksigen yang seharusnya dialirkan ke seluruh tubuh, bercampur dan memicu gangguan peredaran darah yang serius.
Truncus arteriosus termasuk cacat lahir yang langka. Menurut data dalam jurnal yang diterbitkan oleh StatPearls, angka kejadiannya sekitar 7 per 100.000 kelahiran. Namun bila tidak segera diobati, penyakit ini bisa berakibat fatal.
Operasi untuk menangani truncus arteriosus memiliki angka keberhasilan yang tinggi, terutama jika dilakukan sebelum bayi menginjak usia 1 bulan.
Tanda dan gejala truncus arteriosus biasanya muncul pada beberapa hari setelah bayi lahir dan meliputi:
Untuk memahami terjadinya truncus arteriosus, Anda perlu mengetahui siklus aliran darah dan anatominya terlebih dahulu. Pada jantung normal, ada dua pembuluh darah yang menjadi tempat keluar masuknya darah.
Saat proses pembentukan jantung, janin awalnya hanya memiliki satu arteri dengan arah keluar jantung. Seiring perkembangan janin, arteri ini akan membelah menjadi pembuluh aorta dan pulmonalis.
Arteri besar bernama aorta bertugas membawa darah yang mengandung oksigen, keluar dari jantung menuju ke seluruh tubuh. Sedangkan pembuluh darah bernama arteri pulmonalis berfungsi membawa darah ke paru-paru untuk mengambil oksigen.
Pada bayi dengan truncus arteriosus, kedua arteri besar tersebut tidak terpisah dengan benar, malah membentuk satu arteri besar. Sebagai akibatnya, darah miskin oksigen dan darah kaya oksigen bercampur. Jantung pun tidak dapat bekerja secara normal.
Namun sama seperti cacat jantung lain, penyebab trunkus arteriosus ini belum diketahui secara pasti hingga sekarang. Para pakar menduga bahwa kasus kelainan jantung bawaan umumnya terjadi karena perubahan atau mutasi pada gen atau kromosom. Kombinasi masalah genetik dan faktor risiko lain pada ibu hamil juga diperkirakan berkaitan.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan penyakit ini meliputi:
Cara diagnosis truncus arteriosus akan dilakukan dengan:
Dokter akan memeriksa kondisi fisik penderita, misalnya ada tidaknya kejanggalan pada napas dan detak jantung pasien.
Ekokardiografi dapat menunjukkan struktur dan fungsi jantung dengan lebih jelas. Tes ini juga bisa memperlihatkan jumlah banyak darah yang mengalir ke paru-paru bayi, dan ada tidaknya risiko tekanan darah tinggi di paru-paru.
Rontgen dada dapat menunjukkan ukuran jantung, kelainan pada paru-paru, dan kelebihan cairan di paru-paru.
Prosedur EKG bertujuan mengetahui gangguan yang mungkin dialami oleh jantung.
Melalui kateterisasi jantung, kondisi pembuluh darah yang menyuplai jantung dapat diketahui lebih lanjut. Dokter juga bisa mengecek kondisi katup, pembuluh darah, dan ruang jantung.
MRI atau CT scan dapat dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas akan struktur bagian dalam dari jantung pasien.
Truncus arteriosus juga dapat terdeteksi saat ibu hamil menjalani tes skrining atau tes prenatal. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengecek ada tidaknya cacat lahir serta gangguan lain.
Beberapa kelainan jantung mungkin terlihat selama USG kehamilan. Jika dokter mencurigai janin menderita truncus arteriosus, dokter akan menyarankan ekokardiogram janin untuk memastikan diagnosis.
Baca jawaban dokter: Apakah setiap orang wajib melakukan skrining genetik?
Advertisement
Pasien truncus arteriosus harus menjalani operasi agar sembuh dari kelainan ini. Namun dokter juga bisa memberikan obat-obatan sebelum pembedahan untuk membantu meningkatkan kesehatan jantung pasien. Berikut penjelasannya:
1. Obat-obatan
Obat-obatan yang mungkin diresepkan sebelum operasi meliputi:
2. Operasi
Operasi adalah cara mengobati truncus arteriosus yang utama. Prosedur ini biasanya dilakukan pada beberapa minggu pertama setelah bayi lahir, dan jenisnya akan disesuaikan dengan kondisi bayi.
Pembedahan pada pasien truncus arteriosus bertujuan:
Setelah operasi, pasien akan membutuhkan perawatan lanjutan seumur hidup dengan dokter spesialis jantung. Dokter jantung mungkin menyarankan agar pasien membatasi aktivitas fisik, terutama olahraga yang intens.
Karena saluran buatan pada jantung juga tidak tumbuh layaknya saluran normal. Jadi operasi lanjutan untuk mengganti katup biasanya diperlukan seiring bertambahnya usia pasien.
Pasien juga perlu minum obat antibiotik jika akan menjalani prosedur gigi dan operasi lain, untuk mencegah infeksi.
3. Kateterisasi jantung
Selain untuk proses diagnosis, kateterisasi jantung dapat dilakukan guna mengobati penyakit jantung, termasuk truncus arteriosus. Prosedur ini bertujuan mencegah kebutuhan operasi jantung saat anak tumbuh atau katup buatan sebelumnya kondisi memburuk.
Kateter akan dimasukkan lewat pembuluh darah di kaki, kemudian disambungkan ke jantung untuk menggantikan saluran yang rusak.
Kateter dengan ujung khusus seperti balon juga dapat digunakan untuk membuka arteri yang tersumbat atau menyempit.
Truncus arteriosus dapat menimbulkan sejumlah komplikasi, bahkan ketika pasien telah menjalani operasi perbaikan jantung pada masih bayi. Beberapa di antaranya meliputi:
Dalam kebanyakan kasus, cacat jantung bawaan tidak dapat dicegah, termasuk truncus arteriosus. Pasalnya, penyebabnya juga belum diketahui dengan jelas.
Namun selama hamil, Anda dianjurkan untuk melakukan screening dan menjalani vaksinasi rubella, serta mengonsumsi asam folat sesuai dengan saran dari dokter.
Bagi Anda yang memiliki faktor risiko truncus arteriosus, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter ahli genetik dan ahli jantung sebelum merencanakan kehamilan.
Hubungi dokter jika bayi menunjukkan gejala truncus arteriosus, seperti kulit membiru, tidak mau menyusu, terlalu banyak tidur, tampak sangat lelah, atau sesak napas.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis truncus arteriosus agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved