1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Trauma abdomen atau cedera perut
Trauma abdomen adalah kondisi rongga perut mengalami luka, yang lazim ditemui di unit gawat darurat. Penyebabnya sangat beragam, mulai dari benturan langsung ke perut, terjatuh, tertusuk benda tajam, hingga tertembus peluru.
Kondisi yang juga disebut trauma atau cedera perut ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ di dalam perut manusia. Sebagaimana yang kita ketahui, rongga perut merupakan tempat bagi semua organ pencernaan (seperti lambung, usus halus, usus besar, pankreas, hati, dan kantung empedu), ginjal, serta limpa.
Abdomen dapat mengalami cedera atau trauma dengan berbagai tingkat keparahan. Kondisi ini tergantung pada mekanisme terjadinya cedera serta jenis benda yang terlibat.
Trauma abdomen bisa dikelompokkan dalam dua jenis berikut:
Trauma tumpul abdomen terjadi ketika perut mengalami benturan keras. Benturan ini bisa muncul akibat kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, terjatuh, cedera saat berolahraga, atau pukulan. Organ yang paling sering terkena adalah limpa, hati, dan usus halus.
Trauma tembus abdomen biasanya muncul karena robekan pada rongga perut akibat luka tembak atau luka tusuk. Misalnya cedera oleh pisau, peluru, atau ledakan.
Trauma tembus ini akan mencederai organ vital dalam abdomen. Hati menjadi merupakan organ yang paling sering mengalami luka.
Gejala trauma abdomen bisa berbeda-beda dan tergantung pada jenis yang dialami oleh pasien. Mari simak penjelasannya di bawah ini:
Gejala trauma tumpul sering tidak muncul seketika setelah terjadi benturan. Tapi keluhan yang muncul bisa berupa:
Karena keluhan yang jadang terlihat secara langsung, diagnosis trauma abdomen jenis ini sulit dilakukan dan kerap memakan waktu.
Gejala trauma tembus umumnya bisa langsung terlihat. Contohnya, perdarahan dari perut dan munculnya lubang atau luka di perut.
Meski begitu, jenis keluhan yang muncul bisa pula tergantung pada berbagai faktor. Mulai dari jenis senjata atau benda tajam yang terlibat, letak dan besar cedera, organ mana yang terluka, serta jumlah luka.
Penderita mungkin akan mengalami kehilangan darah dan pingsan, sehingga bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan segera.
Penyebab trauma abdomen biasanya dikategorikan berdasarkan jenis maupun mekanisme terjadinya cedera berikut:
Beberapa faktor di bawah ini dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengalami cedera perut:
Untuk memastikan diagnosis trauma abdomen dan kondisi pasien, dokter dapat menereapkan sederet langkah pemeriksaan di bawah ini:
Trauma abdomen harus ditangani sesuai dengan algoritma advanced trauma life support (ATLS) yang meliputi:
Menilai jalan nafas. Apakah pasien dapat bernafas dengan bebas tanpa adanya sumbatan. Perhatikan seluruh bagian wajah dan leher apakah ada memar, luka atau cedera laiinya. Jika tidak ada dapat dilakukan chinlift untuk membuka jalan napasnya. Cara melakukan chinlift adalah gunakan jari tengah dan jari telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien lalu angkat dan dorong dagu ke atas.
Menilai pernapasan pasien, apakah pasien mengalami kesulitan bernapas? apakah ada bunyi napas dan gerakan dada saat bernapas? jika tidak, dapat memberikan napas buatan
Pada tahap sirkulasi adalah tahap penilaian apakah denyut teraba? Jika tidak teraba nadi maka lakkan cardiopulmonary resuscitation (CPR), lalu mintalah bantuan oranglain untuk menghubungi ambulans.
Selain itu, jika melihat adanya pendarahan maka pendarahan tersebut dapat dibalut dengan kain bersih. Namun, apabila terdapat pisau yang masih tertancap di perut maka jangan dilepaskan karena akan berakibat pendarahan.
Pada tahap disability, dokter akan melakukan penilaian kesadaran dengan cepat, apakah pasien sadar, hanya respons terhadap nyeri atau sama sekali tidak sadar. Apakah pasien bisa bergerak? apakah pasien dalam keadaan sadar?
Dokter akan melepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat mencari cedera yang mungkin
ada pada tubuh pasien.
Metode ATLS bisa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Pemeriksaan yang selanjutnya dilakukan adalah pemeriksaan sekunder. Metode ini mencakup pengecekan fisik dari kepala hingga kaki pasien secara lengkap yang bisa berupa:
Operasi diperlukan secepatnya untuk trauma intraabdomen yang signifikan, terutama yang mengakibatkan perdarahan dan menunjukkan gejala. Misalnya, hipotensi (dengan atau tanpa keluhan perut kembung), denyut nadi melemah, denyut jantung cepat, pernapasan yang cepat atau lambat, serta tanda peritonitis.
Jika operasi darurat diperlukan, pasien dengan trauma tembus harus menjalani tes laboratorium dasar, seperti tes golongan darah, tes urine, dan pemeriksaan lainnya.
Tes ini bisa meliputi CT scan, USG, serta MRI.
Advertisement
Pengobatan trauma abdomen harus diawali dengan survei primer cepat guna mengidentifikasi masalah langsung yang kemungkinan mengancam jiwa. Jika dibutuhkan, pasien bisa mendapatkan resusitasi.
Pasien trauma abdomen tembus harus dibawa ke rumah sakit sesegera mungkin. Seberapa cepat penanganan dan proses menghentikan pendarahan merupakan kunci keselamatan pasien.
Cedera tembus kemungkinan akan ditangani oleh dokter spesialis bedah. Misalnya dengan laparotomi, yakni melakukan sayatan di perut.
Sementara pengobatan non-terapeutik sebaiknya diminimalisir pada pasien trauma tembus supaya tidak menunda diagnosis maupun pengobatan cedera.
Perawatan dengan metode non-operasi banyak dipakai untuk mengatasi cedera tumpul pada perut. Misalnya dengan mengandalkan prosedur MDCT (Multi-detector row computed tomography) dan tindakan medis minim invasi seperti angio-embolisasi.
Pengobatan tanpa operasi biasanya diterapkan pada pasien yang memiliki tekanan darah stabil. Namun untuk pasien dengan kondisi parah, dokter juga bisa menyarankan laparotomi.
Jika membutuhkan obat pereda sakit, dokter akan memberikannya sesuai dengan kondisi pasien. Sementara obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) tidak akan diberikan karena berpotensi menyebabkan perdarahan.
Bila tidak ditangani dengan cepat dan benar, trauma abdomen bisa menyebabkan komplikasi berupa:
Cara mencegah trauma abdomen bisa dilakukan dengan langkah-langkah berupa:
Trauma tembus di perut umumnya akan langsung terlihat, sehingga pasien bisa segera dilarikan ke UGD terdekat. Namun cedera tumpul pada perut biasa jarang bergejala.
Padahal, trauma abdomen, baik tumpul maupun tembus, termasuk kondisi gawat darurat medis yang memerlukan perawatan yang cepat dan tepat. Karena itu, segera ke rumah sakit jika Anda mengalami gejala berupa:
Pasien yang mengalami cedera tembus di perut biasanya akan langsung dibawah ke UGD terdekat. Jadi tidak ada persiapan yang bisa dilakukan.
Sedangkan untuk pasien cedera tumpul di perut, persiapkan beberapa hal di bawah ini sebelum melakukan kunjungan ke dokter:
Dokter kemungkinan akan mengajukan pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis trauma abdomen agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved