Tracheomalacia adalah kondisi yang terjadi ketika tulang rawan di trakea rusak atau tidak berkembang dengan baik. Alih-alih tumbuh keras dan kokoh, dinding trakea menjadi lemah dan tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Trakea adalah saluran udara yang menghubungkan kotak suara dan paru-paru. Fungsi utama trakea yaitu untuk menyuplai udara ke paru-paru dan menyaring benda asing yang terhirup oleh saluran pernapasan sehingga paru-paru dapat terjaga dan pernapasan pun menjadi lancar.
Oleh karena itu, jika pada trakea yang mengalami tracheomalacia, tulang rawan di sekitar trakea tidak dapat menjaganya tetap terbuka, terutama saat tubuh mengeluarkan napas.
Tracheomalacia dibagi ke dalam dua jenis. Tracheomalacia tipe 1 merupakan jenis kondisi bawaan yang terjadi semenjak lahir (congenital tracheomalacia). Sedangkan tracheomalacia tipe 2 adalah jenis tracheomalacia yang didapatkan karena faktor tertentu (Acquired tracheomalacia). Biasanya, tracheomalacia tipe 2 disebabkan oleh cedera di bagian leher atau akibat tenggorokan yang berulang kali terinfeksi.
Dibandingkan dengan tracheomalacia tipe 1, angka kejadian tracheomalacia tipe 2 terhitung lebih jarang. Tracheomalacia itu sendiri merupakan kondisi yang tergolong langka. Menurut data Rare Disease Organization, tracheomalacia diperkirakan dapat terjadi pada 1 dari 1.200 kelahiran.
Kondisi ini dapat beragam tingkat keparahannya, ada yang dapat ditangani dengan cukup mudah dan ada pula yang mengancam nyawa. Tetapi, kebanyakan anak-anak yang menderita tracheomalacia akan membaik kondisinya saat berumur 2 tahun, sehingga tidak memerlukan operasi.
Gejala yang dialami oleh penderita tracheomalacia tipe 1 biasanya muncul saat seorang bayi berusia 4 hingga 8 minggu. Sementara untuk tracheomalacia tipe 2, gejalanya akan muncul saat luka atau cedera di bagian leher sudah cukup merusak trakea.
Gejala-gejala yang dapat muncul akibat tracheomalacia, antara lain:
Baca juga: Fungsi Tenggorokan yang Penting dalam Sistem Tubuh Manusia
Trakea yang sehat tersusun oleh serangkaian tulang rawan dalam bentuk cincin yang terlihat seperti huruf “C”. Tulang-tulang tersebut berfungsi untuk membuka jalan napas selama proses pernapasan berlangsung.
Pada tracheomalacia, tulang rawan pada trakea rusak atau tidak terbentuk dengan baik. Pada suatu kasus, tulang rusuk penderita tracheomalacia dapat melebar dan memiliki bentuk seperti huruf “U”. Adanya kelainan bentuk pada tulang rawan tersebut menyebabkan tulang rawan tidak cukup kuat untuk menopang jalan napas agar sepenuhnya terbuka.
Hal tersebut lantas menyebabkan membran di bagian belakang saluran napas mengganggu pernapasan dan membatasi aliran udara.
Adapun penyebab terjadinya kerusakan atau kelainan bentuk dari tulang rawan pada trakea dapat berbeda pada tiap tipe tracheomalacia. Berikut penjelasannya:
1. Tracheomalacia tipe 1
Tracheomalacia tipe 1 dapat disebabkan oleh kondisi tertentu yang menyebabkan cacat lahir seperti:
2. Tracheomalacia tipe 2
Tracheomalacia tipe 2 bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
Baca juga: Ragam Kelainan Kongenital yang Umum Terjadi pada Bayi
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena tracheomalacia, antara lain:
Tracheomalacia dapat didiagnosis dengan memeriksa pernapasan anak dan juga riwayat medisnya. Selain itu, beberapa tes penunjang juga dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis tracheomalacia, antara lain:
Magnetic resonance imaging (MRI) adalah jenis pemeriksaan radiologi yang dilakukan menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menampilkan gambar organ serta jaringan di dalam tubuh, termasuk area trakea secara lebih detail.
Advertisement
Pengobatan tracheomalacia berfokus pada perawatan terkait penyebab yang mendasarinya dan pengelolaan gejala, tergantung dari seberapa parah kondisi tersebut.
Umumnya, anak-anak yang menderita tracheomalacia dapat dirawat dengan menjaga kelembapan udara dan pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi. Dengan langkah tersebut, gejala-gejala yang mereka alami akan membaik seiring waktu, dan tulang rawan pada trakea akan sembuh dengan sendirinya.
Tetapi, pada beberapa kasus, tracheomalacia dapat juga berbahaya bagi anak-anak karena saluran udara yang bermasalah akan makin mengganggu saat mereka batuk. Dokter juga mungkin akan memberikan pengobatan pada komplikasi tracheomalacia yang umum terjadi seperti GERD.
Dokter dapat meresepkan beberapa obat berjenis ipratropium bromide, yang dapat membersihkan saluran udara anak-anak yang menderita tracheomalacia. Selain itu, cairan yang mengandung garam juga dapat diberikan dokter, guna mengurangi kekentalan berbagai zat yang menghambat saluran udara.
Terapi fisik atau fisioterapi juga dapat membantu membersihkan dahak yang mungkin berkutat di saluran udara dan berisiko menimbulkan infeksi. Fisioterapis dapat membimbing pasien tracheomalacia untuk menjaga kesehatan paru-paru mereka dengan olahraga atau prosedur khusus yang dapat membantu membersihkan saluran udara.
Pada beberapa kasus, penderita tracheomalacia juga memerlukan prosedur BiPAP (bilevel positive airway pressure) atau CPAP (continuous positive airway pressure). Kedua prosedur ini melibatkan penggunaan masker khusus di wajah mereka yang dapat membantu mendorong udara masuk perlahan ke paru-paru.
Operasi biasanya dibutuhkan pada kasus tracheomalacia yang parah dan tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Ada beberapa jenis operasi bagi penderita tracheomalacia, antara lain:
Baca jawaban dokter: Berapa lama selang trakeostomi harus dipakai?
Tracheomalacia dapat menimbulkan sejumlah komplikasi, seperti:
Cara pencegahan tracheomalacia belum diketahui secara pasti karena tidak ada cara mencegah tracheomalacia pada bayi baru yang lahir.
Namun bagi ibu hamil, Anda dapat menjaga kesehatan selama kehamilan serta mempelajari tanda-tanda persalinan prematur. Jadi, Anda dapat segera mencari perawatan medis jika hal itu terjadi. Perawatan yang tepat dapat mencegah bayi Anda lahir terlalu dini.
Sementara itu, tracheomalacia yang terjadi orang dewasa sering kali merupakan komplikasi dari penyakit paru-paru. Oleh karena itu menjalani perawatan paru-paru yang baik dapat membantu mencegahnya.
Anda dapat menerapkan pola hidup sehat untuk menjaga kesehatan paru. Selain itu, jangan merokok atau menggunakan vape. Merokok dan vaping meningkatkan risiko bronkitis kronis, emfisema, dan kanker paru-paru.
Segera hubungi dokter jika anak Anda mengalami gejala-gejala berikut:
Anda juga disarankan untuk menghubungi dokter jika anak Anda mengalami gejala-gejala pernapasan lain yang mengkhawatirkan.
Sebelum pemeriksaan ke dokter, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis tracheomalacia agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved