1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Jumlah keping darah pada penderita trombositopenia lebih sedikit dibanding normal.
Trombositopenia adalah kondisi dimana kadar trombosit didalam tubuh lebih rendah daripada kadar normal, yaitu di bawah 150.000 trombosit per mikroliter. Kadar trombosit yang normal didalam tubuh adalah berkisar antara 150.000-450.000 trombosit per mikroliter.
Trombositopenia ringan biasanya belum mengakibatkan masalah kesehatan atau perdarahan. Namun, jika Anda mengalami pendarahan secara berlebihan, biasanya pada kadar trombosit dibawah 50.000 per mikroliter, maka Anda perlu berhati-hati dan membutuhkan pengobatan segera.
Trombosit atau yang disebut juga sebagai platelet (sel keping darah) berfungsi untuk menghentikan perdarahan dengan membantu pembekuan darah dan menutupi pembuluh darah yang rusak. Gumpalan darah yang terjadi biasanya disebut dengan trombus.
Gejala yang dialami tergantung pada jumlah trombosit dalam tubuh. Pada trombositopenia ringan seperti pada kehamilan, biasanya tidak akan menyebabkan gejala, dan seringkali ditemukan ketika menjalani pemeriksaan darah rutin.
Pada trombositopenia yang lebih berat dapat menyebabkan perdarahan yang tidak terkontrol, maka dibutuhkan penanganan medis segera.
Walaupun jarang, kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan pada otak. Jika jumlah trombosit rendah dan mengalami sakit kepala atau gejala neurologis lainnya, segera hubungi dokter atau cari bantuan medis.
Penyebab utama trombositopenia adalah faktor keturunan. Ini berarti, kondisi ini diturunkan oleh orang tua pada anaknya.
Selain itu, trombositopenia juga bisa disebabkan oleh:
Sumsum tulang belakang merupakan jaringan seperti sponge yang terletak didalam tulang belakang dan berfungsi untuk memproduksi komponen darah seperti trombosit. Apabila tulang sumsum tidak menghasilkan trombosit yang cukup maka Anda akan kekurangan jumlah trombosit. Kondisi ini dapat disebabkan oleh :
Biasanya trombosit dapat bertahan hidup dalam tubuh selama 10 hari pada tubuh yang sehat. Trombosit rendah juga dapat disebabkan oleh tubuh yang banyak menghancurkan trombosit walaupun sumsum tulang belakang memproduksi cukup trombosit.
Kondisi ini dapat diakibatkan oleh efek samping dari obat-obatan seperti diuretik, heparin, quinine, antibiotik yang mengandung sulfa dan obat anti kejang. Beberapa hal ini juga dapat menimbulkan gangguan tersebut, yaitu:
Salah satu penyakit autoimun adalah immune thrombocytopenia (atau disebut juga ITP – Idiopatik Trombositopenia Purpura) dimana merupakan gangguan perdarahan yang terjadi ketika darah tidak membeku seperti yang seharusnya. Selain itu, penyakit autoimun lainnya seperti lupus eritematosus dan rheumatoid arthritis dapat menyebabkan trombositopenia.
Biasanya, 1/3 dari jumlah trombosit tubuh disimpan di dalam limpa. Tetapi apabila limpa tersebut membesar (splenomegali), maka semakin banyak trombosit yang akan tersimpan di dalam limpa tersebut.
Pembesaran limpa dapat disebabkan oleh kanker atau penyakit hati yang berat seperti sirosis, dimana terbentuk jaringan parut pada hati.
Selain itu, kondisi ini dapat pula disebabkan oleh myelofibrosis, dimana terjadi jaringan parut pada sumsum tulang belakang, sehingga tidak dapat memproduksi sel – sel darah yang diperlukan oleh tubuh. Kondisi ini juga bisa dialami oleh pasien cedera sumsum tulang belakang.
Beberapa faktor risiko trombositopenia meliputi:
Diagnosis trombositopenia dilakukan dokter dengan beberapa cara berikut ini:
Dokter akan menanyakan gejala, faktor risiko, serta riwayat medis pasien maupun keluarga.
Untuk mencari tanda-tanda spesifik seperti memar atau bintik-bintik perdarahan pada kulit, pembengkakan perut, serta gejala infeksi seperti demam.
Tes darah lengkap dilakukan untuk mengetahui jumlah trombosit pasien. Pada trombositopenia, kadar trombositnya akan berada di bawah normal.
Pemeriksaan ini bertujuan melihat struktur trombosit pasien melalui mikroskop.
Pemeriksaan sumsum tulang belakang bisa dilakukan melalui aspirasi atau biopsi. Aspirasi sumsum tulang belakang akan menunjukkan penyebab sumsum tulang tidak memproduksi jumlah sel darah yang cukup.
Sedangkan biopsi bertujuan memeriksa jumlah dan jenis sel yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang pasien.
Tes pembekuan darah dianjurkan jika dokter mencurigai adanya gangguan perdarahan.
Jika mencurigai bahwa limpa pasien membesar, dokter bisa menyarankan USG. Tes ini akan menggunakan gelombang suara untuk membuat gambaran tentang limpa Anda. Ini dapat membantu dokter Anda menentukan apakah limpa Anda memiliki ukuran yang tepat.
Advertisement
Cara mengobati trombositopenia umumnya akan tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan tingkat keparahan kondisi Anda. Jika kondisi Anda ringan, dokter Anda mungkin n menunda pengobatan dan hanya memantau kondisi.
Untuk mencegah penyakit ini menjadi semakin memburuk dengan beberapa cara, yaitu:
Apabila Anda memiliki jumlah trombosit yang sangat rendah (trombositopenia berat), maka pengobatan yang dapat dilakukan adalah:
Komplikasi trombositopenia yang mungkin terjadi meliputi:
Cara mencegah trombositopenia yang bisa dilakukan meliputi:
Jika Anda memiliki tanda atau gejala-gejala lain yang tidak disebutkan maupun kekhawatiran serta pertanyaan lainnya, konsultasikan dengan dokter.
Selain itu, segera periksakan kondisi ke dokter jika Anda mengalami pendarahan yang tidak berhenti.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis trombositopenia agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Dokter Terkait
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved