1 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Salah satu gejala TSS paling umum adalah timbulnya ruam pada tangan dan kaki.
Toxic shock syndrome (TSS) atau sindrom syok toksik adalah sekumpulan gejala yang timbul akibat racun dari bakteri strain Staphylococci.
Racun yang dihasilkan dari bakteri tersebut dapat mengakibatkan kegagalan organ vital seperti hati, paru-paru atau jantung.
Kondisi ini kerap dikaitkan dengan penggunaan tampon dengan daya serap tinggi pada wanita muda. Meski begitu, TSS dapat terjadi pada berbagai kelompok usia dan gender, termasuk pria dan anak-anak.
Kondisi ini termasuk langka, tapi dapat membahayakan nyawa penderitanya ketika terjadi. Oleh karena itu, TSS digolongkan sebagai kondisi kegawatdaruratan medis. Penderita TSS dapat sembuh total selama mendapatkan perawatan medis dengan segera.
Gejala TSS dapat muncul secara tiba-tiba dengan tanda yang berbeda pada tiap orang, tergantung dari jenis bakteri penyebabnya.
Namun secara umum penderita sindrom syok toksik akan mengalami gejala-gejala berikut:
Toxic shock syndrome bisa disebabkan oleh beberapa jenis bakteri, yaitu:
Toxic shock syndrome dilaporkan pertama kali terjadi pada tahun 1978 akibat pemakaian tampon berdaya serap tinggi saat menstruasi.
Penyebabnya diduga karena pemakaian yang terlalu lama. Bahan kapas dari tampon yang dibiarkan terlalu lama menyerap darah akan membuat lingkungan dalam vagina terus-terusan lembap. Lingkungan vagina yang lembap menyebabkan bakteri bertumbuh dengan cepat.
Selain itu, tampon yang bergeser bisa menghasilkan robekan mikroskopis di dinding vagina sehingga dapat merusak pembuluh darah kecil. Tampon yang tidak diganti dalam waktu yang lama juga bisa menyebabkan kekeringan di vagina yang membuat robekan lebih mungkin terjadi. Luka tersebutlah yang menjadi jalan masuk bakteri Staphylococcus ke pembuluh darah.
Sebenarnya, bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang normal berada di tubuh dan biasanya tidak menyebabkan infeksi. Sebagian besar orang memiliki antibodi atau kekebalan tubuh yang dapat mencegah terjadinya infeksi akibat bakteri ini.
Namun, tidak semua orang memiliki kekebalan tubuh tersebut sehingga lebih berisiko mengalami infeksi bakteri S.aureus. Selain dipicu oleh penggunaan tampon, infeksi bakteri ini juga dapat terjadi akibat penularan dari orang lain yang mengalami infeksi serupa.
Infeksi S.aureus pun bisa muncul sebagai lanjutan dari infeksi lain seperti pneumonia dan sinusitis.
TSS yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pyogenes dapat terjadi sebagai infeksi sekunder. Kondisi ini umumnya dialami oleh orang yang baru saja mengalami cacar air, selulitis bakteri (infeksi pada kulit dan jaringan di bawahnya), atau orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
Secara normal, bakteri ini terdapat di vagina dan tidak menyebabkan infeksi. Bakteri Clostridium sordellii dapat masuk ke rahim saat menstruasi, melahirkan, atau prosedur medis (seperti aborsi). Bakteri ini juga bisa masuk ke aliran darah melalui obat yang disuntikkan melalui pembuluh darah.
Baca juga: Jangan Salah, Begini Cara Memakai Tampon yang Aman
Berikut ini faktor-faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena sindrom syok toksik:
Baca jawaban dokter: Gatal menggunakan pembalut saat haid, bagaimana cara mengatasinya?
Apabila mencurigai seseorang mungkin menderita toxic shock syndrome, dokter akan memberikan cairan infus serta antibiotik sesegera mungkin meski diagnosis TSS belum dipastikan sepenuhnya.
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan, seperti:
Advertisement
Penderita TSS harus segera dibawa ke rumah sakit. Penanganan untuk pasien TSS umumnya akan dilakukan di ICU (Intensive Care Unit). Perawatan akan dimulai dengan pemberian antibiotik guna meredakan infeksi yang terjadi.
Pada beberapa kasus, pasien dapat pula diberikan imunoglobulin. Imunoglobulin adalah antibodi murni yang didapatkan dari darah yang didonorkan oleh orang lain. Pemberian imunoglobulin juga dipercaya dapat membantu untuk melawan infeksi.
Selain kedua perawatan di atas, langkah-langkah di bawah ini juga dapat dilakukan untuk membantu mengatasi TSS:
Umumnya, penderita TSS akan membaik dalam waktu beberapa hari. Namun mungkin perlu waktu hingga beberapa minggu sebelum kondisi pasien benar-benar pulih dan diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit.
Sindrom syok toksik merupakan kondisi yang mengancam nyawa. Dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat mempengaruhi organ-organ utama tubuh. Jika tak ditangani, sindrom syok toksik dapat berujung pada komplikasi berupa:
Untuk dapat mencegah penyebaran bakteri penyebab terjadinya toxic shock syndrome, Anda disarankan untuk rutin mencuci tangan. Selama menstruasi, risiko TSS pada wanita dapat berkurang apabila:
Baca juga: Kenali Kelebihan Pembalut, Tampon, dan Menstrual Cup
Awal terjadinya toxic shock syndrome bisa serupa dengan infeksi lainnya. Namun, infeksi yang terjadi pada TSS dapat berkembang menjadi kondisi serius dan membahayakan nyawa.
Segera hubungi dokter saat Anda yang awalnya mengalami sakit ringan, namun berkembang dengan cepat menjadi kondisi parah. Terutama jika kondisi ini disertai dengan munculnya gejala di seluruh tubuh.
Umumnya, TSS baru terdeteksi setelah memasuki fase gawat darurat. Namun apabila Anda khawatir tentang risikonya, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai pencegahan serta faktor risiko yang Anda miliki.
Berikut ini beberapa informasi yang dapat membantu Anda untuk mempersiapkan kunjungan ke dokter:
Saat konsultasi, dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan seperti di bawah ini:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan penunjang. Langkah ini bertujuan memastikan diagnosis toxic syok syndrome agar penanganan yang tepat bisa diberikan.
Advertisement
Penyakit Terkait
Artikel Terkait
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved